3. Hampir Bertemu

23 3 0
                                    

Haaii
Belum revisi ya
Selamat membaca
.
.
.

Hari Rabu yang cerah, pikir Aira. Pasalnya hari ini hari pertama ia bekerja. Semoga ia akan nyaman, walaupun berpisah dengan sahabatnya tapi Aira usahakan akan mencari teman yang akan membuatnya terjaga dan nyaman disana.

Pamit kerja setelah sarapan bersama ibu dan adiknya akan menjadi rutinitas baru diusianya kini.

"Hati-hati ya bawa motornya. Jangan lupa dimakan bekalnya". Masih seperti anak kecil gasi kalau udah kerja tapi tetep bawa bekal dari rumah. Bukan karena hemat, tapi itu sudah menjadi kebiasaan yang ga bisa ditinggalkan. Menurut ibunya, membawa makanan sendiri lebih sehat dari pada beli diluar. Pemikiran orang dulu memang seperti itu. Apalagi ditambah 'makan yang banyak biar cepet gede'. Heeey, teori dari mana itu.

"Iya Bu, Aira berangkat ya". Pamit Aira lalu menyalami tangan ibunya dan mulai menjalankan motor menuju kantor barunya.

Adiknya sudah berangkat 15 menit lalu, karena harus menaiki kendaraan umum agar sampai sekolahnya. Dirumah memang hanya ada satu motor, itupun peninggalan ayahnya dulu. Bukan motor butut ya. Ini motor metik keluaran terbaru saat itu.

Saat perjalanan, Aira tak henti memancarkan senyumnya. Bahagia sekali anak ini. Belum tau nanti bagaimana kerjanya. Setelah sampai ia memarkirkan motornya di parkiran karyawan. Lalu ia menyapa satpam yang bertugas. Menunjukan kartu identitas perusahaan dan Aira dipersialahkan masuk setelah absen finger print.

"Selamat pagi kak, saya karyawan baru disini. Ruangan devisi kreatif dimana ya kak". Hari pertama harus sopan bukan. Aira bertanya pada resepsionis kantor. Jangan sampai ia tersesat karena sok tau.

"Pagi. Untuk devisi kreatif ada di lantai 2 depan ruang devisi konten kreator ya". Jelas sang resepsionis dengan menampilkan gigi rapinya. Cantik. Satu kata yang keluar dari otak Aira. Tidak apa apa kan jika mengagumi kecantikannya. Lebih ke iri dengan perempuan didepannya yang bisa merawat diri. Tidak seperti dia yang masih dekil. Muka-muka begadang anak seni.

"Terima kasih kak, permisi". Aira tak lupa menundukkan kepala sebentar tanda terima kasih. Lalu ia menuju keruang kerjanya dengan menaiki tangga. Ada lift. Apa salahnya dia memilih alternatif lain, itung-itung olahraga bukan.

Ketemu. Setelah memutar setiap sudut di ruangan ini, akhirnya Aira bisa bertemu kepala devisi. Interior disini tidak membosankan sepertinya. Ah pasti nyaman duduk di kursi pojok dekat jendela itu, sedari tadi Aira melirik.

"Aira Oktavia Lionel ya. Selamat datang". Sapa pria didepannya dengan balutan kemeja dan nametag bertuliskan Febian Nugroho.

"Iya pak, terima kasih". Jawab Aira yang ditatap oleh Febian.

"Panggil kak aja gapapa Ra, silahkan duduk". Febian mempersilakan Aira duduk didepannya dan di angguki oleh Aira.

Febian mulai menjelaskan pekerjaan yang akan dilakukan oleh devisi kreatif di perusahaan ini. Aira mendengarkan dengan Fokus. Jangan sampai informasinya terlewatkan. Ia harus menjadi karyawan yang baik.

Setelah Aira tau akan tugasnya. Ia mulai menyalakan komputer yang ada dihadapannya. Oke, mulai bekerja dan selamat datang Aira dengan kesibukan baru.
..

Waktu istirahat tiba Aira duduk di kantin sambil membuka bekal dari ibunya. Tidak ada aturan 'dilarang membawa makanan dari luar' jadi ga ada salahnya kalau dia makan disini kan. Tiba-tiba kursi disamping terisi dan Aira kenal orang itu. Kepala devisinya.

"Kamu bawa bekal ?".

"Iya kak, udah biasa dibawain ibu dari dulu".

"Wah enak dong".

PERATURAN BARU (Posesif Boss)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang