'Hanya seorang penulis kecil dengan bukunya' - TaeGyu Story [Completed]
Namanya Matthew Taeorema. Seorang penulis kecil dengan karyanya berupa buku-buku fiksi. Di umurnya yang ke 19 tahun ini banyak hal yang ia harus hadapi mulai dari kuliah, bekerj...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'2021'
*FLASHBACK ON
Suara ambulans memasuki gendang telinga Matthew. Ia harap satu manusia berlumur darah di depannya dapat kembali melihatnya.
Tapi semua itu sia-sia, dalam pandangannya terdapat satu lagi duplikat 'nya' yang tersenyum tipis di balik semua yang terjadi di sana. Kini pria itu terlihat menghilang seperti kepingan memori dalam ingatan.
Sebelumnya ia berbisik dan mengatakan, "Jaga dirimu baik-baik Matthew. Karena sebenarnya jika kau ingin menghilangkanku secara abadi, kau harus membunuh orang dari Delusimu. Aku melakukannya untukmu yang senantiasa menjaga ku dengan baik— jadi, jagalah jiwa berhargamu itu."
"TIDAK RAY!!"
. . .
Kini tak ada lagi yang harus ia halusinasikan, karena nasi sepenuhnya sudah menjadi bubur. Tak ada yang bisa ia rubah kecuali satu, yaitu takdir. Ia kehilangan melodynya, tempat bercerita dan senderan hangatnya. Tak lupa, semua itu berawal dengan hubungan fiksinya.
Matthew tak habis pikir dengan kejadian kemarin malam, sekarang ia tak pernah bisa melihat Ray lagi. Hanya sebuah kenangan fiksi yang melekat pikiran dan hatinya.
Ia berjalan dengan gontai menuju tangga untuk ke kamar. Ia masuk dan langsung memeluk bantal yang ada di sudut kamarnya. Membuat satu memori terlintas di pikirannya—
Sebuah bayangan tercurahkan dalam dirinya. Kini ia terasa bisa melihat semua unek-unek yang ada pada dirinya. Ia memang sudah kehilangan tempat nyamannya, kemana sekarang ia harus pergi?
/BRAK
"MATTHEW!!! KAU DI MANA?"
Pintu kamarnya terbuka lebar satu wujud manusia yang ia kenal terpapang di sana, dengan wajah cemasnya ia menghampiri Matthew dan memeluk sahabatnya itu.
"
Hey, Matthew.. Tenanglah kumohon.." ucap Kai di sana sambil sedikit terisak. Matthew yang sedari tadi membeku hanya bisa membatin saja, dia benar-benar sudah terlanjur diam dan sangat tenang..
Kai tahu, semua kejadian ini akan membuat Matthew lebih tersiksa lagi pada mimpi buruknya apalagi depresi yang belum hilang sepenuhnya. Ia lebih baik membisu dan membiarkan teman lamanya ini memberikan pelukan hangatnya..
"Kai.."
Lirih suara Matthew di sana seolah memecah keheningan yang terjadi diantara mereka, orang yang memiliki nama itu pun mendongak merasa dipanggil.
"Ya?"
Matthew menghela nafas sebelum berkata, "Rasanya aku sudah tidak bisa melanjutkan hidup."
Sahabatnya di sana terkaget dan lantas menjawab, "Kau tidak boleh berkata seperti itu! Bagaimana nanti jika aku tidak memiliki sesiapapun selain Kau?"
"Ada Soobin.."
Sialan, rasanya ia ingin mengumpat pada temannya ini. Tapi tenang Kai, jangan terbawa suasana. "Sudahlah, diam."
Matthew tersenyum tipis, ia mengambil obat yang ada diatas nakasnya. Sebelum itu meminum segelas air dan minum.
"Apa yang kau konsumsi?" tanya Kai.
Matthew menunjukkan obatnya lalu diangguki Kai, "Ini obat penghilang stress."
"Penghilang stress?"
"Iya, Narkoba."
"What?!?" Segera saja Kai mengambil obat itu dari tangan Taehyun lalu membuangnya disembarang arah.
"Hei, apa yang kau lakukan."
"Aku yang seharusnya berkata seperti itu!" bentak Kai. Ia menggelengkan kepalanya dan memijat pelipisnya. Tidak bisa dibiarkan temannya ini jika sendirian.
"Sudah kau tidur saja!" ucap Kai di sana. Ia memaksa tubuh Matthew tuk berbaring di atas kasurnya lalu menyuruhnya tuk tidur.
"Kai.." panggil Matthew.
"Apalagi?" jawabnya malas.
"Terimakasih sudah menjagaku selama ini.." O-ouh sebentar, rasanya Matthew sedikit berkata dengan nada bicara yang berbeda sekarang.
"Apa maksu—"
"Aku harap kau setelah ini tidak perlu menunggu yang tidak pasti. Seperti— aku.." ucap Matthew pelan.
"Karena semuanya pasti sudah ada yang mengaturnya.. Seperti takdir, aku hanya tak ingin merusak apa yang sudah memang terjadi Kai.."
Apa ini? Kai tidak mengerti apa yang Matthew ucapkan..
"Bahagialah dengan Soobin.. Kau tahu? Kau harus menjadi orang yang kuat menghadapi semuanya.." ucap Matthew sembari menutup matanya.
"Apa maksudmu Matthew? A-aku tidak bisa mengerti ucapanmu."
Wajahnya pucat pasi, bibirnya juga ungu. Apa yang diucapkan Matthew menandakan dia akan pamit?!
"Matthew.. Jangan bercanda sialan!!!" ucap Kai sambil mengguncangkan tubuh yang sudah tak bereaksi itu.
Sudah terlambat— karena memang sudah waktunya untuk kembali.. Matthew kecilku..
. . .
♪☆≡~ Rona Sastra ~≡☆♪
. . .
rubbinggyuu note: /lari Akhirnya bisa update setelah sekian lama.. Iya guys, ini angst Lama banget bikin satu chap pendek, karena author ga tega.. Buat yang nunggu Our First Meet season 2.. Aku lagi masa bikin prolog sama cover book, jadi tungguin aja-!
Stay tune untuk next book ya Thankyou dah baca! Annyeong -4 July 2023