Part 31: Masalah

3.6K 126 0
                                    

Hows your day so far, folks??

Mae dan Bara kembali lagi nih! Semoga bisa menaikkan mood kalian yahh!!

Seperti biasa jangan lupa VOTE dan KOMEN di sini supaya aku tambah semangat nulis!! 🙏🏻🙏🏻

Happy reading!!

Mae benci hari Senin. Saking bencinya, tiap kali ia mendoakan sesuatu yang buruk untuk orang lain, ia selalu berkata 'Semoga harimu Senin terus!'.

Tapi kebenciannya terhadap hari Senin agaknya berkurang. Tentu saja hal itu dikarenakan Senin adalah hari dimana ia akan bertemu lagi dengan Bara setelah tidak bertemu di hari Minggu.

Ya. Sabtu memang mereka sering bertemu untuk kencan. Tapi Minggu adalah hari dimana Bara harus pulang ke rumahnya. Walau bagaimanapun ia masih harus mengunjungi orang tuanya dan Mae mengerti akan hal itu.

Pagi itu Mae menunggu Bara di dalam ruangannya alih-alih duduk di meja kerjanya seperti biasa. Entah kenapa hari itu ia sangat merindukan pacar dudanya ini.

Mae menyambut Bara dengan semua kancing baju yang terbuka. Gadis itu memberanikan dirinya. Ia pikir, toh tiap pagi Bara akan meminta jatah. Jadi, apa salahnya jika kali ini Mae yang menyiapkannya duluan.

Bara tentu saja terkejut dengan sambutan itu, tapi ia tidak membiarkan dirinya syok terlalu lama. Ia kunci ruangannya sebelum memburu Mae.

Ia turunkan cup bra nya begitu saja lalu ia lahap puting susu kiri kekasihnya.

Dengan sekali sentakan Bara mengangkat Mae dengan mudah dan memindahkan diri mereka untuk duduk di sofa. Ia pangku kekasihnya di atas pahanya yang keras berotot.

Mae menyusui Bara selama lima belas menit sebelum ia tarik puting susunya dan menggantinya dengan yang kanan.

"Enak, Yang, kalau disambut begini terus tiap pagi," Ujar Bara saat Mae memintanya untuk menyudahi kegiatan nenen paginya.

"Yah. Jangan sering-sering," Tukas Mae sembari membenahi bajunya.

"Sering-sering lebih baik, Yang!"

"Nggak, ah! Keburu Mas manja nanti!" Balas Mae menolak permintaan Bara.

"Telat kamu! Mas sudah manja. Nanti siang nenen lagi! Haram hukumnya nolak bos!" Ancam Bara dengan seringaian candanya.

"Ishh! Mana ada bos minta nenen ke sekretaris!" Ejek Mae sambil menepis tangan Bara di payudaranya yang tidak bisa dikontrol.

"Ya ada! Ini orangnya di sini." Kekeh Bara menunjuk dirinya sendiri.

"Ishh!! Bos mesum! Sukanya mentil!"

Bara tertawa lagi. Senang sekali ia diejek-ejek seperti ini. Apalagi jika yang mengejek Mae. Rasanya seperti bukan diejek tapi digoda.

"Siapa suruh punya pentil kok enak diemut!" Balas Bara yang berhasil membuat Mae malu setengah mati. Senjata makan tuan ternyata.

Karena sudah terlanjur keki, Mae memutuskan untuk keluar ruangan Bara diiringi oleh derai tawa kemenangan pacarnya. Mae sebal sekali karena tidak bisa membalas godaan Bara.

Memang sejak mereka hampir ML di apartemennya Bara malam minggu kemarin, perasaan Mae kepada kekasihnya sedikit berubah. Berubah sedikit tambah sayang!

Ketambahan sayang itu sampai membuatnya takut sendiri akan membutakannya dan mengizinkan Bara untuk memerawaninya sebelum ada pernikahan.

Pernikahan?

Hah! Tentu saja hal itu bukanlah yang ia pikirkan saat ini. Usianya masih muda dan masih banyak hal yang ingin Mae lakukan.

"Maeeee...!"

Bara & Mae [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang