♪- The Chapter : 5 -♪

55 13 2
                                    

'2021'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'2021'

Hujan lebat tiba..

Kini Matthew tak bisa langsung pulang dari kampusnya. Ia tak punya persiapan apapun tentang perubahan musim ini.

Disela-sela tengahnya Hujan, ia melamun dan sempat berpikir tentang kejadian kemarin. Rasanya ia sangat malu jika di ulang kembali. Ia jadi membayangkan lagi wajah Ray yang begitu polos.

Jelas-jelas ia sudah melampaui batas di antaranya, dan masih saja ia memikirkan hal lain. Ray kemarin langsung saja pergi dari rumahnya, ingin menyusul tapi niat itu terhenti entah darimana datangnya.

Matthew tak tahu harus berbuat bagaimana sekarang, apa Ray masih akan datang di rumahnya saat ia pulang? Atau tidak sama sekali?

Suasana hatinya di meriahkan oleh rintikan hujan disana, seolah disambut dengan baik olehnya. Bibirnya bergerak mengatakan sesuatu tanpa bersuara. Ia perlahan meraih buku diarinya:

- 'Di saat memang aku tak seharusnya bersama dengannya.. Bisakah biarkan ia tinggal lebih lama di sana?' -

Buku itu tiba-tiba basah dengan butiran air, ia tak tersadar air matanya jatuh begitu saja. Matthew menunduk agar wajahnya tak terlihat oleh seseorang. Disini ia malah tersenyum dan mengulum bibirnya sendiri.

'Sudah saatnya.' batin ia disana. Kini ia merasakan sakit pada bagian dadanya, kian terasa menusuk lebih dalam dari biasanya. Ia selalu tersenyum dalam tangisnya.

Ia masih duduk manis menunggu bus kota itu datang, sepertinya ada keterlambatan di jalan. Matthew bosan mengeluarkan air mata bodoh ini terus menerus, dan mengeluarkan airpods nya dan memasangkan ke-dua telinganya.

Siulan kecil ia alunkan begitu saja, mengikuti irama lagu yang ia dengarkan sambil menunggu tanpa kepastian yang jelas. Matthew memejamkan matanya, menikmati terpaan angin dan cipratan kecil dari air hujan.

Bibirnya melengkung indah, dahinya halus seolah tak ada ekspresi yang terlihat disana. Rasanya Matthew ingin bertemu dengan Ray, entah kenapa ia selalu bisa mengundang rasa di dalam hatinya.

Tak berpikir lama setelah itu tiba-tiba wajah itu kembali ia lihat setelah sekian berjam-jam tak ia temui. Rambutnya basah dengan dahi yang berpeluh karena kehujanan. Sontak hal itu dibuat kaget oleh Matthew yang terlalu 'overreact' pada Beomgyu.

"Matthew.." kini pria itu memanggil nama aslinya lagi.

"Kenapa kau tidak menunggu hujan reda saja? Nanti kau bisa sakit.." ucap Matthew disana. Si pria manis hanya tersenyum, pria di hadapannya ini bertindak seolah sepasang kekasih.

"Kenapa tersenyum?" Ray menggeleng pelan.

"Theo, busnya sudah datang. Apa kau tak ingin naik?" ucap Ray disana.

Matthew lantas menolehkan kepalanya, dan benar saja bus yang ia tunggu sudah datang. Matthew langsung menarik lengan Ray paksa dan agar masuk ke dalam bus.

Rona Sastra - TaeGyu Story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang