Chapter 09.

575 124 1
                                    

"Gue baru sadar satu hal, siswi yang paling ansos di sekolah ini ternyata suka sekali membolos di jam pelajaran sekolah."

"Gue nggak—"

"Nggak apa? Setiap kali gue ke perpustakaan pasti ada lo di sini. Dari jam berapa lo bolos, Chik?"

Chika menghembuskan napas jengkel. Kemudian menatap sebal ke arah gadis yang baru menarik kursi di sebelahnya. Ruangan perpustakaan sekolah saat ini sepi, sementara kombinasi dua orang aneh— siswi paling ansos di sekolah ini dan gadis intel sekolah— duduk di bangku salah satu sudut ruang perpustakaan sekolah.

Chika mengusap kasar permukaan wajahnya sekilas. Bertemu dengan gadis aneh yang selalu mengunakan Vest Biru Dongker, rambutnya di biarkan tergerai, dan cengiran sarkasnya— Ck! itu membuat susah hidupnya. Terakhir kali mereka berbicara adalah di kantin sekolah dan gadis itu meledeknya dengan kalimat 'akankah ada kisah percintaan sekolah dari seorang Yessica Irene Maharani' Chika masih ingat itu semua.

Dan sekarang ada sedikit rasa sesal dari Chika dan berharap mereka tidak saling kenal saja.

"Kopi, Chik?"

Dey menyodorkan satu kaleng kopi instan yang isinya tinggal separuh. Sementara Chika hanya melirik benda itu sekilas, kemudian menggelengkan kepalanya pelan.

"Lo ngapain di perpustakaan jam segini?" tanya Chika tanpa basa – basi. "Gue nggak minum kopi instan, ngingetin aja siapa tau lo lupa."

Dey hanya tertawa kecil, kepalanya juga menggeleng pelan. Gadis itu heran melihat sikap asli dari Chika yang begitu moody. Yaa begitulah Chika.. kalau saja Dey terlahir dari keluarga kaya raya seperti Chika, mungkin sikapnya akan sebelas–duabelas dengan gadis di sampingnya itu.

"Lo sendiri lagi ngapain di perpustakaan? Apa ada masalah?" tebak Dey.

Satu informasi lagi. Dey juga memiliki sifat yang berbanding terbalik dengan Chika. Saat Chika memilih ansos dan tidak suka basa – basi, maka Dey akan sebaliknya. Jangan heran ketika dia memiliki banyak informasi dari Chika.

"Cerita boleh kali, Chik gini – gini gue juga sahabat lo kan?" tambah Dey.

"Cerita apaan?"

"Cerita tentang masalah lo."

"Begini ceritanya.." Chika menarik napas dalam dalam. "..lo kalo kesini cuman gangguin gue mending pergi jauh – jauh. Gue lagi pengen sendiri."

Sudah di duga Dey hanya tersenyum masam. "Kalo gue nggak mau pergi, gimana?"

Chika hanya memutar malas bola matanya. Jemarinya kembali menarik buku yang tadi sedang asik dia baca. Sejujurnya Chika sampai saat ini masih tidak percaya, bagaimana bisa dirinya berteman dengan gadis itu dua tahun yang lalu?

Karena jika di amati lebih lanjut, sikap mereka berdua benar – benar jauh berbeda. Banyak hal yang berlawanan dari mereka, tapi kenapa Chika bisa berteman dengan Dey dua tahun lalu.

"Chik..?"

"Ya..?"

"Lo bolos pelajaran sampe jam ke berapa?"

"Sampai pulang, mungkin."

Dey hampir tersedak minumannya, dia terlalu terkejut dengan perkataan Chika. "Lo gila ya, Chik?! Lo nggak takut kalo absensi lo hancur?"

Apa sudah liat?

Kayak apaan banget nggak sih? Sok peduli Dan pasti setelah ini jurus basa – basinya kembali muncul. Lihat saja kalo tidak percaya.

"Lo bisa diem nggak, ini perpustakaan dilarang berisik!" tegas Chika. "Gini saja, apa yang sebenarnya lo mau dari Dhea Angelica?"

Kalimat yang sudah Dey tunggu. Gadis langsung menunjukkan senyumannya. Kemudian jemarinya bergerak untuk merogoh saku dan segera mengeluarkan ponselnya. Dey mengotak – atik benda itu terlebih dahulu, sementara Chika hanya melirik sekilas dari samping.

Distrub. (Tahap Revisi.)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang