'Hanya seorang penulis kecil dengan bukunya' - TaeGyu Story [Completed]
Namanya Matthew Taeorema. Seorang penulis kecil dengan karyanya berupa buku-buku fiksi. Di umurnya yang ke 19 tahun ini banyak hal yang ia harus hadapi mulai dari kuliah, bekerj...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
'2021'
Kehidupan penulis itu tak kunjung berubah, walau sekarang ia bisa berkuliah lagi setelah kejadian kemarin.
Sekarang misinya untuk mencari pemuda mirip seperti orang Halusinasinya. Sedikit informasi yang ia tahu, hanya nama dan umur. Walau begitu ia harus menemukan identitas dan alamat tinggal Ray.
Dengan bantuan Dokter Choi yang selalu menemaninya membuat ia merasa, masa penyembuhannya akan segera dekat.
Tapi pemikiran itu masih jauh sekali tuk dicapai, karena sebetulnya kurang dari 30% saja ia mendapat hasil itu. Matthew harus sabar menjalani masa penyembuhan dan menjadi orang yang tidak egois.
Matthew hari ini pergi ke kampus, ia ada kelas dengan penuh kuis disana. Sebelum itu, ia pergi ke 'vending machine' minuman untuk menemaninya belajar di perpustakaan kampus. Terlihat beberapa orang saja di dalam ruangan penuh dengan buku itu. Satu diantara mereka sedang membaca buku dengan konsentrasi, satu lagi sedang tertidur dengan buku yang ia baca sebagai tumpuannya. Aroma khas dari buku perpustakaan membuatnya kadang ingin terlelap saja, tapi disini Matthew tak akan menghabiskan waktunya untuk tidur.
Ia pergi ke arah ruangan khusus untuk komputer. Disini tidak ada batasan memakai komputer— dan kalian bisa memakai dengan sepuasnya, kecuali jika perpustakaan itu tutup.. Tentu saja
Niatnya untuk mengambil komputer bagian pojok dekat dinding, tapi seseorang memakainya. Baiklah, Matthew akan menggunakan yang tengah. Irisnya bergerak menelusuri sudut-sudut komputer itu, ini brand komputer yang baru rilis sebulan lalu.
Yang benar saja, perpustakaan kampusnya begitu rela mengeluarkan banyak uang untuk membeli komputer. Matthew dengan senang hati menggunakannya selagi ada waktu sebelum kelas dimulai.
Tujuan Matthew disini tak untuk bersenang-senang, ia ingin mencari identitas seseorang. Seperti seorang hacker, Matthew cukup ahli untuk mengotak-atik layar yang ada di hadapannya. Jemarinya bergerak cepat karena ia tak punya banyak waktu untuk menunggu.
Segera ia memasukkan nama seseorang yang ia ingin ketahui [identitasnya]. Terdengar helaan nafas dari bibir pria itu, Matthew tak menemukan apa-apa tentangnya. Bahkan tidak ada data apapun dari nama 'Ray Outsuka' itu. Hampir menyerah dan ingin keluar dari web itu, tapi langkahnya terhenti ketika melihat nama 'Ray Outska Gyuma' tertera disana.
Lantas Matthew dengan cepat mengetukkan jarinya untuk mencari tahu identitas pria itu. Alangkah terkejutnya dia ketika mengetahui foto yang ada di komputer itu.
'Mirip sekali.' batin Matthew mengatakan itu.
Entah ia harus lega atau bagaimana, tapi Matthew merasa ia harus cepat-cepat menemui pria itu. Karena ia tahu..
Dia lah yang asli,
. . .
"Dokter Choi!"
Matthew memanggilnya dengan menjerit pelan, seseorang itu langsung menoleh karena suara yang terbirit-birit.
"Ssst Matthew! Ingatlah, ini di rumah sakit.." ucap Dokter itu dengan sedikit berbisik, Matthew hanya menyengir mendengarnya.
"Ada apa?" tanya sang Dokter itu.
"Dokter Choi, tadi aku sudah menemukan identitas asli orang yang ada di imajinasiku."
"Oh, benarkah?" ekspresi Dokter jiwa tersebut langsung berubah ketika Matthew memberi tahu soalan tentangnya.
"Ya, aku tadi meminjam komputer di perpustakaan dan menemukan orang tersebut." ucapnya sambil berjalan berdampingan dengan Dokter itu.
