[ 10 ]

90 8 1
                                    

in his arms tonight I can feel many feelings

"Ayo masuk sini, I'm ready to save you."

Aku sedikit ragu untuk menyusup ke pelukan Leo. Apalagi sekarang Leo membuka selimut menunggu ku dengan wajah sok polosnya. Seolah kejadian ini sangat natural dan biasa, bukan hal yang membuatnya seperti 'wahhh'. Mungkin hanya aku disini yang berlebihan ketika diajak seorang cowok cuddle?

"Berisik, aku lagi nyiapin mental buat cuddle eek kambing ini." Ucapku agak galak yang kemudian tubuh ku sudah menyatu dengan pelukan Leo.

Udara malam ini terasa sedikit dingin daripada biasanya, pelukan erat Leo menenangkan tubuhku yang agak merindukan kehangatan. Usapan lembut yang Leo berikan di lenganku seakan menghibur. Aku merasakan napas hangat Leo menerpa leher dan pundakku, terasa geli sesaat, aku menggeliat pada akhirnya.

"Tidur, Sena. Kalo belum ngantuk kita bisa ngobrol sampai kamu capek." bisik Leo membuatku merinding ingin menonjoknya.

Dan aku beneran nonjok perut Leo. Namun Leo malah terkekeh sambil mutar tubuhku menghadapnya.

"Ayo ngobrol kalo gitu." Mengusap pipiku dengan ibu jarinya. "Kayaknya kamu banyak pertanyaan."

Aku mengangguk. "Betul. Banyak hal yang pengen aku tanyain, tapi kamu munduran dikit."

Leo memiringkan kepalanya heran. "Kenapa? ganteng ku kelewatan ya?"

Dih!

"Gak! kamu terlalu deket, aku gabisa napas." Ku dorong dada Leo sampai dia secara suka rela bergeser meski sedikit.

"let me hear what your question..."

Ku tarik napas dalam-dalam. "Kamu siapa sebenarnya?"

"Aku manusia normal yang punya nama Leonard Jonathan. Temen sekelas Astina—sahabatmu itu, dan soon jadi teman hidup Sena kalo jodoh."

Dih! (2)

"Jawaban mu kurang bermutu sumpah!"

Leo tertawa puas. "Maunya gimana emang? itu jawaban paling niat loh."

Niat dari Hongkong?

Aku memutar bola mata secara spontan, "Oke lanjut, kamu kenal Lionel?"

"Kenal sih nggak, tapi aku tau, siapa sih yang ga tau Lionel Messi?"

Woyy bukan Lionel Messi tolong!

Aku yakin Leo menutupi banyak hal. Pasti dia tau menahu soal Lionel, tak mungkin dia punya wajah Lionel tiba-tiba kan. Apa Leo ini setan yang menyerupai Lionel? bisa saja kan apalagi di era digital ini, banyak plagiarisme bertebaran, apalagi di dunia gaib kan? pasti praktek ilegal ini normal di dunia mimpi.

"Skip skip, lanjut pertanyaan yang lain." kutatap Leo dengan cermat agar saat dia bohong aku bisa tahu. "Kamu tau aku sejak kapan?"

Leo mengangkat bahunya tipis, "Kamu terkenal, Sena, wajar aku tau kamu. Tapi yang pasti aku bisa liat kamu dari dekat pas LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) pas kelas sepuluh. Dan kamu ga sadar keberadaan ku."

TONIGHT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang