"Walau sejujurnya aku kecewa kepadamu, namun tak ada sama sekali perasaan benci terhadapmu ... Ayah."
~Shandy Maulana~
"Assalamu'alaikum. Hallo, Yah?"
"Wa'alaikumussalam. Hallo? Iky kalian dimana? Kenapa rumah sepi?"
"Ayah kerumah sakit ya?"
Kening Ayah Afizh mengerut. "Siapa yang sakit?"
"Lita, Yah. Dia kambuh karena kebanyakan nangis dan stress."
Deg!
Tubuhnya menegang mendengar ucapan Ricky diseberang sana.
"Yah?"
Ayah Afizh tersadar. "A--ayah kesana."
Tut!
Ayah Afizh berlari kearah kamarnya untuk mengambil kunci mobilnya. Setelah itu, ia membawa mobilnya dengan kecepatan tinggi. Bibirnya terus menggumamkan kata maaf beribu kali.
"Maaf, maafin Ayah, Sayang. Maaf." tanpa sadar air matanya menetes. Ia merasa bersalah sudah membuat putrinya menangis hingga penyakitnya kambuh. Padahal sudah lama putrinya itu tidak kambuh, namun karena kecerobohannya lagi-lagi anaknya harus masuk ke rumah sakit.
Tak membutuhkan waktu lama, Ayah Afizh telah sampai di rumah sakit tempat yang Ricky kirimkan. Segera ia menanyakan kepada seorang Suster tentang kamar sang putri.
"Permisi."
"Iya, Pak? Ada yang bisa saya bantu?" tanya Suster tersebut.
"Apa ada pasien atas nama Kalita Nayyara Azalia?" tanya Ayah Afizh balik.
"Tunggu saya cek ya, Pak." Suster itu segera mencari nama Kalita. "Ada, Pak. Pasien sekarang ada di ruang UGD," sambung Suster tersebut setelah menemukan nama Kalita.
Setelah mengatakan terimakasih, Ayah Afizh segera menuju ruang UGD. Sesampainya disana, dirinya malah dibuat mematung dengan pemandangan di depan matanya.
Dengan perasaan yang mulai tak karuan, Ayah Afizh segera menghampiri keluarganya yang sedang dalam keadaan kacau saat ini.
"Assalamu'alaikum. A--ada apa ini?" kata Ayah Afizh.
Mereka bertiga menoleh. "Wa'alaikumussalam."
"Mas!" Buna Anna memeluk erat tubuh suaminya, ia menangis disana.
"Ada apa ini, Na?" tanya Ayah Afizh yang masih tak tahu apa-apa.
"L--lita, Mas. Lita--" Buna Anna terlihat susah untuk berbicara, akhirnya Ayah Afizh hanya mampu menenangkan istrinya.
"Tenang, Sayang. Istighfar." Ayah Afizh menatap kedua putranya yang hanya menatap dirinya dengan tatapan berbeda.
Dirinya tertegun melihat raut datar dari putra sulungnya, ia sadar putranya sedang kecewa dengan dirinya saat ini. Ayah Afizh memilih menatap Ricky dengan tanda tanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lauhul Mahfudz✓
FanfictionBook 2🥀 [End]✓ Sejak kecil, setiap orang tentu sudah memiliki garis takdir masing-masing yang telah ditentukan oleh Allah SWT. yang ia tulis didalam Lauhul Mahfudz masing-masing. Entah itu takdir baik maupun buruk. Kita tak pernah tahu apa yang ak...