"Uhh"
Cup Cup
"Wake up boy", ujar Jeno membangunkan Haechan yang tengah menggeliat kecil.
Haechan membuka kedua matanya, ia hendak duduk namun harus memekik karena merasakan sakit dan perih pada bagian bawahnya. Jeno membantunya duduk dan mengelus rambutnya yang mencuat berantakan. Ia menatap Jeno yang tengah bertelanjang dada dengan beberapa cakaran menghiasi dada dan punggungnya. Dengan mata setengah terpejamnya ia mengamati tubuh Jeno, namun setelahnya ia berteriak kencang karena tiba-tiba ingatan akan ia yang berteriak, menangis, dan mendesah dibawah kungkungan Jeno dan Jaemin yang menyetubuhinya.
"Kenapa kenapa?", tanya Jaemin yang berlari masuk ke dalam kamar dengan spatula ditangannya.
"K-kalian..."
Jeno tersenyum dan mendekat ke ranjang Haechan, lantas mengecup pipi Haechan.
"Kau menakjubkan..semalam", bisik Jeno di telinga Haechan. Tubuh Haechan menegang. Ia meraba seluruh tubuhnya yang ternyata dalam keadaan telanjang dan banyak lebam merah keunguan tersebar di tubuhnya.
"A-apa yang k-kalian la-lakukan ..", tanya Haechan bergetar.
"Kami menyetubuhimu. Ah, maaf. Tidak, maksudku menjadikanmu milikku..dan Jeno. Milik kami", sahut Jaemin dengan seringai tipis menghiasi bibirnya, begitu pula Jeno.
"A-apa?"
"Yes darling, you are ours", ujar Jeno datar sambil mengelus pipi Haechan.
Haechan menangis keras. Ia berteriak kencang, melempar segala sesuatu yang ada di dekatnya pada Jeno dan Jaemin. Haechan merasa sangat kotor. Mengingat ia mendesah kencang ketika dua teman grupnya itu menyetubuhinya semalam membuat Haechan marah dan kecewa pada dirinya sendiri karena tidak bisa melawan.
"Ada apa?", tanya Renjun dan Chenle dengan wajah panik bangun tidur. Mereka terbangun karena teriakan Haechan.
Mereka melihat Haechan yang menangis dengan tubuh telanjang dan banyak sekali kissmark di tubuh pemuda berkulit madu tersebut.
Renjun bukanlah orang bodoh, ia paham apa yang telah terjadi pada Haechan dengan melihat tubuh itu. Jeno dan Jaemin telah mengklaim Haechan sebagai milik mereka. Dan itu artinya, mereka secara tidak langsung membuat grup mereka dalam masalah besar. Karena Renjun mengetahui dengan jelas bahwa semua member NCT menaruh rasa terhadap Haechan, tak terkecuali dirinya. Tapi ia selalu berada di jarak/posisi amannya, ia tidak mau memicu api diantara member NCT. Berbeda dengan duo J itu...
Ahhh, sial. Nafsu bejat mereka... geramnya.
Chenle menghampiri Haechan dan memeluk tubuh Haechan dengan panik. Chenle berusaha menenangkan Haechan dan meneriaki bahkan memaki Jeno dan Jaemin dengan umpatan-umpatan kasar. Ia tak peduli jika Jeno dan Jaemin adalah Hyung di grupnya.
Renjun dengan langkah gontai meninggalkan kamar itu dan melesat menuju kamar mandinya, ia mengguyur tubuhnya dibawah shower. Ia marah dengan dirinya yang tidak bisa menjaga Haechan.
Tanpa mereka sadari, maknae grup itu, Jisung berdiri tegang, mematung dengan wajah datar sambil meremas kuat posel di genggamannya.
Jaemin mendekati Haechan yang menangis, ia menepis tangan Chenle yang menghalanginya menyentuh Haechan. Jaemin menarik Haechan kedalam pangkuannya.
"Calm down baby. You want me to punish you like last night, hm?", ujar Jaemin dengan deep voice nya.
"Good boy", ujar Jaemin sambil mengelus rambut Haechan. Tangisan Haechan tidak sekereas tadi, ia tak ingin Jeno-Jaemin menghukum dengan menyetubuhinya seperti semalam.
"Kalian bermain dengan cara kotor", sahut Chenle dengan wajah merah menahan amarah.
