Haechan menatap tak suka kepada seorang wanita yang sudah mengganggu kencannya dengan Renjun.
Wanita itu tiba-tiba datang dan memeluk Renjun seenaknya, bahkan Haechan yang tadi duduk di samping sang kekasih kini sudah berpindah menjadi duduk di hadapan mereka berdua.
"Kamu juga pasti rindu sama aku kan?" Haechan hanya mendengus mendengar ucapan wanita itu yang begitu percaya diri.
Wanita itu yang merasa tengah di tatap, melirik sebentar kepada Haechan yang kini tengah menyeruput es teh manis sembari mengalihkan pandangan darinya.
"Eh itu temen kamu ya?" tanya wanita itu sembari menunjuk Haechan dengan dagu nya.
'Bukan temen mbak tapi pacar!' teriak Haechan dalam hati.
"Mbak nya siapa ya?" tanya Haechan kesal, ingin rasanya dia cepat-cepat pergi dari sini. Tapi dia tak mau jika membiarkan wanita itu hanya berduaan dengan Renjun.
"Mantan pacar" Jawab Renjun cepat. "Oh mantan toh" kata Haechan sembari tersenyum mengejek kepada wanita yang kini tengah menatapnya dengan tajam.
"Jun temen kamu jelek banget sih, dekil lagi. Pasti gak bakal ada deh cewek yang mau sama dia" hampir saja Haechan melempar gelas yang tengah di pegang nya, jika saja dia tak ingat yang tengah berbicara dengannya adalah seorang wanita.
Begini-begini juga dia tak mau jika harus menyakiti seorang wanita, bagaimana pun Haechan itu adalah seorang laki-laki yang pantang main tangan kepada seorang wanita.
"Emang ada cewek yang mau sama dia?" kata Renjun yang akhirnya bersuara, senyuman wanita itu semakin lebar ketika mendengar ucapan Renjun.
Sedangkan Haechan sedikit tertegun. Begitu mendengar ucapan Renjun, apa pemuda tampan itu akan meninggalkan nya dan akan kembali bersama dengan wanita itu?.
"Tidak akan ada, karena hanya aku yang akan bersama dengannya. Siapapun yang mencoba mengambilnya dari ku, pasti akan langsung aku habisi dengan kedua tangan ku sendiri" senyuman wanita itu yang sendari menggembang seketika luntur.
"Jun kamu pasti bercanda kan?" Renjun hanya menatap datar mantan kekasihnya itu, wanita itu memang sangat menyebalkan bahkan dari zaman mereka pacaran dulu.
"Lebih baik lain kali kalau liat gue jangan di samperin, lu bikin kencan gue berantakan aja" kata Renjun sembari menghampiri Haechan yang hanya diam sembari menatapnya.
"Jun kamu serius?" Renjun hanya diam tak berniat menanggapi ucapan mantan kekasihnya itu.
"Ayo pulang" kata Renjun sembari menarik tangan kekasih manisnya dengan pelan.
"Jun kamu serius?, kamu mau sama orang dekil kayak begitu?. Kamu kayaknya udah gak waras deh karena di tinggal sama aku, makanya ayo balikan" Kata wanita itu sembari menarik tangan Renjun untuk menjauh dari Haechan.
Plak
"Sekali lagi lu hina pacar gue, habis lu di tangan gue" kata Renjun sembari menarik tangan Haechan untuk pergi dari sanah setelah menampar wanita itu sampai terjatuh.
"Kamu terlalu kasar" Renjun hanya menghela nafas mendengar ucapan kekasihnya.
"Aku tak suka jika ada yang menghina kamu seperti itu" kata Renjun sembari menarik Haechan kedalam pelukannya.
"Tak usah di pikiran kan kata-kata wanita itu tadi, aku suka kamu apa adanya. Kamu tak usah khawatir" kata Renjun sembari mengecup kening si manis dengan sayang.
"Jangan temuin dia lagi" pinta Haechan sembari memeluk Renjun dengan erat.
"Tak akan, aku janji" Renjun tau kekasih manisnya itu pasti tengah merasa tak percaya diri, kata-kata mantan kekasihnya itu tadi memang sangat keterlaluan.
"Kayaknya kata orang-orang bener deh, kalau kamu sama aku itu malah kaya susu sama kopi. Mending kita putus aja ya, cari yang lebih baik dari aku" Renjun hanya mampu menghela nafas begitu mendengar ucapan kekasih manisnya.
Ini dia yang Renjun tak sukai dari Haechan, pemuda manis itu sering sekali merasa tak percaya diri. Padahal mau seperti apapun Haechan tetap mempesona di matanya.
"Mau seperti apapun kamu, aku tetep suka. Aku tak akan mempersalahkan hal kecil seperti ini, jadi tolong ya jangan pernah berpikir buat ninggalin aku lagi" pinta Renjun sembari menangkup kedua pipi bulat si manis.
"Aku cinta sama kamu, hanya kamu.
Aku tak pernah jatuh cinta dengan orang lain kecuali kamu. Dan untuk mantan ku, dulu aku menjadikannya sebagai kekasih karena aku ingin merasakan yang namanya jatuh cinta. Tapi tetap saja jantung ku tak berdebar ketika bersamanya, berbeda
Sama kamu yang selalu bisa membuat ku menggila setiap saat" kata Renjun sembari tersenyum menatap wajah sang kekasih yang sudah memerah begitu mendengar ucapannya."Gombal" kata Haechan sembari memukul dada Renjun pelan.
"Serius sayang" Haechan hanya mampu menundukkan wajahnya, dia benar-benar malu mendengar ucapan Renjun yang kelewat kuno. Tapi Haechan suka walaupun gombalan Renjun tak kreatif tapi mampu membuat jantung Haechan berdebar tak beraturan.
"Jangan pernah berpikir seperti ini lagi ya?" Haechan hanya dapat megangguk menanggapi ucapan Renjun dengan wajah yang masih menunduk.
"Tatap aku dong manis, kekasih kamu itu ada di depan bukan di bawah" kata Renjun sembari menarik dagu Haechan untuk menatap wajahnya.
"aku cinta mati sama kamu, jangan pernah tinggalin aku ya" Pinta Renjun seraya menyatukan bibir mereka berdua.
Renjun bersumpah tak akan pernah meninggalkan Haechan sampai kapan pun, dia tak akan membiarkan si manis menjauh dari kehidupannya.
TBC
Mungkin alurnya gak beda jauh sama cerita - cerita sebelumnya, jadi tolong maklumin aja karena gue gak terlalu jago baut cerita makanya isinya ngebosenin banget kayak begini.