PERATURAN BARU (Posesif Boss)

1. Perkenalan

Halo semua. Ini cerita bukan yang pertama. Namun pertama yang aku publish di wattpad setelah sekian lama ga nulis disini lagi. Dan aku awali di tahun 2023 ketika usiaku sudah menginjak umur 21 tahun. Sedikit telat tapi ya gapapa ya.
Enjoy ya. Ini hanya fiksi biasa yang aku tulis dan aku karang sendiri. Kuharap kalian suka dan bakal suka pokoknya.

.
.
.
Aira Oktavia Lionel ialah gadis cantik yang baru saja lulus sarjana desain di salah satu Universitas Yogyakarta. Diusia yang sekarang, ia telah ditinggal ayahnya berpulang tepat saat Ujian semester 5 dilaksanakan. Siapa yang akan tenang mengerjakan soal dengan hati yang bergemuruh tak karuan. Reina sebagai sahabatnya hanya bisa menenangkan dan menyemangatinya.

Aira merupakan anak pertama dari 2 bersaudara, adiknya bernama Refa Ananda Lionel. Sang adik tengah menempuh pendidikan kelas 3 SMA Negeri. Mereka sekarang hidup bersama ibunya. Bertiga dirumah sederhana namun banyak penuh dengan keharmonisan, sayangnya satu malaikat telah meninggalkan kewajibannya dulu. Dan sekarang saatnya Aira lah yang akan mengganti sosok itu. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga, karena tidak mungkin jika harus bergantung pada gaji pensiunan Ayahnya. Yang Aira banggakan, sang ayah tidak meninggalkan utang maupun piutang semasa hidupnya.

Setelah lulus kemarin, Aira dan Reina mencoba mendaftarkan diri kesebuah perusahaan digital dengan posisi devisi kreatif. Posisi ini merupakan sebuah impian sejak SMP dulu ketika sang Ayah membelikan sebuah tablet dan bisa buat menggambar dan Aira sangat menyukai kegiatan itu, alhasil Aira tertarik mengembangkan hobinya sampai bisa masuk ke perguruan tinggi seni di Yogyakarta.
Tidak jauh melenceng jika dirinya mendaftarkan ke devisi kreatif, semoga ini keputusan tepat.

Perusahaan yang mereka pilih ialah perusahaan yang sedang digemari banyak orang. Jadi akan banyak pesaing yang tertarik mendaftarkan diri. JM membuka lowongan satu Minggu lalu, tapi yang mendaftarkan diri sudah mencapai ratusan pelamar kerja. Dari ratusan itu hanya terpilih 10 orang beruntung, jadi persiapkan mental kita masing-masing.

Sebenarnya mereka berdua tidak hanya mendaftarkan diri ke satu perusahaan, sudah ada lebih dari 10 lamaran ia masukan, tapi mereka berantusias lolos di JM. Iyalah, siapa yang mau menolak.

Sayangnya setelah tiga hari lalu mereka melakukan test di satu perusahaan, Raina dinyatakan lolos tes dan diterima kerja sebagai karyawan kantor. Terpaksa mereka terpisah nantinya jika bekerja. Karena sampai sekarang Aira masih ketar ketir menunggu panggilan interview.

Mereka tengah duduk pinggir ranjang Raina. Menginap adalah hal biasa bagi mereka, seperti sudah terjadwal selama seminggu saat kuliah dulu. Sekarang atau besok mungkin sudah beda kesibukan dan bakal ada perubahan jadwal. Atau bahkan mereka tidak bisa menginap lagi.

"Ini gimana Rai, gue belum dapet panggilan manapun". Aira mengeluh pada sahabatnya. Bukan sahabat namanya jika tidak bisa merasakan kesedihan temannya.

"Gue yakin lu bakal dapet yang sesuai lu mau. Percaya deh, Tuhan maha adil. Tenang aja". Ujar Raina sambil menatap sang sahabat. Raina tau, Aira itu orang yang takut akan kesalahan. Makanya sejak dari dulu Aira tercatat memiliki point disekolah hanya sedikit, bahkan saat SMP hampir tidak ada. Saat SMA memang terkenal jaman nakal, tapi Aira tetap dalam mode waspada akan hukuman. Beranjak ke perguruan tinggi pun Aira termasuk mahasiswa teladan. Apalagi di lingkungan yang notabennya anak seni semua, Aira masih bisa menjaga namanya. Hal langka bukan, tapi itulah Aira.

"Rai, kalau lamaran gue gaada yang lolos gimana dong. Ibu sama Rafa gimana Rai ?". Kan, kalau udah bawa keluarga Raina langsung gaenak. Tapi Raina tetap berusaha meyakinkan sahabatnya agar tetap semangat.

"Masih banyak diluar sana yang bakal nunggu Lo Ai. Jangan gitu ah". Memang kan, kalau perusahaan tidak hanya disitu situ aja. Masih ada perusahan kecil yang bisa saja namanya bakal melejit ditahun depan. Kita semua ga tau nasib.