♪- The Chapter : 6 -♪

45 12 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'2021'

Matthew bersama Ray sekarang, entah sejak saat kejadian di kamar waktu itu atau memang Ray yang senantiasa ingin bersamanya. Hari-hari yang di jalani sama seperti biasanya, tak ada lagi suasana canggung di antaranya. Kini membuat musim dingin itu hangat dengannya.

Mereka pergi untuk menikmati suasana alam, Ray yang sudah tahu banyak tentang Matthew memaklumi hal tersebut. Ia hanya ingin bersamanya, selalu.

Darahnya berdesir hangat. Ray sedang mengunyah waffle yang mereka beli tadi. Bibirnya bergerak-gerak dengan lucunya. Ada rasa ingin melakukan sesuatu dengan bibir mungil disana.

Terlepas dari pikiran kotornya, Ray sudah menghabiskan satu potongan waffle itu tadi. Disudut bibirnya terlihat remahan dan sirup maple yang tersisa. Matthew yang melihat itu langsung mengambil satu tisu untuk Ray.

Matthew memberi isyarat untuk membersihkan sudut bibirnya, dan langsung di lakukan oleh Ray disana. Bukannya bersih, malah noda itu tersebar di sekitar pipi. Matthew lantas mengambil alih untuk membersihkannya, mengambil tisu yang Ray pegang tadi dan menghapus noda disana.

Ray meremang, membiarkan Matthew membersihkan noda di sudut bibirnya. Setelah itu ia langsung membawa tisu tadi ke tempat sampah.

Matthew menggandeng tangan Ray dan mengajaknya ke suatu tempat. Sungai Han, tempat yang menjadikan ia terpikirkan sesuatu.

"Theo.." ia memanggilnya lagi.

Matthew menolehkan kepalanya, ia makin menggenggam erat tangan itu. Keduanya saling memandang, dengan tersarat rasa yang menjadikan mereka diam dalam waktu yang lama.

Ia seakan menulis.

- 'Bentala luas ini menjadi saksi bisu cinta kita. Menatap netra, tanpa mengetahui apa yang ada di balik sana.' -

Matthew jadi ingin menulisnya, sekali lagi..

.
.
.

Ray tertidur di rumah Matthew setelah pergi keluar bersama. Seperti biasa, Matthew selalu menulis. Menulis apa yang ia pikirkan tadi.

Hendak mengambil minum, Matthew melirik sebentar Ray. Tubuhnya tertutupi buntalan selimut empuk disana, mencari perhatian Matthew sekali.

Ia menggeleng tersenyum, pergi ke bawah untuk mengambil segelas air.

Tak lama selepas itu ia kembali ke kamar. Niatnya mengecek keadaan Ray lagi, tapi sesuatu yang mengganjal tiba.

Ray tidak ada disana. Hanya ada guling di dalam selimut itu.

Ia mencoba mencarinya dimana-mana, seluruh sudut rumahnya ia temui dan hasilnya— nihil.

Rona Sastra - TaeGyu Story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang