Nostalgia

31 7 0
                                    

Di bangku paling ujung kiri, ada empat gadis yang sedang menikmati makanannya masing-masing. Hening menyelimuti mereka, tidak ada satu pun yang memulai pembicaraan. Bellinda yang tidak suka keheningan memilih untuk membuka suaranya.

"Rencananya kalian mau ikut ekstra apa?" Bellinda menatap satu per satu sahabatnya.

"Masih bingung sih, tapi aku udah ada pilihan," jawab Chelia.

"Memang kamu mau ikut ekstra apa, Chel?" Sheira heran. Tidak biasanya Chelia bingung dengan pilihannya, membuat dia bertanya-tanya apa yang membuat Chelia bingung.

"Aku pengin ikut palase. Gak tau kenapa aku tertarik masuk ke sana. Tapi, kalian tahu sendirilah ibu pasti gak setuju." Chelia menjawab dengan lesu.

"Hah? Serius Chel? Pasti Tante Ira gak setuju. Kamu masuk teknik saja Tante Ira kurang setuju. Apalagi kalau kamu ikut ekstra karate. Tanpa kamu tanya dulu, Tante Ira sudah pasti gak setuju," sahut Bellinda dengan cepat.

"Uhuk uhhhuk. Bell kalau bicara pelan-pelan. Aku kaget tau." Dara mengambil minumnya.

"Hehe maaf Ra, gak sengaja." Bellinda menyengir.

"Itu yang buat aku bingung." Chelia menatap makanan di depannya dengan tidak nafsu. Nafsu makannya hilang seketika. Suasana berubah menjadi canggung dan hening.

"Ekhem, kalau aku mau pilih panahan. Kayaknya panahan seru. Waktu itu aku lihat ada yang lagi latihan panahan di lapangan depan sekolah. Keren banget." Bellinda teringat kejadian beberapa waktu lalu saat melihat segerombolan remaja sedang berlatih panahan. Dia tidak pernah berhenti untuk berdecak kagum. Mereka terlihat sangat keren.

"Kalau aku mau ikut voli hehe," sahut Dara menampilkan gigi kelincinya.

"Halahh sok-sokan mau ikut voli, luka dikit aja nangis." Bellinda menatap mengejek ke arah Dara.

"Enggak ya, kata siapa? Aku itu kuat, enggak mungkin nangis." Dara membanggakan dirinya.

Seketika Chelia, Bellinda, dan Sheira tertawa mendengar penuturan Dara. Sedangkan orang yang ditertawakan hanya memanyunkan bibirnya dan menatap sebal ke arah mereka bertiga. Senda gurau mereka berlanjut hingga bel masuk berbunyi. Mereka menuju kelas, sesekali mereka tertawa mengingat kejadian tadi.

Setelah jam pelajaran selesai, waktunya pulang.

~*****~

"Ibu, aku pulang." Chelia membuka pintu rumah, kemudian langsung menuju kamar untuk bersih-bersih dan mengganti pakaiannya.

"Chelia kamu sudah pulang?" Tanya Bu Ira.

"Sudah Bu. Ibu dari mana?" Chelia berjalan menuju ruang makan.

"Tadi Ibu habis keluar sebentar mengantar baju, ke rumah sebelah. Gimana sekolahnya Chel?" Tanya Bu Ira sembari memasak makan malam.

"Huffttttt...." Chelia menghela napas.

"Chel, kok diam saja..." Bu Ira menepuk pundak Chelia.

"Ehhhhh nggak Bu, ini... itu... apa...?" Chelia terkejut, sambil berpikir bagaimana caranya untuk meminta izin tentang ekstrakurikuler palase yang menjadi pilihannya. Ia tidak ingin berdebat lagi dengan ibunya hanya karena masalah seperti itu. Ibunya sudah terlalu banyak mengalah.

DI ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang