Terlihat dua bus ukuran tiga per empat terparkir rapi di depan gerbang sekolah. Para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler pecinta alam berbondong-bondong menaiki bus tersebut. Keceriaan terpancar di wajah mereka seperti tak sabar ingin melihat indahnya puncak di sore hari.
Perjalanan menuju puncak tidak terlalu jauh. Di kanan kiri jalan tampak pepohonan rindang yang menciptakan suasana tenang. Ketenangan ini membuat semua masalah seketika hilang entah ke mana.
Chelia duduk bersama Sheira, ya mau duduk dengan siapa lagi, dua sejoli itu tidak bisa dipisahkan. Beruntungnya mereka berada pada kelompok yang sama. Perjalanan kian menyenangkan dengan mendengarkan musik yang melengkapi suasana sore hari.
"Kayanya kalau Dara sama Bellinda ikut pasti lebih seru ya, Chel?" Tanya Sheira yang sedang melihat pemandangan sekitar.
"Iya, pasti tambah heboh kalau mereka ikut. Oh iya ngomong-ngomong aku belum kirim pesan ke mereka berdua nih," jawab Chelia.
"Iya ya aku lupa deh, ayo foto. Aku mau pamer ke mereka hehehe," imbuh Sheira seraya mengambil ponsel.
Para siswa sangat menikmati perjalanan. Terpancar raut kebahagiaan di wajah mereka.
~*****~
Aksara duduk bersebelahan dengan Nando, sahabatnya sejak ia masuk SMK Sakti Bina Bangsa. Mereka berteman sudah hampir dua tahun.
"Hei Aksa, kenapa bengong aja lu?" Nando menepuk pundak Aksara.
Nando si cowok menyebalkan yang lumayan famous di SMK Sakti Bina Bangsa. Dia adalah sahabat Aksara. Nando memiliki paras yang tak kalah tampan dengan Aksara. Nando juga memiliki postur tubuh yang tinggi. Berbeda dengan Aksara yang memiliki sikap cool, Nando adalah sahabat Aksara yang paling heboh. Ia sangat cerewet.
"Gak ini, gak bengong."
Aksara bukan sedang melamun atau kebingungan, tapi ia sedang merasakan suatu hal yang mungkin jarang ia rasakan. Memikirkan gadis berparas cantik bermata indah membuatnya seolah terperangkap dalam matanya. Tak henti-hentinya ia teringat dengan gadis itu.
"Ya udah lah mending lu main handphone aja dari pada bengong gak jelas gitu," perintah Nando dengan kesal.
Beberapa saat kemudian Aksara memenuhi perintah sahabatnya. Ia mengambil ponsel di sakunya dan membuka sosial media. Sebagai ketua ekstrakurikuler ia juga ikut andil memegang akun instagram milik ekstrakurikuler pecinta alam.
Saat sedang melihat beberapa feeds, tak sengaja Aksara menemukan satu foto yang baru saja diposting. Ia tidak tahu kalau ada postingan yang baru diupload di akun instagram resmi palase. Ia terkejut melihat gadis di foto itu adalah orang yang berpapasan dengannya di toko Cemara.
"Ini 'kan cewek yang waktu itu," tuturnya dalam hati.
Aksara baru mengetahui bahwa Chelia adalah adik kelasnya dan ia juga mengikuti ekstra yang sama dengannya.
"Kesempatan buat aku ketemu sama dia, coba aku lihat siapa tau ditag biar sekalian tau namanya," tuturnya berharap.
"Hindi Chelia Armatea, nama yang indah," gumam Aksara.
~*****~
Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di perjalanan, akhirnya mereka semua sampai di titik menuju puncak. Perjalanan menuju atas puncak dimulai saat jam menunjukkan pukul 15.00. Untuk mencapai garis finish mereka membutuhkan waktu sekitar dua jam. Waktu yang tepat untuk melihat indahnya sunset di atas puncak.
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ANTARA
Teen FictionHindi Chelia Armatea, gadis cantik yang hidup di keluarga sederhana. Waktu demi waktu telah ia lewati bersama sang ibu, Ira Maheswari, seorang single parent yang bekerja sebagai penjahit. Bersama ketiga sahabatnya, Chelia berbagi cerita. Mengenal S...