Para mahasiswa terpilih yang mengikuti program liburan Fonz Group akan menginap di sebuah mansion besar nan megah yang berdiri di tengah-tengah hutan. Jarak dari pelabuhan ke mansion tersebut yang bernama Fonz Mansion membutuhkan sekitar satu jam menggunakan transportasi bus. Karena hanya ada lima bus, para mahasiswa dikelompokkan menjadi sepuluh kelompok dan kelompok lima terakhir perlu menunggu lima bus itu kembali ke pelabuhan. Violetta menjadi salah satunya dari lima kelompok terakhir itu. Beryl sudah lama berangkat bersama rombongan kelompoknya.
Sembari menunggu bus kembali ke pelabuhan, Violetta mengamati para warga Pulau Dartden yang berlalu lalang di pelabuhan. Mereka semua memakai jubah bertudung di cuaca seterik ini tanpa terkecuali. Terkadang Violetta juga merasakan tatapan tajam dari mereka. Apakah mereka tidak menyukai kedatangan orang-orang dari pulau utama?
Violetta menoleh ke belakang punggungnya saat melihat ada bayangan orang lain berada di dekatnya. Sosok laki-laki bertubuh tinggi itu memiliki warna rambut yang jarang bagi warga Kekaisaran Northoriale. Violetta menduga dia berasal dari negara tetangga dan tinggal di Kekaisaran Northoriale.
Violetta mengernyitkan alis saat laki-laki itu hanya tersenyum kecil kepadanya tanpa berkata sepatah kata pun sehingga ia memutuskan bersuara duluan. “Apa ada yang ingin kau katakan padaku?”
Lelaki itu menggeleng, lalu mengulurkan tangan padanya. “Langsung saja, sebenarnya aku terpukau dengan kecantikanmu, jadi aku ingin berkenalan denganmu. Apa boleh?”
Sesaat, Violetta merasa dirinya malu sekaligus terkejut. Selama ini dia merasa penampilannya biasa saja dan yang hanya memujinya cantik hanyalah Miguel. Violetta pikir, apakah lelaki di depannya memiliki penglihatan buruk sampai bisa berkata seperti itu?
Tak semudah itu Violetta memercayai ucapan seorang buaya darat sehingga dia membalasnya dengan dingin. “Terserah kau. Jika kau bermaksud menggodaku, segera jauhi aku atau kau akan tertimpa kesialan karena aku.” Violetta membuang muka ke laut yang terbuka sambil menyilangkan tangan.
Anehnya, laki-laki itu malah tertawa keras sampai terbahak-bahak. Violetta meliriknya, dia tidak merasakan niat buruk dari lelaki itu. Ucapannya barusan bukan kebohongan.
“Baiklah kalau kau nggak mau menerima jabatan tangan dariku.” Lelaki berambut pirang itu menarik tangannya dan dimasukkan ke saku celana. “Tapi, kau harus ingat namaku. Oliver Dorason, panggil saja Oliver.”
Setelah memandang laut cukup lama, Oliver membalikkan badan dan meninggalkan Violetta sendirian. Satu kata untuk Oliver menurut Violetta adalah aneh. Apa Oliver hanya ingin Violetta mengetahui namanya, padahal dia sendiri tidak tahu nama perempuan yang membuatnya jatuh cinta pandangan pertama?
Tak membutuhkan lama sampai Oliver tersingkirkan dari pikirannya, Violetta tenggelam dalam dunia novel yang dibacanya. Bisa dibilang, membaca buku terutama novel adalah hobinya, bahkan Miguel menyebutnya obsesi. Menurut Violetta, buku adalah teman yang tidak tergantikan.
Bus-bus yang kembali dari Fonz Mansion baru tiba saat Violetta telah menghabiskan membaca tiga puluh halaman. Violetta terburu-buru ke tempat orang-orang bergerombolan, takut ketinggalan bus tanpa ada yang menyadari Violetta tertinggal di belakang. Violetta baru bisa menghela napas panjang saat mendapatkan tempat duduk di bus. Bus langsung berangkat setelah memastikan tidak ada yang tertinggal.
Selama perjalanan, warna hijau memenuhi pandangan Violetta. Tak ada bangunan satu pun yang terlihat. Saat di kapal tadi, Violetta melihat Pulau Dartden sangat luas dan besar, seperempat dari pulau utama. Apakah itu berarti ada kehidupan kota di Pulau Dartden dan saat ini tempat Violetta tuju bukan berada di kota?
Suara ban bus berdecit pelan saat bus sudah berada di depan gerbang tinggi menjulang dan di dalamnya terdapat mansion yang tidak kalah tingginya bahkan besarnya. Bangunan yang jarang di zaman sekarang, Violetta hanya pernah melihatnya di buku sejarah. Fonz Mansion sama persis dengan tempat tinggal bangsawan di masa lalu. Violetta tidak merasa yakin bahwa Pulau Dartden memiliki kemajuan yang sama dengan pulau utama dalam beberapa aspek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bloody Banquet
VampireVioletta McArthy, seorang perempuan yang sedang menempuh studi di sebuah perguruan tinggi khusus pemilik kutukan mendapatkan undangan ke Pulau Dartden sebagai bentuk apresiasi untuk mahasiswa berprestasi di seluruh penjuru Kekaisaran Northoriale. Ia...