“Nagyung, lo kenapa nangis?”
Spontan, yang lainnya langsung menatap Nagyung.
“Eh, iya, kenapa lo nangis?!” Heejin langsung mendekat ke arah Nagyung, menatapnya penuh khawatir.
“Pasti sama Koko ini mah,” tebak Xiyeon yakin.
Haechan menghela napas kasar. “Neng, kunaon deui? Jangan nangis atuh,” kata Haechan membujuk.
(*Kunaon deui : Kenapa lagi?)
“Dia ngapain lo lagi, sih?!” tanya Lia menahan rasa kesalnya.
Nagyung cuman menghela napas berat, ia melirik Jiwon yang lagi asik makan cakue lantas berkata, “Jiwon, tolong kasih tau.”
Jiwon sontak kaget, tidak mengira jika dia yang harus bercerita masalah Nagyung sama Renjun. Melihat sekitarnya yang menatap Jiwon penuh tanda tanya, akhirnya Jiwon menghela napas panjang dan mulai berucap, “Jadi....”
Yang lain udah masang telinga lebar-lebar untuk mendengarkan cerita Jiwon. Termasuk Hwall sama Seungmin yang dari tadi tidak berkomentar apa-apa.
“Tadi Nagyung bilang, kalo Renjun bentak dia.”
“WAH!! DEMI APA?” Mia berteriak. “Gila, tuh, si Renjun!!” lanjut Mia sambil geleng-geleng.
“Jujur, ya—“ Mia menatap Jiwon. “Gue potong dulu sebentar.”
Jiwon mengangguk, mempersilakan.
“Jujur, ya...bukan gue lebay atau apa, gue juga kalo dibentak sama Abah pasti nangis!” sambung Mia melanjutkan omongannya tadi. “Ini dibentak sama orang, yang bahkan dia bukan siapa-siapa lo kayak... SAHA MANEH?!!”
(*Saha maneh: Siapa elo?!)
“Sabar, Neng...,” ucap Haechan berusaha menenangkan Mia.
“Gue setuju sama Mia!” cetus Heejin yang ikutan kesal. “Walaupun gue nggak tau rasanya dibentak sama cowok, tapi kalo gue lihat ada cewek yang dibentak sama cowok... hati gue ikutan sakit,” lanjut Heejin sambil nunjuk dadanya.
Lia menatap Nagyung dengan amarah yang udah sampai ubun-ubun. Mendegus, lalu Lia pun beralih menatap Jiwon dan bertanya, “Gimana, sih, awalnya?”
“Nagyung bilang dia, tuh, udah jelasin ke Renjun kalo dia sama temen-temen cowok se-circle-nya nggak lebih dari temen.”
“Maksud dia, semua cowok yang ada di sini gitu?” sahut Soobin sambil menaikkan satu alisnya.
Jiwon tidak tahu harus menjawab apa, takutnya teman cowok di circle pertemanan Nagyung bukan cuman ini. Akhirnya Jiwon memutuskan buat melirik Nagyung dulu. “Nagyung....” Jiwon memberi kode agar Nagyung aja yang melanjutkan, semoga aja Nagyung mengerti.
Nagyung yang dari tadi cuman diam sambil memainkan kunci motornya langsung mendongak. “Iya, maksudnya kalian,” ucap Nagyung tertuju pada cowok-cowok yang ada di sana.
Jadilah Nagyung yang akhirnya bercerita. Selama Nagyung cerita dari awal hingga akhir, muka yang lain itu kayak—Apaan, sih? Ih! Apa Banget! Bodo, ah!—pokoknya... udah males banget mendengarkan perilaku Renjun yang toxic.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR UNIVERSE || 00L
Fanfiction"Ketika empat belas insan memiliki suryanya masing-masing." ☆☆☆ Inilah kisah persahabatan dengan tawa dan air mata di masa SMA. Di balik canda dan kebersamaan mereka yang tampak sempurna, tersembunyi rahasia yang mendalam. Hal-hal yang tak terucapka...