Part 12: First Time 21+ (Revised ver.)

14.8K 286 1
                                    

⚠️⚠️WARNING 21+ SCENE⚠️⚠️

READ AT YOUR OWN RISK!!!

Jangan lupa vote dan komen yaaaaaaaa 🙏🏻

Sorry kalo ada typo 🙏🏻

"Oh! Kamu lihat saya dan mantan istri saya dari luar ya?"

Bara paham betul apa yang ia tanyakan akan membuat sekretarisnya merasa tidak nyaman. Tapi melihat gelagat aneh sekretarisnya ini, sungguh menarik perhatian Bara. Ia jadi ingin sedikit mengerjainya.

Memang benar selama ini ia tidak pernah marah atau bahkan menegur Mae dengan keras. Bisa dibilang juga memang ia membiarkan Mae bersikap seenaknya dan kurang ajar padanya. Meskipun bisa saja ia memarahi sekretarisnya itu, tapi urung Bara lakukan karena... just because. Mae melakukan semua pekerjaan yang ia minta dengan baik. Tanpa ada cela bahkan bisa dibilang sempurna. Gadis itu bahkan bisa dengan mudahnya menegurnya ketika dirinya slacking on his job. Dan memang hal itu ia akui juga kadang membuat Baskara juga sering marah padanya.

Jadi, sebenarnya selain Baskara, hanya Mae seorang yang ia biarkan bersikap kurang ajar atau tidak sopan di depannya. Selain mereka berdua, bahkan sekelas Bobby pun tidak akan berani mengangkat wajahnya jika Bara sudah sedikit menguarkan amarahnya. Kedua orang tuanya pun tidak sanggup memaksa Bara melakukan apapun yang mereka mau. Menikah, contohnya.

Yah. Meskipun sebenarnya Bara sudah pernah menikah diam-diam satu kali dan sekarang jadi duda. Siapa yang mengira?

Perhatiannya kini kembali ke gadis yang masih terlihat gugup di depannya itu. Mae terlihat tidak nyaman dengan cara duduknya dan bisa Bara cium bau kegelisahan di sana. Sungguh pemandangan yang jarang terjadi.

"Kamu nggak usah takut, Mae. Kan bukan salah kamu kalau kelihatan. Memang saya saja waktu itu tidak bisa menahan diri." Kekeh Bara. Ia sedikit menurunkan aura intimidasinya dengan tawa kecilnya. Ada rasa iba saat melihat Mae jadi seperti itu. Urung juga niatnya untuk mengerjai sekretarisnya. Melihat gadis itu mengkerut di depanya seperti ini saja sudah cukup hiburan baginya.

Adohhh! Kenapa muka mesumnya Pak Bara nggak ilang-ilang sih? Pait, pait, pait, paiiittttt!!

Lain lagi yang dirasakan oleh Mae. Gadis itu memejamkan kedua matanya sambil menggumamkan sesuatu yang tidak jelas. Tidak sadar bahwa saat ini ia masih duduk di depan Bara.

Melihat keanehan Mae, Bara beranjak dari kursinya. Ia dekati Mae lalu pria itu berjongkok di samping tempat duduk gadis itu. Dari bawah ia melihat sekretarisnya masih memejamkan kedua matanya.

"Mae, kamu kenapa? Sakit?" Bara terlihat khawatir karena raut wajah sekretarisnya terlihat sedang menahan sesuatu. Apa sekretarisnya sakit?

Karena tidak ada jawaban, kemudian Bara menggoyangkan bahu Mae untuk membuatnya membuka mata.

"Kamu kenapa, Mae?" Tanya Bara lagi dengan suara agak pelan tapi tegas.

Merasakan sentuhan di bahunya, Mae terkejut dan lebih terkejut saat melihat wajah Bara ada di bawahnya. Ia berdiri tiba-tiba, namun heels nya yang setinggi 10 senti menyangkut di salah satu kaki kursi. Mae oleng dan otomatis membuat Bara terjengkang ke belakang. Keduanya jatuh bersamaan.

Mae jatuh tertelungkup menindih Bara dari atas tapi dikarenakan posisi mereka saat jatuh Mae sedang berdiri, maka posisi Bara agak di bagian bawah. Kepalanya terantuk karpet dan wajahnya tertindih sesuatu yang kenyal... dan wangi.

"Aduh!" Erangnya. Tabrakan tengkoraknya dengan karpet ternyata cukup keras, beberapa detik Bara merasakan pandangannya sedikit kabur yang dibarengi dengan denyutan nyeri.

Bara & Mae [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang