XVIII

16.3K 1.1K 179
                                    

sorry typos

.

"Harry!"

Jeritan Lily pun terdengar. Timah panas pun membuat Harry tak berdaya. Timah panas itu menembus kulit lengannya. Dua kali terdengar bunyi itu bergantian. Sebenarnya Dave ingin mengenai Lily, namun salah sasaran.

"Harry, Harry! Kita kerumah sakit sekarang, mari kubantu!" Lily terlihat kebingungan dan segera membantu Harry untuk masuk ke dalam mobil. Meskipun sedikit berat.

Harry terus meringis kesakitan pada lengannya yang terus mengeluarkan darah. Lily yang tidak mahir menyetir pun semakin bingung. Sedangkan Dave dibelakang mereka terus menembak mobil mereka.

Harry memberi arahan pada Lily untuk menuju sebuah rumah sakit. Dengan susah payah hampir menabrak pengendara lainnya. Hingga dengan susah payah Harry menyuruh Lily untuk bertukar posisi. Lily mengambil scraf di dalam tasnya dengan cepat lalu membalut luka Harry agar tidak semakin parah.

Perjalanan penuh darah. Begitu sampai dirumah sakit Lily minta secepat mungkin Harry di rawat. Pintu UGD tertutup rapat, Lily dilarang masuk.

Diluar dia terlihat begitu cemas menunggu diluar. Satu jam pun berlalu Dokter pun keluar.

"Bagaimana dengan Harry?" tanya Lily benar-benar cemas. "Syukurlah peluru yang masuk berhasil kami keluarkan. Anda sudah bisa menemuinya."

Setelah mendapat izin Lily segera masuk dan menemui Harry yang tengah berbaring di ranjang rumah sakit. Infus pun melekat di pergelangan tangannya.

"Masih sakit, Harry? Aku sangat mengkhawatirkanmu." Tanya Lily tak sabaran. "Bagaimana dengan Administrasinya?" Harry bertanya kembali.

"Aku bertanya bagaimana keadaanmu, Harry! Administrasinya sudah beres tidak usah pedulikan itu!" Lily mendadak marah karena Harry mengalihkan pertanyaannya.

"Tidak ada yang sakit. Ini belum ada apa-apanya. Jangan khawatirkan aku." Gumam Harry menyentuh wajah Lily dengan tangan yang satunya. Dielusnya pipi Lily perlahan.

"Cium aku. Agar lekas sembuh." Minta Harry tersenyum lebar dan tanpa penolakan segera Lily mencium Harry seperti apa yang telah mereka pelajari. Bertukar saliva pun hal yang biasa.

"Lekas sembuh, Harry." Bisik Lily menghadiahi dengan kecupan mesra di pipi Harry. Harry menganggukkan kepalanya. Dia menggeser tubuhnya sedikit minggir ke sisi ranjang.

Dia memberi kode Lily untuk berbaring disebelahnya. "Aku tidak mau. Nanti aku malah membuat lukanya semakin parah." Tolak Lily.

"Tidak. Ayolah, berbaring dan peluk aku."

Harry menarik tangan Lily untuk berbaring disebelahnya. Lily pun akhirnya menurut. Dia berbaring dan memeluk Harry posesif.

" 'Dia' merindukanmu Lily."

"Harry, kau sedang dirawat. Bisa-bisanya berpikir mesum."

"Yang dirawat lenganku. Besok aku sudah boleh pulang. Dia sudah sakit-sakitan minta dijamah."

.

Tbc

Bebep Ayang Harry

PERVERTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang