___
RINGISAN menghilang setelah Jilly menutup luka dengan plester yang selalu ia bawa. Gadis itu menekan perlahan untuk memastikan plester menempel dengan baik. Setelah itu, Jilly memundurkan wajah dan tubuh yang sebelumnya mendekat. Sangat dekat sampai Joshua mampu menghirup aroma bayi.
"Nanti di rumah, plesternya diganti, ya. Jangan lupa pakai salep, tadi nggak aku pakai salep karena lupa bawa. "Ujar Jilly yang dibalas anggukan oleh Joshua.
Keduanya kini berada di dalam rumah kosong tetapi terlihat sangat rapi, tersedia sofaa--kini mereka duduki--, karpet, radio, gitar, dan lampu-lampu kecil yang mati. Mungkin lampu itu akan dinyalakan jika orang-orang berkumpul di sini saat malam.
Di tengah ruangan terdapat jendela yang begitu besar dan menjulang ke atas, sehingga cahaya dapat menusuk menghasilkan kecerahan walau tanpa lampu utama.
"Aku--mau pulang." Kata Jilly.
Joshua menoleh padanya yang tampak ketakutan, "Sebentar, tunggu temen gue dulu, ya."
"Kenapa harus nunggu temen kamu, Jo?" Tanya Jilly dengan raut wajah penuh kebingungan.
Bukannya menjawab pertanyaan Jilly, Joshua malah lebih bingung dan kaget, "Lo tau nama gue?"
Siapa 'sih yang nggak kenal Joshua? Anak IPS kebanggaan guru, terutama guru olahraga, populer juga di sekolah karena dirinya aktif ikut OSIS, dan kepanitiaan acara sekolah lainnya. Banyak siswi yang dengan cuma-cuma menyatakan perasaan padanya walau berakhir ditolak. Sejauh ini, Joshua belum pernah terlibat rumor kencan, karena dirinya memang nggak tertarik aja.
Joshua lebih suka menghabiskan momen bersama teman-temannya ketimbang mikirin cinta monyet. Walau nyatanya ia sudah menyimpan rasa penasarannya pada Jilly sejak masa orientasi.
Bukannya nggak punya keberanian, Joshua hanya nyaman menyukai dalam diam. Soalnya lebih aman, teman-temannya nggak ada tuh yang ledekin dia.
Sampai saatnya tiba, momen perdana berbincang dengan Jilly hari ini.
"Kamu Joshua anak IPS 5, kebanggaan guru tapi juga suka bikin onar." Jawab Jilly seadanya. "Nggak ada yang nggak kenal kamu." Lanjutnya seraya tersenyum kecil.
Joshua ikut tersenyum walau harinya sedang tidak baik, tetapiJilly menjadi alasan hatinya senang hari itu.
Sejak kejadian itu, keduanya menjadi lebih dekat. Joshua yang awalnya malu-malu kucing untuk mengajak Jilly pulang bersama, kini dengan gamblang mengajaknya tepat di depan kelas 12 IPA 2, bikin geger seluruh sekolah, terutama kelas 12.
"Padahal lagi musim putus kalau mendekat ujian nasional, lah ini malah lagi pendekatan." Timpal Genta yang ikut bahagia melihat sahabatnya mulai banyak senyum.
"Biar semangat ujiannya, ya Joshua cari ayang."
Selayaknya anak SMA yang lagi kasmaran, keduanya sudah mulai saling kenal lebih dalam. Joshua mengetahui kehidupan Jilly di rumah, dan Jilly mengetahui kehidupan Joshua di tongkrongannya.
Bila ada masalah di rumah, Jilly akan berlari mencari Joshua. Sebab hanya Joshua yang mampu menenangkannya, gadis itu merasa aman di sampingnya. Bahkan Joshua sering mengajak Jilly menginap di rumahnya, agar kehangatan dari keluarganya bisa Jilly rasakan juga.
Lalu, ketika emosi Joshua yang sulit padam-- saat akan kembali berperang--hanya Jilly yang mampu menjadi airnya.
***
Usai kelulusan, sekolah pun mengadakan prom night di hotel bintang lima, karena ketua yayasan dan para donatur sekolah mereka bukanlah orang biasa. Ketika yang lain sedang asyik mengikuti rundown di ballroom, berbeda dengan sepasang sejoli yang kabur ke rooftop.

KAMU SEDANG MEMBACA
Feign • vsookook
Genel Kurgu2 tahun lamanya Jilly berpura-pura bodoh agar hubungannya dengan sang kekasih tetap berjalan. Tetapi, si culun yang suka ikut campur datang mengobrak-abrik hubungan asmara beracunnya. Haruskah Jilly berterima kasih? Atau menyesal akan kehadirannya...