Chapter 02 - Sisi Lain dari Zee?
Kondisi langit Ibu kota hari ini sepertinya sedang tidak bersahabat. Hal ini dapat dibuktikan dengan awan gelap yang sudah menggumpal di langit. Dalam hitungan menit, air itu mungkin akan turun dan menjadi hujan yang mengguyur wilayah tersebut.
Satu tetesan air berhasil menyadarkan seseorang laki - laki yang tubuhnya sedang tergeletak di tanah. Sekarang dia mencoba untuk bangkit dari posisinya, tapi sebuah rasa pusing tiba - tiba terasa di kepalanya. Selain itu, rasa nyeri juga turut hadir.
Laki - laki itu berusaha untuk memaksakan tubuhnya agar berdiri, tapi rasa pusing itu justru semakin menyerang kepalanya. Akhirnya dia hanya sanggup untuk terduduk di tanah. Jemarinya memijat pelipisnya sejenak, kemudian sorot matanya berubah.
Sebuah lahan kosong. Tidak ada pemandangan lain selain dirinya yang berada di lahan kosong yang sudah di tumbuhi banyak ilalang.
Shit..., satu umpatan lolos dari bibirnya. Dia baru saja menyadari sesuatu yang sudah lama menghilang dari dirinya kini sepertinya telah kembali.
Zee menggeleng keras. Seolah tidak ingin mempercayai apa yang ada di pikirannya saat ini. Hingga selanjutnya..,
Krekk.. Argh..
Sebuah rasa nyeri kembali terasa, kali ini berpusat pada kaki bagian kirinya. Zee melirik bagian kakinya, dan segera menemukan sebuah luka akibat goresan benda tajam membuat kulit kakinya sedikit terkelupas.
Hal ini membuat dugaan di pikirannya tadi semakin menguat, sialan.
Laki - laki itu sekarang sedang berperang dengan isi kepalanya sendiri. Cukup lama, hingga rintik air hujan mulai turun dengan perlahan. Bau tanah yang bercampur dengan sampah di sekitarnya mulai menusuk ke indera penciumannya. Satu hal yang Zee tidak suka, bau tanah.
Laki - laki itu memaksakan tubuhnya agar keluar dari area tersebut.
Butuh sekitar lima menit untuk Zee tidak menjauh dari tempat menjijihkan itu. Dan sekarang dia sudah berada di halte bus kawasan tersebut.
Halte bus Darmawangka.
Zee mulai sedikit tenang saat ini. Dia merogoh saku celananya untuk mengambil ponselnya. Tapi- handphone gue kok nggak ada.
-Rasa panik itu kembali menyerang pribadi Zee. Dia berusaha untuk mengingat terakhir kali dia bersama benda tersebut. Otaknya berputar sekali, dia ingat terakhir kali dirinya berada di sekolah ketika jam istirahat kedua sedang berlangsung.
Ck, pasti tertinggal di sekolah. Dasar menyusahkan. Laki - laki itu mengusap kasar permukaan wajahnya, frustasi.
.
Waktu telah menunjukkan pukul setengah empat sore.
Chika sedang memandang kagum pada Jessi yang terlihat sangat energik di depannya. Gadis itu sedang melakukan dance, mengikuti alunan lagu Bloodline - Ariana Grande dengan sangat detailnya. Dan sekarang Chika mengerti mengapa orang - orang seantero sekolah menjagokan Jessi menjadi next kapten cheers tahun ini.
Benar apa yang dikatakan Ashel tempo lalu. Berteman dengan Jessi itu membingungkan, terlalu banyak yang mengejutkan dari gadis itu.
"Huh, capek juga." Seru Jessi ketika akhirnya duduk menyelonjorkan kakinya di dekat Chika. Gadis itu juga meneguk habis air minumnya kemudian menoleh ke arah samping. "Tumben lo belum pulang, Chik?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Distrub. (Tahap Revisi.)
Подростковая литератураSMA Bina Tara hari itu mendapat siswa baru. Arzee Kelana Mahessa. Siswa dengan predikat wanted bagi siswi - siswi seantero sekolah. Banyak dari mereka yang tergila - gila dengan laki - laki itu. Begitu hingga, salah seorang siswi justru terang - ter...