AD. Nyatanya

2.6K 241 40
                                    

🗓️ 5 months later...

Hidup berjalan seperti biasanya sekarang. Walau dengan kenangan buruk, namun bukan berarti itu menjadi penghalang kita untuk memperbaiki kehidupan.

Baik Dara maupun Riki, masih sama-sama menjalani hari-hari seperti biasa, melewati kelas 11 hingga saat ini mereka menduduki bangku kelas 12.

Memang tidak sebahagia yang di rencanakan saat bersama. Dimana banyak janji-janji yang mereka buat berdua untuk tiba nya hari ini.

Namun apa boleh buat? Semuanya sudah terjadi. Jika keadaan tidak bisa diubah, maka ubahlah pikiran kita terhadap keadaan tersebut.

"Udah tau Esha pindah sekolah belum?"

Danielle yang baru saja sampai di kelas itu langsung terburu-buru menghampiri Dara dan Zoa yang tengah berbincang ringan.

"Pindah? Nggak sekolah lagi kali maksud lo." celetuk Zoa malas.

"Gila, lo update banget, Zo." ujar Danielle sembari ikut memakan cemilan yang berada di atas meja Dara.

"Tapi kok nggak kesebar ya gosipnya?Dia sering nggak masuk berminggu-minggu, terus sekarang keluar dari sekolah." Danielle bertanya kembali.

"Kasihan lah kalau kesebar." balas Dara.

"Riki masih bisa sekolah sampai tamat disini, dia nya nggak." Zoa menghela napasnya.

"Yaudah lah, urusan keluarga mereka juga. Yang penting Addara Luvena Bernessa bisa dapatin cowok yang lebih baik lagi." Danielle menangkup wajah Dara, di ikuti Zoa yang juga merangkul gadis itu.

"Contohnya cowok bernama Langit El... El apa namanya?" Zoa berpikir keras.

Dara menghempas tangan Danielle yang menangkup pipinya, "Elfatir Agarish." jawab Dara.

"Cie... Kok tau?" ledek Danielle setelahnya.

"Emang naksir dia kayaknya, Dan." Zoa ikut meledek.

"Nggak, ya!" tolak Dara tak terima.

"Riki akhir-akhir ini jarang nge-Basket gue lihat, Zo?" Danielle mengalihkan pembicaraan. Ia hanya merasa bingung setiap menemani Savian latihan, yang memimpin adalah Zoa, bukan Riki.

"Lagi kacau banget tuh anak. Gue maklum aja, jadi dia pasti bingung banget." jawab Zoa.

"Ya, nggak bisa gitu dong. Masa lepas tanggung jawab, nggak professional banget." Danielle mengela lagi.

"Kasihan, Dan. Lo kalau lihat dia pasti miris. Dia temen gue juga, bukan cuma sebatas wakil ketua. Jadi, apa salahnya gue bantu." ujar Zoa lagi.

Danielle menganggukkan kepalanya saja, Ia menyandarkan bahu pada senderan kursi lalu menghela napas dan berkata, "Udah kelas dua belas aja kita. Tiga tahun bareng-bareng sama lo berdua muak juga ternyata." candanya.

"Jauh-jauh lo." Dara menatap sinis Danielle yang sudah tertawa di hadapannya.

"Gue mau sekelas sama Savian." Danielle menekuk bibirnya sok sedih.

"Lo berdua mending buat kelas sendiri aja sana, isi nya lo sama Savian doang." celetuk Zoa.

"Emang bisa? Kalau bisa, gue buat sekarang."

Dara menggeleng-gelengkan kepalanya, "Savian zombie, ya? Otak lo di makan sama dia dah kayaknya."














































Seorang perempuan dengan perut yang tidak begitu besar berjalan pulang setelah membeli beberapa keperluan pangan dari supermarket.

Kandungannya sudah masuk usia 7 bulan, namun karena faktor hormon perut nya belum terlalu kelihatan jelas. Ia memakai masker takut-takut ada yang mengenali parasnya.

Mesum | Ni-Ki (ENHYPEN)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang