Satu minggu lagi telah berlalu, dan hari ini, Jaehyuk kembali ke sekolah seperti biasanya. Setelah merasa terpuruk selama beberapa minggu karena runtutan kejadian yang di luar nalarnya, dia memutuskan untuk kembali bersikap biasa saja.
Sebenarnya, dia merasa tidak enak dengan teman-teman sekolahnya yang dia abaikan beberapa minggu ini, terutama anggota klub basket dan dance yang terus menerus mencarinya. Tentu saja dia masih merasa sedih atas kepergian ibunya, dan merasa frustasi saat memikirkan tentang mimpinya, namun dia akan berusaha sebisa mungkin untuk kembali menjadi dirinya yang dulu.
Jaehyuk berdiri di depan pintu kelasnya, menarik nafas panjang sebelum memasukinya. Perasaan gugup tiba-tiba menghampirinya.
"Good morning everybody!" Sapanya dengan senyuman mengembang.
Sontak, keadaan kelas yang awalnya ricuh menjadi hening, lalu seisi kelas menatapnya. Jaehyuk menjadi kikuk di buatnya. Apa sekarang teman-temannya membencinya karena sikapnya beberapa minggu terakhir? Pikirnya. Saat Jaehyuk hendak berjalan ke bangkunya dengan menunduk...
"WAAAAAA!!!!!!!!!! YOON JAEHYUK IS BACKKK!!!!" Teriak salah satu temannya. Dia adalah Heeseung, teman dekatnya yang juga sama-sama berada di klub basket.
"WAAAAA!!! HOREEEE!!! KELAS GAK AKAN SURAM LAGI!!!!"
"YEAYYY!!!"
"KYAAA LO MAKIN GANTENG AJA JAE!!!"
"HUHUY! URI JAEHYUKIE BALIK LAGI!!!"
Tiba-tiba, suasana kelas kembali menjadi riuh, bahkan lebih daripada sebelumnya. Teriakan-teriakan terus bersahutan dari siswa maupun siswi yang ada di kelas itu. Jaehyuk terkejut bukan main, sesuram itukah keadaan kelasnya sampai mereka sebahagia itu? Pikirnya.
"Yo! Jaehyuka! Gimana kabar lo?" Heeseung menghampirinya lalu merangkul bahunya dengan senyum lebar. Dia baru berani bicara padanya lagi sekarang. Tidak ada seorang pun di kelas itu yang berani mendekatinya beberapa minggu ini, karena auranya benar-benar suram.
"Baik. Lo?" Tanya Jaehyuk balik dengan senyuman yang tidak luntur.
Heeseung mengerjapkan matanya berkali-kali mendengar gaya bicara Jaehyuk yang berbeda dari biasanya.
"Ah, sorry. Gue jadi lebih nyaman gini ngomongnya, hehe." Jaehyuk menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"GAK APA-APA BRO! GUE SENENG MALAHAN!!! WAHHHHH AKHIRNYA SEORANG YOON JAEHYUK PAKE BAHASA GAUL JUGA!!!" Teriak Heeseung sekali lagi. Jaehyuk sampai menutupi telinganya karena saking melengkingnya teriakannya.
Seseorang tiba-tiba melewati mereka begitu saja dan tanpa sengaja menyenggol bahu Jaehyuk. Itu adalah Asahi yang baru saja memasuki ruangan kelas. Jaehyuk hanya menghela nafasnya karena sudah menduga bahwa Asahi akan semakin menjauhinya setelah kejadian tempo hari.
"Kalian masih berantem? Gila! Gue merinding tiap kali liat kalian baku hantam." Bisik Heeseung di samping Jaehyuk
"Lo tenang aja. Gue sama dia gak bakalan berantem lagi. Kami cuma butuh waktu sendiri." Balas Jaehyuk sambil menepuk-nepuk pundak Heeseung.
Heeseung terus mengekori Jaehyuk hingga duduk di bangkunya. Bukan hanya dia, banyak teman-teman sekelasnya yang lain berkerumun di bangkunya. Ada yang menanyakan kabar, ada yang memberikan semangat, dan ada juga yang penasaran dengan apa yang terjadi sehingga Jaehyuk di rawat di rumah sakit selama seminggu. Untuk pertanyaan terakhir itu, Jaehyuk tidak mau menjawabnya. Beruntungnya, bel masuk menyelamatkannya.
Jaehyuk melirik bangku Ryujin yang masih kosong. "Kemana dia?" Batin Jaehyuk. Bahkan sampai wali kelas masuk pun, Ryujin belum juga menunjukkan batang hidungnya. Setelahnya, wali kelas hanya membicarakan tentang camping musim panas yang akan dilaksanakan beberapa hari lagi. Pikiran Jaehyuk hanya tertuju pada Ryujin, sehingga dia tidak terlalu mendengarkan perkataan wali kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Hundred Fireflies : The Next Life | Yoon Jaehyuk
Fanfiction[Sequel A Speck of Light] Hidup Yoon Jaehyuk berubah 180 derajat sejak melihat ratusan kunang-kunang di dalam mimpinya. Apa rahasia di balik kunang-kunang dan mimpinya itu?