sorry typos
.
Harry bergegas menaiki lift, Leah memberitahunya kalau Lily ada disini. Di apartment ini. Dia harus segera mengakhiri ini semua. Sebelum semuanya terlambat. Dia mengetuk perlaham pintu apartment Lily.
Mungkin dia begitu marah dengannya hingga setelah pintu itu terbuka, Lily hanya memandangnya tanpa ekspresi.
"Aku ingin kita mengakhiri semuanya, Lily." Dekapan hangat tiba-tiba saja Harry dapatkan. Lily memeluknya. Sangat-sangat erat.
"Don't leave me..." ucap Lily dengan nada yang bergetar. Harry menggendong Lily masuk dan menutup pintu apartment Lily dengan rapat.
"Aku mencintaimu..." bisik Lily tak mau melepas pelukannya sedari tadi. Harry menggeleng. "Kau tidak bisa mencintaiku. Berbahaya, Lily. Kita benar-benar tidak bisa melanjutkan semuanya. Kau anak dari rivalku." Gumam Harry.
Lily mendongak. Dia tidak mengerti dengan ucapan yang Harry maksud. Rival? Apa maksudnya?
"Rival apanya Harry? Yang jelas aku mencintaimu titik." Gumam Lily. Harry menghela nafasnya berat. Ternyata Lily belum mengerti.
Begitu Harry ingin berbicara lagi, Lily membungkamnya dengan kecupannya. Biarkan, biarkan setelah ini Harry menyebutnya pelacur atau apapun. Yang jelas, biarkan Harry hari ini miliknya seutuhnya.
"Lily, kita tidak bisa." Gumam Harry menyadarkan Lily akan alam sadarnya. Lily menggeleng dia membuka pakaian Harry dengan tak sabaran. Lalu mendorongnya dengan cepat ke tempat tidur.
"I'm not on the pill." Bisik Lily ikut membuka pakaiannya. Lihat, dia benar-benar pelacur. Harry mengeluarkan sesuatu berbungkus aluminium dari kantung celana tadi.
"I'll risk it, Harry! I'll risk it!" Lily membuang bungkus aluminium yang tadinya hendak di pakai Harry. "Kau gila?! Jika kau hamil aku tidak ikut campur Lily!" pekik Harry.
Lily tersenyum nakal. Lalu mencium Harry lagi, Harry menarik dirinya lebih dekat lagi dan Lily tidak mempermasalahkan itu.
"I'll risk it, Styles. That's what i want!" pekik Lily dengan tidak sabaran.
.
Lily memandang kamarnya dengan sedih. Semua berantakan dimana-mana. Tadi malam benar-benar gila. Dia bahkan tidak tau jam berapa mereka tadi malam selesai. Yang jelas, ketika ia bangun Harry sudah tidak ada di sampingnya.
Ponsel Lily berbunyi, nama Leah ada disana. Lily mengangkatnya.
"Kuharap kau tidak membuat musibah tadi malam Lily. Kau tidak mungkin menjalankan rencana konyolmu bukan?" ucap Leah dari sana.
"Ya, I did it. With no condoms and pill. Aku hanya tinggal menunggu hasilnya." Balas Lily dengan air mata yang terus mengalir.
"Kau gila!"
"Yes I am." Balas Lily.
"Kau tau, Harry adalah orang yang Dadmu cari selama ini. The black mask itu Harry!" Pekik Leah dari sana. "Kau salah, the black mask itu bernama Edward."
"Don't be a fool, Edward itu nama tengah dari Harry. Jadi, orang yang akan Dadmu bunuh itu adalah Harry!"
Ponsel Lily terjatuh. Tangisnya semakin menjadi-jadi.
Lily menjerit sekuat-kuatnya. Kenapa? Kenapa harus Harry?!
.
Dornan's
KAMU SEDANG MEMBACA
PERVERT
RomanceContent: 17+ SO SORRY! [Short Chapter] ❝I'll teach you how to be a good kisser, baby.❞ - Harry Styles p.s: erotic scene and lust. If you don't like this story, don't open, don't read. Don't hate me because of this story! Copyright ©2015 by Desmarme...