[ 1 ]

294 13 7
                                    

The World of Martial Arts is Sick

Sekarang aku sedang di Sho's Studio. Tempat thrifting murah dan berkualitas yang ada di kota ini. Pemiliknya adalah teman dekatku dari Sekolah Dasar. Selepas pulang dari latihan Taekwondo, aku menyempatkan ke Sho's Studio karena temanku ini ingin menunjukkan barang unik.

"Ini tas paling lucu dan unyu-unyu yang pernah aku dapatkan selama bongkar bal." Astina menunjukan tas kecil dan mungil yang ia dapatkan, "Cocok tau... Kalau kamu yang pake, Sena."

Aku sebenarnya tak terlalu tertarik, tapi demi menghargai usaha Astina aku mencoba antusias. "Berapaan?"

Astina menepuk bahuku, "Apasi berapa berapaaa, ini tuhhh emang aku kasi buat kamu tauuu."

Tapi aku tak terlalu suka yang unyu-unyu menurut persepsi mu itu wahai Astina yang cantik dan baik hati.

Melihat anggukan kepalaku, Astina sedikit menjerit dan melompat kegirangan. "Oke!!"

Astina langsung pergi ke belakang untuk melakukan hal-hal yang tak aku tahu. Untuk mengisi waktu aku keliling melihat barang jualan Astina. Sho's Studio berkembang sangat cepat, dulu hanya sebatas jasa penitipan thrift murah, dan sekarang sudah punya studio sendiri. Bahkan Astina sudah membuka cabang di beberapa kota lain. Astina dan aku masih bersekolah di Sekolah Menengah Atas tahun kedua, tapi kami sangat berbeda. Astina punya mental kuat hingga bisa menjalankan bisnis yang tak mudah ini, sedangkan aku hanya seorang beban keluarga.

"Hai!"

Suara sapaan membuatku otomatis menoleh ke arah sumber suara. Khawatir bukan aku yang disapa, aku menoleh ke sekeliling. Di depan ku ada cowok tinggi berkulit coklat terang sedang tersenyum tertahan. Dia mengangguk ketika aku menunjuk diriku sendiri.

"Kamu Senandung kan?" Ucapnya dengan tangan mengulur minta dijabat.

Segera aku menjabatnya meski dengan kondisi kikuk. "Panggil Sena aja."

Sedikit mengeratkan genggaman, cowok dengan rambut mulet sedikit pendek ini tetap tersenyum meski sekarang dengan senyum ramah. "Udah kuduga sih, soalnya ciri-ciri mu kayak yang diinfokan Tina. Rambut Dora, tahi lalat di bawah bibir dan mata yang lebar."

"Rambut Dora?" Kulepaskan genggaman tangan kami setelah mendengar penghinaan dari cowok ini. Rambut Dora? Ini tuh namanya shaggy layer tauuu!!!

Cowo itu langsung tertawa, "Bukan aku yang bilang loh, Tina yang bilang."

Ya sebodo amat. Kalian berdua udah menghina rambut kebanggaan ku ini.

"Oh iya, kamu tau aku kan? Kita satu sekolah." Ucapnya sambil menaik turunkan alis.

Aku geleng samar, "Emang iya? Aku ga pernah liat kamu di sekolah."

Cowok itu langsung menggeleng kecewa. Sembari menepuk pundak ku, dia menunjukkan sebuah foto di ponselnya. "Ini kita pernah LDK (Latihan Dasar Kepemimpinan) bareng di hutan jati, liat dah bahkan kita sebelahan. Masa kamu ga inget?"

Jujur, aku gak inget. Setahuku ketika LDK tak ada yang mukanya seperti cowok ini.

Dengan muka kecewa cowok ini mengantongi ponselnya kembali, lalu menghela napas kuat. "Yaudah kita kenalan lagi deh, nama ku Leo. Kelas sebelas IPS tiga, sekelas sama Astina."

Bahkan aku tak pernah mendengar nama Leo ada satu angkatan dengan ku.

"Sena."

"Ya, aku tau Sena Senandung yang jadi maskot eskul Taekwondo."

TONIGHT DREAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang