Asahi memasuki sebuah pagar rumah yang begitu besar. Dia memandang jengah rumah mewah yang ada di hadapannya. Saat dia membuka pintu utama, seorang pria paruh baya yang sedang duduk di sofa ruang tengah memandangnya kecewa.
"Sepertinya anda kecewa karena anak anda ini masih hidup." Ucap Asahi dengan nada datar.
Dia lantas melihat kembali tangannya yang dipenuhi darah. "Jangan pernah menyentuh teman saya lagi! Saya selama ini diam saja bukan berarti saya tidak bisa melawan anda. Seperti anda yang selalu berusaha membunuh saya, saya juga bisa melakukan hal yang sama." Ujarnya dengan nada dingin dan penuh penekanan.
Setelahnya, Asahi melenggang menuju kamarnya, meninggalkan ayahnya yang menatapnya bengis. Begitu sampai, dia langsung memasuki kamar mandi. Dia lantas mencuci tangannya yang penuh dengan darah itu.
Lalu, dia mengeluarkan kertas yang sedari tadi dia letakkan di dalam sakunya. Itu adalah dokumen yang sebelumnya di cap oleh Haechan menggunakan jarinya. Dia merobek dokumen itu hingga hancur lalu menyiramnya di toilet.
Asahi menyalakan shower, lalu duduk bersandar di bawah guyuran air itu. Dia membiarkan dirinya basah kuyup, hanya untuk sekedar menenangkan pikirannya yang berkecamuk. Saat tersiram air, luka di lehernya terasa sedikit perih.
"Ini alesan gue ngejauh." Gumamnya.
Haechan menghilang entah kemana. Saat setelah Jaehyuk dimasukkan ke dalam ambulans, dia sudah tidak ada di sana. Jihoon sudah mencarinya kemana-mana, dia juga sudah melaporkan kasus penculikan dan percobaan pembunuhan itu kepada atasannya. Sekarang, Haechan resmi ditetapkan menjadi buronan oleh kepolisian. Namun, identitasnya masih menjadi misteri bagi kepolisian.
Ryujin masih setia menggenggam tangan Jaehyuk yang belum sadarkan diri. Operasinya baru saja selesai satu jam yang lalu, namun tidak ada tanda-tanda bahwa dia akan siuman. Dokter mengatakan, itu karena efek biusnya belum menghilang. Operasinya berjalan dengan lancar karena peluru itu tidak mengenai organ dalamnya. Ryujin merasa sedikit lega mendengarnya, namun kecemasannya itu tidak kunjung sirna karena Jaehyuk belum bangun.
"Yoonjae please bangun...gue disini." Ryujin menempelkan tangan Jaehyuk ke pipinya untuk menyalurkan kehangatannya. Tanpa sadar, Ryujin tertidur dengan kepala bersandar di samping ranjang Jaehyuk karena kelelahan.
Setelah sekitar satu jam berlalu, Jaehyuk mulai membuka matanya perlahan. Hal yang pertama dia lihat adalah Ryujin yang tertidur di atas lengannya. Dia yang terkejut refleks bergerak, sehingga perutnya itu terasa sangat sakit.
"Ah!" Ryujin tersentak saat mendengar suara rintihan.
"Yoonjae! Lo sadar?! Bentar gue panggil dokter dulu." Ryujin berdiri dengan panik, namun lengannya di cekal oleh Jaehyuk saat hendak pergi keluar dari ruangan. "Asahi...Haechan..." Gumamnya di tengah erangannya.
"Asahi gak apa-apa. Gue gatau siapa Haechan. Gue panggil dokter dulu. Tunggu ya!" Ryujin akhirnya melepaskan tangan Jaehyuk dan berlari meninggalkannya untuk mencari dokter.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Hundred Fireflies : The Next Life | Yoon Jaehyuk
Fanfiction[Sequel A Speck of Light] Hidup Yoon Jaehyuk berubah 180 derajat sejak melihat ratusan kunang-kunang di dalam mimpinya. Apa rahasia di balik kunang-kunang dan mimpinya itu?