Chapter 9 - Once upon a time

179 29 7
                                    

___


BILA Jilly kilas balik kisah lamanya yang menyenangkan bersama Joshua, kurang lebih 3 tahun lalu, di mana bermula ketika keduanya duduk di bangku SMA. Walau mereka sudah mendekati kelulusan, namun mereka hanya saling tahu nama.

Segalanya bermula, pada saat sekolah mereka, SMA Harapan Mulia, tengah menghadapi kegaduhan paling heboh sepanjang sejarah, yaitu tawuran antar pelajar dengan SMA Bhakti yang dikenal sebagai musuh bebuyutan sejak angkatan alumni sepuluh tahun lalu.

Para alumni selalu menanamkan sikap solidaritas tinggi pada junior-juniornya untuk menjaga nama baik sekolah dan sesama murid secara adil tanpa terkecuali. Kejadian tak terduga pun datang pada siswi kelas 11 SMA Harapan Mulia yang telah diperkosa oleh alumi SMA Bhakti, desas-desus mengatakan bahwa si alumni ditolak mentah-mentah oleh si siswi yang rupanya adalah adik dari ketua angkatan SMA Harapan Mulia saat itu, Genta, sahabat karib Joshua.

Siapapun pasti tidak akan terima, begitu pula Joshua. Rasa benci dan dendam tumbuh tanpa perlu menunggu waktu lama agar emosi terbakar oleh api permasalahan yang lain.

Dikarenakan berita tersebut belum sampai pada telinga para guru hingga kepala yayasan, mereka semua sepakat untuk melakukan penyerangan yang dihubungi langsung oleh Joshua pada junior si bangsat. "Dateng ke tempat biasa, jam 3 sore, ajak si bangsat tolol. Jangan sampai ada alasan sibuk urus skripsi sampah, kalau nyatanya yang dia bisa cuma hancurin masa depan orang."

Penyerangan dimulai lebih dulu oleh Genta pada si pelaku, Reno, emosi meluap tak bisa padam oleh apapun. Sekiranya jumlah siswa yang ikut tawuran seimbang, jadi setiap orang punya lawannya.

Joshua mendapat luka di area tulang pipi karena lawan sengaja menggoresnya dengan silet. Hal itu bikin Joshua menaikkan staminanya untuk menghajarnya habis-habisan, baru saja ia membuat lawannya terjatuh ke aspal, bunyi sirene polisi menggema di kawasan yang tak terlalu luas itu.

Kawasan itu lebih seperti perkampungan dengan lahan lapangan merah yang sangat luas. Jadi, nggak begitu banyak warga berlalu-lalang. Sepertinya sirene berbunyi karena ada warga yang melapor.

Para siswa berlari menyebar, termasuk Joshua dan Genta yang saling memberi kode kalau akan bertemu di tempat biasa. Joshua memang bukan siswa nakal dan bukan pula siswa teladan, tetapi kecerdasannya bikin dia jadi nggak bisa memilih antara akademisi atau solidaritas pada teman-temannya.


***


Jilly misuh-misuh karena hari ini tidak jadi belajar tambahan di rumah bu Mariani karena alasan beliau jatuh sakit. Sebenarnya alasan Jilly bete bukan karena nggak bisa belajar untuk persiapan ujian beberapa bulan ke depan, tetapi karena dirinya malas pulang.

"Emang kenapa 'sih, nggak mau pulang? Bukannya ayah kamu lagi ada kerjaan di Batam?" Tanya Febi yang kebetulan rumahnya searah dengan Jilly, hanya beda nama jalan saja.

Jilly menggeleng, "Katanya nggak jadi."

Febi menepuk pundak Jilly seraya memberi semangat, "Kamu kalau ada masalah di rumah, bisa minta bantuan sama guru BK loh, Jil. Walaupun dia ayah tiri kamu, yang dilakuin dia itu nggak beres." Mendengarnya bikin Jilly kembali murung. "Mau aku temenin ke ruang BK, nggak?"

Dengan sopan Jilly menolak, "Nggak usah deh Feb, paling sebentar lagi mereka cerai. Soalnya ibuku juga udah nggak sanggup hidup sama laki-laki nggak jelas."

Feign • vsookookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang