Persiapan Menuju Puncak

7 3 0
                                    

Sabtu pagi tak biasanya Samudra memanasi mesin motornya. Biasanya ia hanya pergi jogging setelah itu berdiam di rumah seharian untuk bermain play station. Dari semalam ia hanya memikirkan seorang perempuan yang berhasil mengalihkan perhatiannya. Tak disangka perempuan itu adalah teman lamanya. Kembali bertemu dengannya menjadi peristiwa yang tak pernah terpikirkan oleh Samudra.

Pagi ini sangat ia tunggu-tunggu karena sudah ada rencana untuk kencan buta dengan Chelia. Mengingat namanya membuat ia penasaran. Selesai memanasi motornya Samudra langsung pergi untuk mandi dan bersiap-siap.

~*****~

Di pagi yang sama Chelia tengah menyiapkan sesuatu untuk ia bawa saat kencan buta bersama Samudra. Seorang laki-laki yang hadir dalam hidupnya beberapa waktu yang lalu. Mengingat hal itu membuat Chelia tersipu malu. Mungkin sekarang memasak menjadi sebagian dari hobinya.

"Wahhh anak Ibu sudah cantik, mau ke mana nih, tumben pagi-pagi sudah rapi?" Tanya Bu Ira sambil menghampiri Chelia.

"Ummm Bu, aku hari ini nginep di rumahnya Sheira, ya? Soalnya ada beberapa tugas kelompok yang harus diselesaikan," izin Chelia kepada Bu Ira.

Untuk pertama kalinya Chelia mengatakan kebohongan yang besar. Butuh waktu sehari semalam untuk memikirkan keputusannya. Tapi akhirnya Chelia memutuskan untuk mengiyakan keputusannya.

"Kenapa gak kerja kelompok di sini aja Chel? Mumpung Ibu lagi gak jahit hari ini." Bu Ira menyarankan.

"Maaf Bu gak bisa soalnya bahan-bahan buat tugasnya sudah di rumah Sheira semua," sahut Chelia.

Tanpa keraguan Chelia mengatakan kebohongan lagi.

"Ya sudah kalau begitu terserah kamu saja," dengan berat hati Bu Ira mengiyakan permintaan Chelia.

Bu Ira sedikit merasa sakit hati karena beberapa kali ia harus mengalah dengan keputusan Chelia.

"Ya sudah Bu aku pamit dulu ya, Ibu baik-baik di rumah," tutur Chelia sambil mengambil tas ranselnya.

Chelia merusak rencana Bu Ira, padahal ibunya itu ingin sekali mengajarinya memasak hari ini.

~*****~

Lari di pagi hari sudah menjadi kebiasaan Aksara saat weekend . Apalagi nanti sore ia akan pergi ke puncak, sangat membutuhkan tenaga untuk berjalan di puncak. Dengan langkah cepat ia berlari di trotoar, keringat yang menetes di wajahnya menambah pesona dari laki-laki itu. Memakai kaos pendek dan celana training  panjang dengan mengenakan headset di telinganya adalah outfit yang biasa ia kenakan saat jogging.

Dalam hati Aksara berharap bisa bertemu lagi dengan gadis yang memiliki mata indah itu. Gadis yang tak sengaja berpapasan dengannya di toko. Barang miliknya yang terjatuh sekarang masih berada digenggaman Aksara.

~*****~

Suara motor Samudra mulai terdengar di gerbang kompleks perumahan Chelia. Terlihat laki-laki berkaos hitam dari kejauhan mengendarai motor kesayangannya. Ia melaju menghampiri Chelia.

"Pagi Chel," sapa Samudra.

"Pagi juga, cepet banget Sa," imbuh Chelia.

"Chel temani aku ke toko Cemara sebentar ya, bisa kan?" Pinta Samudra.

Chelia terkejut saat Samudra menyebut nama toko yang ia kunjungi kemarin. Ia jadi teringat dengan Aksara.

"Eeee bisa," jawab Chelia ragu.

"Ini helmnya dipakai dulu," perintah Samudra seraya memberikan helm kepada Chelia.

DI ANTARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang