Bab 4🥀

102 16 2
                                    

"Mintalah pertolongan hanya kepada Allah, karena sesungguhnya dia 'lah sebaik-baiknya penolong."

~Alwi Assegaf~

17:39, Kalita sudah rapi dengan Al-Qur'an serta mukenanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

17:39, Kalita sudah rapi dengan Al-Qur'an serta mukenanya. Hari ini adalah jadwal ia mengajar mengaji anak-anak di masjid. Ia memang sengaja mengisi waktu luangnya dengan mengajar anak-anak disekitar kompleksnya, tak tiap hari juga, ia akan mengajar jika ia tak memiliki kesibukan saja.

"Ayah, Abang, ayok Lita sudah siap," ajak Kalita kepada sang Ayah dan kedua Abangnya.

"Yaudah ayok."

"Sayang, aku dan anak-anak ke masjid dulu ya? Kamu enggak papa aku tinggal? Atau mau ikut kita aja?"

Buna menggeleng "enggak papa kok, Mas. Mas sama anak-anak hati-hati dijalan."

"Iya, kamu jaga rumah ya. Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumussalam." setelah berpamitan dengan Buna Anna, mereka pun berjalan beriringan menuju masjid di kompleks mereka.

"Yah."

"Iya?"

"Kita mau protes," kata Shandy. Ayah Afizh menatap Shandy binggung.

"Soal apa?"

"Oke, Sen dan adik-adik Sen sepakat untuk mengeluarkan unek-unek kita tentang sikap Ayah ke Buna," ungkap Shandy.

"Benar, kami merasa menjadi nyamuk setiap Ayah dan Buna bermesraan didepan kami. Setidaknya, kalau mau mesra-mesraan jangan didepan kami 'lah," sambung Ricky.

"Lita sangat setuju sama abang-abang. Udah tahu kami jomblo, masih aja suka tebar kemesraan. Apakah itu tidak melanggar kenyamanan setiap orang? Dengan Ayah dan Buna bermesraan di depan kami, itu sama saja Ayah mengganggu kenyamanan kami sebagai makhluk lain disana," sahut Kalita juga.

"Kami merasa ngontrak dibumi ini, pengen pindah planet tapi enggak ada ongkos."

"Jadi tolong ngertiin kami!" mereka berkata kompak sembari mengangkat tinggi tangan mereka.

Sedangkan, Ayah Afizh yang mendengarnya sontak tertawa, ia merasa lucu dengan tingkah ketiga anaknya.

"Ihh, ayah kok malah ketawa? Kita serius tahu," protes Kalita.

"Tahu tuh, kita lagi ngeluarin unek-unek yang sudah terpendam selama bertahun-tahun padahal," ucap Ricky.

"Dibanding kalian berdua, Abang 'lah yang paling lama. Masih baru lahir udah disuruh buat makan sendiri, Ayah dan Buna malah sibuk pacaran," keluh Shandy.

Capek tertawa, Ayah Afizh pun mulai angkat bicara "aduh, sakit perut Ayah. Kalian ini ada-ada aja tingkahnya, mana kompak lagi. Yaudah Ayah terima keluh kesah kalian, dan masalah ini akan Ayah bicarakan sama Buna," kata Ayah Afizh sembari terkekeh.

Lauhul Mahfudz✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang