"Lepas! Lo apa-apaan sih?!" Asahi beberapa kali menghempaskan tangan Jaehyuk yang menariknya. Namun, berkali-kali juga Jaehyuk kembali menariknya.
Hingga akhirnya mereka sampai di depan sebuah gedung tinggi, Jaehyuk menghentikan langkahnya. Asahi mengernyit heran melihat gedung dengan tulisan 'Watanabe Holdings' yang ada di hadapannya. Itu adalah perusahaan game terbesar di Korea Selatan.
Tanpa basa-basi, Jaehyuk menarik tangan Asahi untuk masuk ke dalam gedung itu.
Begitu memasuki pintu masuk, mereka langsung dicekal oleh petugas keamanan disana.
"Mau apa kalian?" Tanya salah satu petugas itu dengan dingin.
Jaehyuk melirik arloji di tangannya, "tinggal lima menit lagi." Pikirnya.
"Ah, saya ada keperluan di dalam sini. Boleh saya masuk?" Tanya Jaehyuk dengan tenang dan sopan. Asahi hanya diam memperhatikan gerak-gerik sahabatnya itu. Dia sudah tidak memberontak seperti sebelumnya karena dia juga penasaran dengan apa yang akan dilakukan oleh Jaehyuk.
Petugas itu meneliti Jaehyuk dari rambut hingga sepatu dengan tatapan 'Bicara apa bocah SMA ini?'.
Jaehyuk yang menyadari tatapan itu tersenyum, lalu berkata, "Saya keluarga jauh Tuan Watanabe Haruto. Saya ingin menemuinya."
Asahi semakin dibuat kebingungan oleh perkataan Jaehyuk. "Apaan sih? Udah gila ya?" Batinnya.
"Silahkan keluar! Kami tidak ada niat meladeni omong kosong seperti itu." Seru salah satu petugas itu dengan nada tegas. Tangannya menunjuk pintu keluar seolah sedang mengusir.
Jaehyuk melirik arlojinya lagi, dan...sudah waktunya.
Tring!
Lift yang berada dekat dengan pintu keluar terbuka, dan seorang pria dewasa berumur 30 an akhir keluar dari sana bersama sekretaris perempuannya. Jaehyuk mengetahui jadwal orang itu atas bantuan kenalan ayahnya yang cukup dekat dengannya. Kenalannya itu adalah pegawai di perusahaan ini.
"Ketemu." Batin Jaehyuk.
Buk!
Jaehyuk tiba-tiba mendorong salah satu petugas itu hingga jatuh, sehingga petugas yang lainnya menghampirinya untuk menangkapnya dan menyeretnya keluar. Sebelum di tangkap, dia memanfaatkan kesempatan itu untuk menarik tangan Asahi dan melemparkannya ke hadapan Watanabe Haruto. Sontak, keadaan menjadi ricuh.
Asahi terjatuh tepat di hadapan Watanabe Haruto, dia memandang tajam Jaehyuk yang menyeringai padanya. "Dasar gila!" Batinnya.
"A–Asahi?"
Asahi mengalihkan tatapannya dari Jaehyuk saat mendengar suara berat itu. Watanabe Haruto yang terkenal itu kini berdiri di hadapannya dan memandangnya dengan tatapan bergetar.
Asahi menautkan alisnya heran, ada apa dengan ahjussi ini? Pikirnya. Kenapa dia bisa tahu namanya?
"Ini...benar-benar Asahi?" Haruto menutup mulutnya tidak percaya. Orang yang terjatuh di hadapannya itu memiliki paras yang sangat mirip dengan Asahi kakak tirinya yang telah meninggal 20 tahun yang lalu, bahkan ia sendiri menyaksikan kematiannya.
Pandangan Asahi terkunci pada Haruto. Ada suatu perasaan aneh yang dia rasakan. Rasanya seolah dia mengenal sosok itu, padahal itu adalah pertemuan pertamanya. Sebelumnya, dia hanya melihat sosok itu di berita saja.
Namun tiba-tiba, Asahi memegang dada bagian kirinya. Rasa sakit yang terasa amat berdenyut tiba-tiba menyerang dada bagian kirinya itu. Dia berusaha mengatur nafas dan ekspresinya agar orang lain tidak melihatnya, namun nyatanya rasa sakit itu semakin bertambah hingga sebuah erangan kecil keluar dari mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Hundred Fireflies : The Next Life | Yoon Jaehyuk
Fanfiction[Sequel A Speck of Light] Hidup Yoon Jaehyuk berubah 180 derajat sejak melihat ratusan kunang-kunang di dalam mimpinya. Apa rahasia di balik kunang-kunang dan mimpinya itu?