"Matthew, tunggulah sebentar di ruanganku. Aku sedikit sibuk hari ini, jadi tolong bersabarlah. Ini kuncinya dan sementara kau ada disana sendirian."
Matthew mengangguk menurut, mengambil satu buah kunci dari tangan dokter itu dan langsung menuju ruangan yang dimaksud.
Matthew duduk dalam kesepian disana. Sembari menunggu, ia jadi tertarik untuk membaca beberapa buku yang tersusun rapi di sudut ruangan. Rata-rata buku itu tentang kesehatan mental seseorang, Matthew jadi ingin mencari tahu tentang penyakitnya.
Sampai dimana ia menemukan satu kata dari balik buku tebal itu.
'Delusi'
Dan sesuatu membuat atmosfer di ruangan itu seketika menghangat. Matthew tak bodoh, menyadari perubahan mendadak itu. Perasaan ini muncul ketika ia akan didatangi oleh 'Delusi'nya.
"Theo.."
Suara itu!
"Miss me?" seolah membisik, suara itu datang dari pojok ruangan disana. Kini muncul wujud laki-laki yang selama ini ia dambakan. Walau sekedar hanya bergelut di dalam pikirannya saja.
Matthew memilih untuk menghindari tatapan dan ocehan yang keluar dari mulut Delusi nya itu. Karena tahu jika ia membalas sekali saja, sudah membuat kewarasannya hilang sedikit demi sedikit.
"Kau menemukanku, Matthew?" pertanyaan itu langsung menusuk tepat di jantungnya.
"Kau tak perlu mengambil resiko besar untuk menemuinya, Matthew. Karena sebenarnya diriku lah yang asli, yang ada dan terus hidup dalam pikiranmu." Ray mulai mengoceh tak jelas di hadapannya. Saat ini Matthew hanya ingin Dokter Choi cepat kembali agar bayang-bayang Ray hilang sementara.
"Matthew, jangan memperkeruh keadaan. Kau yang menciptakanku, aku hidup dalam pikiran dan senantiasa—"
/Brak
"Dokter Choi?"
"Aku disini, maaf sedikit lama.. Banyak hal yang harus kulakukan Matthew. Jadi kau ingin mengatakan apa saja padaku?" Dokter itu langsung duduk pada singgahsananya, bak ingin menceritakan semua yang terjadi. Ia sangat serius kali ini.
"Lanjutkan Matthew." lalu ia menganggukkan kepalanya pelan.
"Seperti yang kau tahu Dokter Choi—"
"Ah, jangan panggil aku seperti itu lagi.. Panggil aku Soobin." ucap Dokter jiwa itu.
"Oh, baiklah Soobin hyung? Aku baru saja bertemu lagi dengan Delusiku setelah sekian lama.. Aku bersyukur kau sedikit keras membuka pintumu tadi, ia bagai hilang bak di telan bumi.
Aku harap setelah kau mencari alamat dan identitas tentangnya, segera kirimkan padaku.. Karena sepertinya Delusiku mulai tak terima ada dirinya yang lain, maksudku yang nyata." Dokter Soobin menganggukkan kepalanya dan mulai mengotak atik laptop di depannya.
"Namanya siapa?"
"Ray Outska Gyuma."
"Baik, tunggu sebentar."
Matthew mulai lelah dengan keadaannya, walau lega setelah mengingat masa sembuh dalam waktu dekat. Ia ingin kedua kondisi mentalnya pulih dan menjalani kehidupan normal seperti orang pada umumnya.
Mungkin ia sudah ditakdirkan seperti ini..
Tak melepas luput mata dari Dokter Soobin, ia baru mengetahui nama asli dari dokter itu sekian lama menjadi pasiennya. Rasanya lega mempunyai orang yang bisa menjadi seperti teman, keluarga, sahabat, dan segalanya baginya.
"Matthew?" panggil Soobin.
"Ya?"
"Aku menemukannya."
. . .
♪☆≡~ Rona Sastra ~≡☆♪
. . .
rubbinggyuu note: Hi, project baru SooKai ya.. Mau di spill atau surprise? Hehe
Lega akhirnya update setelah sekian lama, ini masih ada yang nungguin kah?
Okay, Thank you for your attention! Bye! -15 April 2023