"We'll get whatever we want. Even in a dirty way Chenle", sahut Jeno dengan tatapan menusuknya.
Hari itu menjadi hari yang terburuk bagi seluruh member NCT kecuali Jeno-Jaemin. Mereka mengetahui perihal aksi bejat Jeno-Jaemin dari maknae mereka, Jisung. Member 127 dengan amarahnya menghabisi Jeno-Jaemin membabi buta, tapi mereka menyadari bahwa percuma saja. Amarah mereka memang tersalurkan, namun mereka masih merasakan pahitnya kekecewaan.
Haechan kini menjadi tertutup. Tidak lagi tersenyum, tidak lagi tertawa. Mereka selalu mendengar tangisan Haechan setiap waktu.
"Apa yang kalian lakukan disini", ujar Johnny datar kepada Jeno-Jaemin yang berada di dorm 127 dengan wajah babak belur mereka.
"Merindukan matahariku", ujar Jaemin cuek dan berlalu meninggalkan Johnny dan member lain di ruang tamu dengan seringaian kemenangannya.
Tok.. Tok..
"Haechan, aku masuk", ujar Jeno lembut setelah mengetuk pintu kamar Haechan. Ia melihat Haechan yang meringkuk dengan tubuh bergetar. Dengan langkah lebarnya ia mendekati Haechan. Mengelus tubuh Haechan lembut.
"Haechan..", panggil Jaemin.
Haechan hanya melirik sekilas pada teman grupnya itu.
Jaemin menarik Haechan dalam pengkuannya, ia menghapus air mata Haechan dengan lembut.
"Maaf", bisik Jaemin.
Haechan kembali terisak, "Maafkan aku", ujar Jaemin lagi.
"K-kenapa? hikss.. Kalian.. A-apa salahku? K-kenapa kalian me-melakukan ..."-
"Ssssttt.. Kami hanya ingin melindungimu. Kami mencintaimu Haechan-a", ujar Jaemin menatap mata sembab Haechan.
"Tapi a-aku tid-"
"Kau harus mencoba menerima kami Haechan-a. Aku bersumpah kau akan aman bersama kami. Kami akan melindungimu. Kita sudah berteman sangat lama bukan? Apa kami pernah meninggalkanmu, hm? Apa yang kau takutkan? Kami selalu disisimu Haechan, kami dipihakmu. Kami milikmu", ujar Jaemin menyingkirkan ketakutan dan kekhawatiran Haechan.
Haechan berpikir sejenak. Ia berteman dengan Jeno-Jemin memang sangat lama. Dan selama itu, mereka tidak pernah sekalipun meninggalkan Haechan. Mereka selalu ada di pihak Haechan, mendukung Haechan, apapun itu. Mereka selalu ada di saat Haechan membutuhkan. Apa yang aku ragukan? Apa aku harus perlahan menerima ini? batinnya.
Haechan bergelut dengan pikirannya sendiri. Ia tersentak saat Jeno menggoyangkan tubuhnya, ia kembali tersadar dari lamunannya. Ia menatap Jaemin dan Jeno yang tersenyum lembut kepadanya.
"Kau bisa perlahan mencoba menerima kami Haechan", bisik Jaemin lembut. Haechan mengangguk dan memeluk erat leher Jaemin. Jaemin sedikit terkejut dengan respon Haechan. Ia menoleh ke arah Jeno, bertatapan dengan Jeno dan menyeringai kemenangan.
We win. Batin Jeno-Jemin.
Tanpa mereka sadari, di depan pintu kamar Haechan sosok Mark, Jaehyun, dan Jungwoo berdiri menyaksikan skenario busuk yang mereka buat untuk mempengaruhi Haechan.
"Mereka. Mencuci otak Haechan", geram Mark dengan rahang yang mengeras.
Tak terkecuali Jaehyun dan Jungwoo, tangan mereka mengepal dan mata mereka merah menahan amarah.

YOU ARE READING
OBSESSION
FanfictionKetika semua member terobsesi pada sosok Haechan. Melakukan cara apapun untuk mendapatkan atensi bahkan sosok Haechan itu sendiri. Membatasi segala hal luar yang berhubungan dengan Haechan. No babe, sit down! - Seo Johny Lepas hyung, aku hanya ke t...