happy reading💓
***
"Eron, kau di kamar VVIP yang mana? Aku sudah mencarimu sedari tadi."
"Sudah ku bilang kan VVIP lantai 1 nomor 2. Memangnya kau sekarang dimana? Aku belum melihat siapapun yang datang kesini."
"OH ASTAGA! Tadi, aku dengarnya kau bilang VVIP lantai 2. Maafkan, sayang. Aku akan segera kesana, beri aku 5 menit, oke?"
"Hmm, hati-hati. Jangan berlarian!"
Eron menghela napasnya lega. Pasalnya, sejak tadi Katrina tidak muncul di hadapannya padahal ia sudah menunggunya di luar kamar. Ternyata, istrinya itu salah lantai. Kamar VVIP yang disediakan oleh rumah sakit keluarganya ada 2 lantai. Lantai 1 untuk kamar nomor 1 hingga nomor 5 dan lantai 3 untuk kamar nomor 6 hingga nomor 10. Dan, dasarnya Katrina memang wanita ceroboh dan pelupa sejak mereka masih berpacaran.
Bunyi heels yang beradu dengan lantai dingin itu membuat Eron menoleh ke sumber suara. Nah, itu dia istrinya.
"Astaga, kenapa bisa salah lantai, sayang?" Tanya Eron begitu ia melepaskan pelukannya.
Katrina hanya tersenyum, "maaf, Eron. Aku lupa. Pikiranku sedang tidak fokus tadi, di kafe sedang ada sedikit masalah, makanya aku salah lantai. Maafkan aku."
"Tidak apa-apa. Oh, ada masalah apa di kafe? Apakah sebuah masalah yang besar?"
"Tidak, tidak. Bukan masalah besar. Tadi, salah satu karyawan menelponku katanya ada pelanggan yang tidak sengaja memecahkan meja kaca disana tapi tidak mau menggantinya. Tapi, semuanya sudah beres kok." Ucap Katrina menjelaskan. "Oh, iya. Tadi kau bilang, kau ingin membicarakan sesuatu tentang seseorang? Dimana dia? Apakah, di kamar ini?'
Eron mengangguk, lalu membukakan pintu kamar inap Jiro.
Mata Katrina membulat sempurna. Ia menoleh pada Eron untuk meminta penjelasan tentang siapa anak manis yang sedang tertidur pulas di ranjang rumah sakit.
"Masuk dulu dan akan ku jelaskan." Eron merangkul pundak Katrina dan menyuruhnya duduk di sofa dekat pintu.
"Siapa dia, Eron? Di--"
"Dia bukan anak wanita simpananku. Sudah ku jelaskan berkali-kali, aku tidak punya wanita simpanan. Hentikan pemikiranmu tentang berita palsu itu." Eron menaruh kedua tangannya di masing-masing pundak Katrina dan menatapnya dengan intens. "Kau cukup percaya padaku saja. Aku tidak mungkin mengingkari janji pernikahan kita di depan altar."
Setelah meninggalnya bungsu Arsenio, tersebar kabar palsu bahwa Eron memiliki wanita simpanan di Hongkong. Hal itu terjadi karena banyak yang berasumsi mengapa Eron tidak segera kembali ke tanah air padahal yang sebenarnya terjadi adalah Eron sedang merintis bisnisnya yang lain disana. Dan sialnya, Katrina mempercayai berita palsu itu. Mereka hampir saja bercerai jika saja Eron tidak berhasil menangkap si pelaku penyebar berita palsu itu.
"Anak itu adalah seseorang yang aku selamatkan dari rumah preman kampung tadi pagi. Aku bertemu dia setelah Satria menemukan anak itu sedang bersembunyi di bawah meja di sebuah kamar." Ujar Eron. Ia menggenggam tangan Katrina. "Dari situ, hati nurani ku bergerak agar aku menyelamatkan nyawanya yang hampir saja hilang."
"Apakah dia diculik oleh preman itu?" Tanya Katrina penasaran.
"Bukan. Jiro Magani namanya. Lima tahun lalu, Jiro dibawa oleh orangtua kandungnya dan mereka menjual Jiro pada preman itu."
Katrina menahan napasnya. Ia terkejut, ternyata masih ada orangtua yang dengan teganya menjual anaknya sendiri.
"Aku sudah memerintahkan Satria agar dia bisa menangkap orangtua kandung Jiro. Aku ingin orangtuanya diberi hukuman yang setimpal."

KAMU SEDANG MEMBACA
JIRO [ END ]
Ficção GeralJiro Magani, si anak paling beruntung yang tiba-tiba di angkat menjadi bagian dari keluarga Arsenio. Mungkin ini adalah jawaban dari Tuhan atas semua doanya selama ini. Sekarang, Jiro telah dilimpahi banyak kasih sayang dari keluarga angkatnya. Jir...