Kebohongan

5 2 0
                                    

Aksara Pasha Ravindra, si cowok cool di SMK Sakti Bina Bangsa. Berparas rupawan, memiliki postur tubuh tinggi, dan alis yang tebal, siapa saja yang melihatnya akan terpana dengan pesonanya. Meskipun sifat dari ketua ekstrakurikuler pecinta alam SMK Sakti Bina Bangsa tersebut sedikit cuek, tapi masih banyak yang kagum padanya.

"Baik saya lanjutkan untuk beberapa hal yang harus kalian persiapkan untuk pergi ke puncak besok. Kita akan berangkat pukul 14.00 supaya pas kita sampai puncak tidak terlalu malam dan masih bisa menikmati sunset. Jangan lupa siapkan pakaian hangat, obat-obatan pribadi, dan makanan secukupnya, akan lebih aman jika kalian memakai sepatu. Untuk peraturan selanjutnya akan saya beri tahu saat start menuju puncak besok. Saya rasa cukup sekian dari, saya terima kasih," jelas Aksara.

Semua siswa mendengarkan penjelasan Aksara dengan saksama. Berbeda halnya dengan Chelia yang memikirkan cara agar bisa mengikuti kegiatan yang akan dilaksanakan ini.

"Chel, kamu kenapa?" Tanya Sheira yang duduk di samping Chelia.

"Gak kok Shei, aku kasih tau nanti aja ya," bisik Chelia.

Sheira mengangguk.

Setelah selesai berkumpul Chelia mengajak Sheira untuk tetap tinggal di aula. Ada sesuatu yang ingin Chelia bicarakan.

"Ada apa Chel?" Tanya Sheira kebingungan.

"Ummm, ibu Shei. Gimana caranya aku izin sama ibu, kamu kan tau sendiri ibu pasti gak ngasih izin."

Sempat terpikir oleh Chelia untuk berbohong kepada ibunya.

"Shel aku punya ide. Gimana kalau aku pura-pura nginep aja di rumah kamu, terus bilang kalau kita ada kerja kelompok. Tapi sebenarnya aku berangkat muncak, gimana Shei?" Chelia meminta saran Sheira.

Terusik dengan kebingungan yang menjelma menjadi rasa takut membuat Chelia memikirkan perbuatan nekat.

"Terserah kamu aja Chel, tapi apa gak apa apa? Sheira menatap ragu ke arah Chelia.

Keputusan yang telah Chelia buat tidak bisa diganggu gugat oleh siapa pun. Pertanyaan Sheira tidak membuatnya ragu tentang keputusannya.

~*****~

Jam pelajaran telah usai, disambut dengan sore hari yang cerah. Sebelum pulang ke rumah, Chelia dan Sheira menyempatkan diri untuk pergi ke toko baju dan mini market setelah mendapatkan check list yang perlu mereka bawa untuk pergi ke puncak.

Memilih beberapa baju hangat di toko Cemara membuat Chelia dan Sheira kebingungan karena banyak baju yang menjadi pilihan mereka. Dua sejoli itu memutuskan untuk berpencar.

Chelia berjalan mundur saat sedang memilih beberapa makanan ringan untuk dibawa ke puncak.

Duggg

Langkah Chelia terhenti saat ia tak sengaja bertabrakan dengan seseorang.

"Maaf Kak," Chelia membalikkan badannya.

Laki-laki berpostur tinggi yang ia kenal sebagai ketua ekstrakurikuler pecinta alam berdiri tepat dihadapannya. Chelia sedikit terkejut. Ia merasa dejavu, teringat kejadian beberapa waktu lalu saat ia bertabrakan dengan Samudra. Seolah kejadian berulang di tempat yang berbeda.

Sepertinya Aksara tidak begitu mengenal Chelia.

"Iya gak apa apa, lagi nyari sesuatu?" Tanya Aksara.

Chelia tak menjawab pertanyaan Aksara. Ia langsung bergegas pergi tanpa menyadari sesuatu miliknya terjatuh. Chelia menghampiri Sheira yang tengah memilih beberapa baju hangat.

"Shei, ayo buruan milih bajunya," seru Chelia

Sheira merasa heran dan bingung dengan seruan Chelia.

"Kenapa Chel kok tiba-tiba minta pergi, 'kan kamu yang ngajak ke toko ini? Apa ada sesuatu yang ketinggalan di sekolah?" Tanya Sheira.

DI ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang