Chapter 10

236 31 10
                                    

Tiga tahun kemudian...

Tiga tahun berlalu, Jayden tumbuh dari remaja yang nakal suka bermain dengan anak-anak menjadi Pria yang cantik dan anggun. Belum lagi keahlian mengobati nya sudah meningkat dengan pesat bahkan melampaui ayahnya.

Jeff tentu saja bangga mempunyai anak yang berbakat dan cantik, karena penampilan nya yang berubah Jayden mempunyai banyak penggemar terutama para Pria yang ada di desa nya. Edward merasa resah karena memiliki saingan yang banyak mendekati Jayden-nya.

Seorang versatile yang cantik dan subur membuat nya banyak di pinang oleh para pria tapi tentu saja Jeff tidak membiarkan mereka mengambil Putra semata wayangnya itu.

Jeff sangat ketat dengan Pria yang ingin mendekati anaknya itu dan Sebastian hanya bisa geleng-geleng melihat tingkah posesif suaminya terhadap anak semata wayangnya. Jeff mempunyai satu anak saja sangat posesif apalagi mereka mempunyai banyak anak.

Bukan hanya mengetahui banyak hal tentang ramuan tapi juga tiga tahun terakhir Jayden juga belajar tentang racun sehingga dia menguasai banyak racun dan penawar nya sungguh dia benar-benar sangat jenius.

Sekarang si cantik Jayden sedang duduk di teras sambil menyortir tumbuhan kering yang akan di jadikan ramuan.

"Hai Jayden."

Jayden mendongakkan kepalanya dan melihat sosok Edward.

"Oh, hai Edward kamu ingin mengambil ramuan?." Ucapnya.

"Hm." Ucap Edward sambil menganggukkan kepalanya.

Jayden menganggukkan kepalanya kemudian dia berdiri dan berjalan ke dalam rumah, beberapa saat kemudian Jayden kembali sedang sekantung besar botol ramuan dan memberikan nya kepada Edward.

"Terimakasih." Ucap Edward sambil memasukkan nya ke dalam tas penyimpanan nya.

Jayden menganggukkan kepalanya sambil tersenyum manis. Edward terdiam sambil menatap pria cantik di depan nya.

"Kenapa kamu menatap ku seperti itu?." Tanyanya ketika merasakan tatapan dari Edward.

"Tidak apa-apa, hanya saja kamu semakin hari semakin cantik." Ucap Edward dengan telinga nya memerah.

Jay terkekeh kecil mendengar ucapan dari Edward, akhir-akhir ini dia cukup terbiasa di bilang cantik oleh seorang Pria.

"Terimakasih untuk pujian mu." Ucapnya sambil tersenyum manis.

Edward menggaruk kepalanya yang tidak gatal, sebenarnya dia merasa malu berdekatan dengan seorang versatile apalagi versatile cantik seperti Jayden.

"Ah..... Sama-sama, kalau begitu aku pergi dulu sampai jumpa." Ucap Edward sambil berbalik dan berjalan pergi dari kediaman Jayden.

Jayden hanya tertawa kecil melihat Edward yang melarikan diri itu kemudian dia kembali duduk untuk melakukan kegiatan nya yang tertunda tadi.

Malam harinya Jayden tidak bisa tidur, dia berguling-guling di atas kasur nya sambil menghela napasnya. Akhir-akhir ini dia mengalami insomnia yang lumayan parah, dia bangun dari tidurnya kemudian duduk di pinggir tempat tidur.

Dia menarik laci meja di samping tempat tidurnya, kemudian dia mengambil sebuah kotak kecil dari dalam nya. Dia membuka kotak tersebut dan terlihat sebuah liontin yang berbandul batu yang memiliki warna yang sama dengan matanya, liontin itu pemberian Trace tiga tahun yang lalu.

Jayden mengambil kalung tersebut kemudian dia memeluk nya, dia bilang waktu itu setelah keluar dari ibukota akan menghapus perasaan tabu na untuk Trace. Tapi nyatanya dia tidak bisa dan dia malah menjadi sangat merindukan sosok Trace yang merupakan cinta pertama nya.

Until I Found You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang