♪- The Chapter : 9 -♪

29 12 2
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


'2021'

Tahun baru berakhir, kini tergantikan dengan bulan penuh cinta bagi semua orang. Matthew selaku tokoh utama di cerita ini tercengang setelah mendengar bahwa ia mengidap penyakit mental 'Delusi' dalam waktu satu minggu. Keyakinannya kepada orang yang ia temui dalam kurun waktu sebentar adalah salah, ia hanya imajinasinya saja.. Tidak lebih dari itu.

Kini Matthew mengurung diri di dalam kamarnya, masih memikirkan tentang pria bernama 'Ray' yang ternyata hanya imajinasi semata. Matthew sudah mencintainya bahkan ingin menikahi pemuda itu, tapi diselang itu ia juga tahu bahwa Ray hanya imajinasinya saja.

Netranya menghadap ke penjuru ruangan, disana nampak pemuda itu yang berjalan mendekatinya. Ia menutup matanya erat dan kini menghilang lagi sosok itu. Delusinya perlahan menjadi parah, lantas Matthew yang terus menerus memikirkannya dan diiringi dengan ia yang juga ingin Delusinya cepat berakhir.

Matthew tak bisa dibiarkan sendiri di rumah, ia harus menjalani beberapa terapi setiap hari dirumah sakit jiwa. Ray selalu muncul dalam setiap kali ia memikirkannya, dan jika tidak maka ia akan menghilang.

Ia juga terpaksa tidak mengikuti jadwal kuliahnya, mengingat betapa gilanya Matthew jika di rumah setelah mengidap penyakit itu.

Pikirannya terus terbayang dengan pemuda bernama Ray itu. Wajahnya mengekspresikan hal yang aneh dari sebelumnya. Kini Matthew seperti kesetanan.

"Matthew.." suara itu memanggilnya lagi untuk kesekian lamanya menghilang.

"Ini aku.. Ray—"

"PERGI!!!" bentak Tuan rumah itu.

Terdengar suara isakan kecil di pendengarannya, Ray benar-benar dibuat menangis oleh Matthew. Sedikit ada perasaan bersalah setelah membentak pria itu, tapi apa yang ia dengarkan saat ini hanyalah halusinasinya saja.

"Theo.." panggilnya sekali lagi.

Matthew benar² bisa luluh hanya dengan suara itu, benar-benar seperti nyata. Matthew lantas membawa tubuh itu ke dalam pelukannya.

Mungkin jika dilihat dalam penglihatan Matthew, Ray telah berpelukan dengannya. Tapi nyatanya, ia hanya memeluk dirinya sendiri.

.
.
.

Ray tengah berdiri sendirian di ambang latar tuan rumah Matthew. Kini pria itu sedang tertidur pulas menyisakan dirinya yang sebatang kara disana.

Ia memandang sekeliling kamar itu, tampak buku-buku tebal yang bertumpukan diatas meja belajar sang pemilik rumah. Ia melihat sekilas wajah polos yang tertidur dengan tenang, tidak seperti tadi yang mengamuk tak jelas dengan 'nya'.

Rona Sastra - TaeGyu Story [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang