Pagi telah tiba disambut dengan cahaya matahari yang perlahan muncul. Samudra memanaskan mesin motor kesayangannya. Tiba-tiba ia teringat dengan kejadian yang mungkin tak terpikirkan olehnya semalam. Ia merasa penasaran dengan perempuan yang tak sengaja menabraknya di koridor kelas. Entah kenapa ia teringat hal itu. Padahal itu hal yang mungkin biasa terjadi.
"Cewek itu siapa, ya?" Tuturnya dalam hati sambil duduk di teras rumah menunggu mesin motor yang sedang dipanaskan. Samudra merasa bahwa ia pernah bertemu perempuan itu sebelumnya.
"Mas, sarapan dulu. Bibi sudah siapkan di meja makan," ucap Bi Lasmi dengan lembut.
Suara Bi Lasmi sontak membuat Samudra sedikit terkejut.
"Siap, Bi," jawab Samudra.
Harum masakan Bi Lasmi tercium hingga membuat Samudra tak ingin berlama-lama duduk di teras. Samudra langsung menuju meja makan untuk menyantap makanan yang sudah dihidangkan. Tak lama kemudian pria berdasi turun dari tangga dengan membawa jasnya.
"Silakan Pak sarapannya." Bi Lasmi mempersilakan.
"Iya Bi, terima kasih," jawab Pak Damar.
Sarapan berdua hanya dengan ayahnya. Samudra sudah terbiasa dengan hal itu, berbeda dengan teman-temannya yang masih memiliki orang tua yang lengkap. Setelah sarapan mereka bergegas pergi.
~*****~
Suara mesin jahit yang terdengar membuat Chelia merasa tak ingin mengganggu sang ibu. Ibunya, Ira Maheswari yang setiap hari sibuk dengan mesin jahitnya tanpa henti seolah sudah menjadi temannya.
"Bu, aku berangkat sekolah dulu ya," pamit Chelia kepada sang ibu sambil mencium tangan penuh pena yang digunakan untuk membuat pola.
"Iya Chel hati-hati, pulangnya jangan sampai telat," tutur ibu dengan lembut.
Di dalam angkutan umum Chelia sering duduk di samping jendela. Chelia selalu menikmati perjalanan menuju sekolahnya walaupun perjalanan ia lewati selalu sama. Tapi, baginya melihat pemandangan di sekitarnya itu adalah hal yang membuatnya merasa tenang. Angin pagi yang sejuk menambah suasana ketenangan dalam dirinya. Cahaya matahari yang perlahan muncul menyambut mata indah Chelia.
Suara sepatu pantofel terdengar melewati koridor kelas, mengingatkannya pada kejadian kemarin saat ia terlambat masuk kelas.
Ocehan sahabatnya yang selalu membuat Chelia tersenyum sudah mulai terdengar sejak ia berada di depan pintu kelas.
"Pagi Chelia," sapa Sheira.
"Pagi juga Shei," sahut Chelia.
~*****~
Hari ini para siswa SMK Sakti Bina Bangsa berkumpul sesuai dengan ekstrakurikuler yang telah mereka pilih. Chelia sudah bulat dengan keputusannya untuk mengikuti ekstrakurikuler pecinta alam walaupun tanpa seizin ibunya. Chelia bersama Sheira mengikuti ekstra yang sama.
"Baik anak-anak, sekarang kalian ambil posisi duduk masing-masing," ucap Pak Edward, salah seorang guru yang mendampingi ekstrakurikuler tersebut.
"Baik Pak..." Sahut mereka bersamaan.
Saat sedang berkumpul di tengah kerumunan para siswa yang mengikuti ekstrakurikuler itu, tak sengaja Sheira melihat laki-laki yang ada di album Chelia semasa TK.
"Chel, lihat itu," ucap Sheira sambil menepuk pundak Chelia.
"Siapa?" Tanya Chelia penasaran.
"Ya ampun, itu... itu... Samudra," jawab Sheira gemas.
Ia adalah Samudra Arsyanendra Argantara, laki-laki yang tak sengaja bertabrakan dengan Chelia di koridor kelas kemarin. Mengetahui hal itu sontak membuat Chelia terkejut tanpa sadar ia telah bertemu dengan orang yang sebelumnya pernah ia kenal.
"Sekarang Bapak akan melanjutkan untuk membagi regu terlebih dahulu agar mempermudah untuk membagi tugasnya," ucap Pak Edward.
Regu dan ketua regu sudah dipilih oleh Pak Edward. Kemudian dilanjutkan dengan sesi perkenalan masing-masing ketua regu.
"Ketua regu Scorpio silakan untuk memperkenalkan diri," perintah Pak Edward.
"Halo teman-teman semua, sebelumnya salam kenal dari saya. Nama saya Samudra Arsyanendra Argantara biasa dipanggil Samudra. Saya dari jurusan penerbangan. Saya rasa cukup sekian, terima kasih." Samudra memperkenalkan dirinya dengan lantang.
Perkenalan singkat yang mungkin pernah Chelia dengar sebelumnya sekarang terulang kembali.
~*****~
KAMU SEDANG MEMBACA
DI ANTARA
Teen FictionHindi Chelia Armatea, gadis cantik yang hidup di keluarga sederhana. Waktu demi waktu telah ia lewati bersama sang ibu, Ira Maheswari, seorang single parent yang bekerja sebagai penjahit. Bersama ketiga sahabatnya, Chelia berbagi cerita. Mengenal S...