E. Langit Cerah

6.4K 447 66
                                    

"Savian lagi, Savian lagi." sindir Zoa menghampiri Danielle yang sudah sampai duluan di kelas sambil menatap bunga yang Ia pegang dengan sumringah.

"Beneran daftar jadi member bucin, Zo." tambah Dara yang tadi bertemu Zoa di gerbang masuk, berakhir dengan berjalan ke kelas bersama sambil menggosip di pagi hari.

"Hubungannya belum jelas, salting nya melampaui batas." sindir Zoa duduk di bangkunya.

"Hubungannya belum jelas, bunga nya tak terbatas." tambah Dara.

Danielle yang mendengar celotehan kedua sahabatnya itu hanya bisa memutar netra nya malas. Akhir-akhir ini semenjak dirinya dan Savian semakin dekat, Dara dan Zoa terus meledeknya karena Savian terus memberi harapan namun tidak memberi kejelasan.

"Yang penting dapat bunga, lo berdua emang ada?"

"Sialan lo!" maki Zoa yang di sambung dengan gelak tawa Dara setelahnya.

"Eh, gue mau kasih tau sesuatu." Danielle berucap yang membuat Dara dan Zoa menatap fokus kearahnya.

"Riki sama Esha berangkat bareng lagi."

Ucapan Danielle membuat Zoa mengguncang badan Dara, "Ih anjir! Lo tuh sebenernya di jadiin apa sih sama si Riki?!" teriak Zoa.

Dara melepas tangan Zoa yang memegang kedua bahunya, "Apaan, sih? Gue sama Riki nggak ada hubungan apa-apa. Gue nggak berhak ngatur Riki, gitupun sebaliknya. Lagian gue juga nggak berharap apa-apa kok dari dia. Gue sama Riki cuma temen, TEMEN." Dara berucap sambil menekan dengan tegas kata terakhirnya.

"Jadi please, stop, mau Riki berangkat sama Esha, sama Bu Nara sekalian, bukan urusan gue."

Dara berdiri dari duduknya setelah mengatakan itu, Ia berjalan keluar dari kelas menghindar untuk mendengar nasihat yang akan Danielle dan Zoa ucapkan setelahnya.

"KEMANA OY?!" teriak Zoa.

"KUMPUL PMR!" balas Dara juga berteriak.

















































Dara membereskan kasur UKS serapih mungkin. Entahlah, walau hari ini bukan jadwal piket Dara, tetapi Ia selalu ingin membersihkan UKS.

Salah satu alasannya mungkin karena organisasi PMR kadang di remehkan. Seperti, PMR tidak berguna, organisasi beban dan lain semacamnya. Itu mengapa Dara sangat bertekad penuh untuk membuktikan bahwa PMR tidak serendah itu.

Anggota yang bergabung mungkin tidak sebanyak organisasi atau ekstrakurikuler yang lain. Tetapi Dara ingin membuktikan bahwa dengan adanya PMR, bisa mendidik seseorang menjadi remaja yang bersih, sehat, peduli terhadap sesama dan lingkungan. Karena jika kita telah memiliki karakter positif, otomatis kita juga bisa menjadi contoh dan kenselor bagi teman lainnya.

Kegiatan Dara terhenti ketika Ia mendengar bahwa pintu ruangan UKS terbuka. Menampilkan seorang lelaki dengan wajah pucat. Ia mengabaikan kehadiran Dara disana, lelaki itu langsung berbaring keatas kasur lalu memejamkan matanya.

Dara yang tadinya ingin membantu jadi sungkan untuk bertanya. Karena sepertinya seseorang ini sedang tidak mau di ganggu, Dara paham itu.

Akhirnya yang Dara lalukan hanya membuat secangkir teh hangat, dan menaruh obat serta multivitamin yang sekiranya dapat membantu meredakan gejala yang sedang orang itu rasakan.

Setelah menaruh semuanya diatas meja, Dara ingin segera keluar darisana. Namun belum sempat melangkah, Dara merasa tangannya di tarik kembali.

"Tunggu...

Mesum | Ni-Ki (ENHYPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang