Haaiii
Cerita belum revisi, masih murni
Selamat membaca
.
.
.
.Siapa disini yang belum tau Julian Megan. Apa hanya Aira saja, oh tidak. Bencana datang. Aira menatap orang didepannya, Julian hanya bersedekap. Jadi ini bos Aira, kenapa tidak tau sejak awal. Padahal sering ketemu, dan Aira tidak sadar.
"Kenapa ngeliatin saya seperti itu?". Tanya Julian.
"Maaf pak".
"Saya sudah pernah bilang kan, panggil saya TUAN. Mengerti".
"Baik tuan". Aira menurut.
"Aira Oktavia Lionel, umur 24 tahun lulusan desain". Aira mengangguk.
"Kau tau kan kalau perusahaan saya ada aturan dilarang pacaran". Aira bingung. Kenapa ini lagi yang dibahas.
"Tau tuan".
"Kenapa dari kemaren saya liat anda sering berduaan sama cowo". Aira makin bingung, cowo mana lagi. Dan dirinya tidak pernah pacaran selama ini.
"Maaf tuan, mungkin anda salah lihat". Elak Aira.
"Halah, ketua devisimu itu sering sekali mendekatimu. Apa kurang jelas". Aira mulai tau pembicaraannya sekarang. Memang selama Aira bekerja disini, ketua devisi Aira selalu gencar mendekatinya. Dari berangkat yang kadang memaksa jemput, makan siang sering bareng walau Aira bawa bekal, kadang juga ia dibelikan cemilan untuk taman lembur katanya.
"Tapi saya tidak ada hubungan apa-apa". Memang benar kan. Dirinya tidak ada hubungan apa-apa.
"Kalau saya minta jauhi dia bagaimana, saya tau anda tidak mau ada masalah bukan". Kenapa pembahasan semakin luas seperti ini. Iya, memang Aira tidak mau ada masalah. Tapi masalahnya, Aira kan perlu peran dari ketua devisi masa harus menjauh.
"Tapi dia ketua devisi saya tuan". Jangan mudah mengalah. Adakalanya kita harus menolak kan.
"Pokoknya saya mau anda jauhi dia, titik!". Oke, itu perintah. Aira memasang muka tak suka. Sekalinya jadi bos langsung seenaknya. Kapan Aira bisa begitu.
"Baik tuan". Aira berdiri dan meminta ijin untuk pergi dari ruangannya.
"Hey mau kemana kamu". Apalagi yang bosnya minta kali ini.
"Kembali bekerja". Jawab Aira singkat.
"Buatkan saya kopi". Aira menautkan alis. Kenapa harus dia yang buat, bukannya ada tugas masing-masing ya.
"Kan ada OG pak". Aira salah panggil. Tak apa, ia lupa.
"Saya mau kamu, sekarang!". Perintah lagi. Oke, Aira ikuti permainannya.
Aira pergi ke dapur kantor dan mulai meracik kopi. Untung dulu Aira biasa membuatkan kopi Ayahnya, jadi tau takaran. Tapi entah kalau untuk bosnya. Suka atau tidak Aira akan kasih.
Kembalinya keruangan Julian dengan secangkir kopi. Aira meletakan kopi itu dimeja Kebesaran bosnya. Terlihat Julian sedang menandatangi berkas dengan kacamata yang membuat ketampanan bertambah kali lipat. Aira kagum dengan ketampanannya.
"Terima kasih". Lirih Julian, tapi Aira masih mendengar.
"Baik. Saya permisi tuan". Aira mundur sambil menunduk.
"Nanti malam ada acara tidak ?". Baru saja Aira memegang handle pintu. Suara bariton itu terdengar lagi.
"Kebetulan tidak". Raina hari ini tidak mengajaknya kemana-mana, Refa pun tidak merengek minta belikan jajan. Jadi ga dia free.
"Ikut aku ke restoran seafood". Apa lagi ini. Apakah belum selesai permainannya.
"Saya jemput jam 7". Lanjut Julian.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERATURAN BARU (Posesif Boss)
General FictionIni bukan cerita cinta masa remaja yang sedikit-sedikit tawuran. Ini cerita soal dua manusia yang dipertemukan karna tempat dan disatukan oleh waktu. Julian Megan merupakan salah satu pimpinan perusahaan yang sedang mengincar salah satu karyawatiny...