Too scared to sleep, maybe I should stay up.
—
Aku dibangunkan adekku, jam menunjukkan pukul delapan lewat empat puluh lima menit. Weekend jadwalku padat dengan latihan Taekwondo dan membantu orang rumah bersih-bersih. Kegiatan menjadi cleaning servis sudah kewajiban orang rumah. Kebersihan sebagian dari iman, itu semboyan keluarga ku.
"Kakak Sena susah dibangunin, aku kesel kesel banget." Adikku Shafa mengeluh di depan Ayah yang sedang sibuk memasak telur.
Ayahku menoleh lalu tersenyum, "Kak Sena kecapean, latihan Taekwondo mulu sampai lupa waktu."
Padahal aku latihan Taekwondo cuma seminggu tiga kali.
"Sena, bantu ayah ambilin piring." Bunda datang dari pintu belakang membawa sayuran.
Aku mengangguk melewati Shafa yang duduk manis di meja makan. Kuambil piring dari rak dan memberikan kepada Ayah. Bunda memberiku sebagian sayur untuk disimpan ke kulkas.
"Good morning sunshine!" Kakak laki-lakiku turun dari tangga dengan wajah cerah yang menurutku sangat ngeselin. "Hari ini apa tugas saya sebagai babu rumah tangga?"
Bunda memberikan pisau untuk memotong sayuran menjadi salad, "Sandy potong tomatnya kotak-kotak, jangan segitiga apalagi trapesium."
Kak Sandy memotong beberapa sayuran dengan sigap. Aku duduk di samping Shafa yang sedang mewarnai di buku gambar. Shafa menoleh lalu menunjuk dengan jari mungilnya. "Kakak Sena tadi tidurnya ngeselin, seperti sedang diserang beruang madu."
"Mungkin Kak Sena mimpi buruk." Bundaku menimpali dengan nada datar seperti biasanya.
Kak Sandy mengangkat tangannya, "Aku juga dulu sering mimpi buruk pas masih tidur dikamar Sena."
"Jangan salahin kamarnya," Ayah menaruh piring berisi telur ceplok di meja. "Mungkin emang kecapean aja."
Aku menghela napas lelah, memang bisa sebuah kamar membuat orang mimpi buruk?
"Bunda dulu seumuran Sena juga sering mimpi buruk." Bunda meletakkan nasi goreng di depan kami. "Bahkan sampai Bunda bertemu orang aneh yang mengaku titisan dewa matahari."
Ayah duduk di samping Bunda lalu menuang air mineral ke gelas, setelah meneguknya Ayah berkomentar. "Yah mimpi buruk memang gabisa dihindari, ketika tidur kita gabisa mengontrol apa yang otak kita lakukan. Alam bawah sadar lebih kuat dari yang kita kira. Makanya itu kita harus rajin ibadah dan berdoa."
"Betul! Aku tidak pernah mimpi buruk ehehe!" Shafa menjawab dengan suara sedikit berteriak.
Bunda berguman lalu menyuruh kak Sandy menambahkan dressing ke atas salad. Setelah Kak Sandy meletakkan salad di meja, Ayah memulai sesi sarapan dengan berdoa dan mengucap syukur apa yang sudah kami peroleh selama ini.
"Aku kadang lupa berdoa, karena tiba-tiba aku sudah ketiduran." ucapku setelah mengunyah beberapa kali.
"Kakak Sena kecapean kata Ayah." Shafa nyeletuk.
Kak Sandy memberikan semangkok Salad padahal aku belum menghabiskan nasi goreng ku. "Kamu istirahat dulu, jangan latihan Taekwondo mulu." katanya dengan lembut.
"Kalian bisa memancing di ternak lele Ayah," Bunda menimpali.
Ayah mengangguk setelah menghabiskan makanannya, "Ide bagus, kapan lagi memancing di empang Ayah. Kebetulan lele nya udah gede-gede."
"AKU SUKA MEMANCING AAAAA!!" Shafa berteriak yang kemudian dibukam oleh tembakan salad dari kak Sandy.
"Shafa gabisa ikut, hari ini kamu harus ke posyandu." kata bunda dengan wajah datar meskipun Shafa sekarang memasang wajah kecewa berat.
KAMU SEDANG MEMBACA
TONIGHT DREAM
Romance[YOUNG-ADULTS] Dreams in sleep are not just dreams. Sena selalu mengalami mimpi yang aneh. Dalam mimpi Sena bertemu dengan sosok bernama Leo yang mengaku sekelas dengan sahabatnya, Astina. Namun nyatanya Leo di dunia nyata tak pernah ada. Sena terj...