happy reading💓
***
Hayden sedang duduk sambil memandang punggung ibunya yang tampak sibuk membuatkannya makan siang. Padahal sudah ada maid yang mempunyai tugas untuk memasak, tapi, kali ini Katrina memilih untuk memasak sendiri. Mungkin dia sudah terlalu sibuk mengurus urusan kafe miliknya, jadi dirinya tidak mau jika Hayden merasa kekurangan kasih sayang. Sekarang tinggal Hayden yang tinggal di rumah. Si sulung Galen memilih menetap di Singapura untuk mengembangkan bisnisnya disana. Sesekali Galen tetap berkunjung ke Indonesia dan stay selama kurang lebih 1 bulan.
"Bagaimana kemarin saat di Singapura, nak? Seru nggak?" Tanya Katrina sambil menoleh sekilas ke arah Hayden.
"Seru banget tapi lebih banyak capeknya, Bun."
Program study exchange yang diadakan oleh sekolah Hayden memang memilih sebuah sekolah di Singapura sebagai tempat pertukaran para muridnya. Berbahagialah Hayden yang tidak sendirian di sana karena ada Galen yang memantaunya.
"Bukannya sama saja, kan? Bangun lalu sekolah, belajar, lalu pulang lagi ke asrama."
"Ih, Bunda mah nggak tahu! Jarak antara asrama sama sekolahnya tuh lumayan jauh tahu! Hayden capek kalo tiap hari jalan kaki buat ke sekolah."
Katrina tergelak mendengar penjelasan dari Hayden. "Jalan kaki saat pagi hari akan membuat tubuh kita menjadi lebih segar, Hayden. Makanya, kalau Ayahmu mengajak untuk jogging, ikutlah. Nanti kau akan terbiasa."
"Mager ah, Bun. Mending di rumah, main game."
"Ingat, sayang, kamu sudah berada di kelas 12. Kau harus lebih banyak belajar daripada bermain game. Mengerti?" Ucapnya mengingatkan Hayden.
Masakannya sudah matang. Semur ayam kentang kesukaan Hayden. Katrina memindahkan semur ayam kentang itu ke dalam mangkuk lumayan besar lalu ia hidangkan ke meja makan.
Hayden mengangguk. "Mengerti, Bunda. Hayden juga kalo main game pasti saat hari libur saja. Hayden nggak mau ngecewain Bunda, Ayah, dan Kak Galen."
Katrina mengusap rambut Hayden. "Bunda hanya mengingatkan saja supaya kau tidak pernah lupa untuk belajar."
Hayden mengangguk kembali. Karena makanan favoritnya sudah matang, ia segera mengambil nasi lumayan banyak. Lalu mengambil sepotong paha ayam dan beberapa kentang.
"Hati-hati, lauknya masih panas. Tiup dulu sebelum masuk mulut."
Melihat Hayden yang menyantap makan siangnya dengan lahap membuat Katrina tersenyum. Tidak disangka, anak kecil yang dulu suka cemburu jika Katrina menggendong Kenzy yang masih bayi, sekarang sudah tumbuh menjadi remaja. Tinggal beberapa bulan lagi Hayden akan masuk ke dunia perkuliahan dan bergabung di perusahaan Eron.
"Wah, ternyata Bunda dan Hayden sedang makan siang bersama." Ujar Eron yang berjalan menuju meja makan.
Tak lupa ia mengecup singkat puncak kepala Katrina dan Hayden. Lalu duduk di sebelah Katrina. Niatnya sih ingin makan siang juga, karena tadi, ia belum sempat makan siang di kantor.
"Eitss! Tidak boleh menyentuh makanan sebelum kau bersih. Setidaknya ganti baju dulu sebelum makan." Ucap Katrina mengingatkan suaminya.
"Iya, sayang, iya. Aku ingin sekalian mandi. Bisa siapkan air hangat untuk berendam?"
"Kau bisa menyiapkannya sendiri, Eron. Aku ingin menemani Hayden makan siang."
"Ya, tapi aku ingin kau siapkan. Ayolah." Pinta Eron dengan tampang memelas.
"Aishh, baiklah! Tidak anak, tidak ayah, manjanya sama saja! Hayden, Bunda akan kembali setelah menyiapkan air untuk bayi besar Bunda yang ini, oke?"
Hayden mengangguk sambil tergelak melihat kelakuan ayahnya yang sedang ingin bermanja dengan ibunya. Tidak bisa dibayangkan, apakah jika dirinya menikah kelak akan menjadi seperti ayahnya? Ah tidak tidak, Hayden harus menjadi sosok ayah yang cool di depan anaknya kelak.

KAMU SEDANG MEMBACA
JIRO [ END ]
Ficción GeneralJiro Magani, si anak paling beruntung yang tiba-tiba di angkat menjadi bagian dari keluarga Arsenio. Mungkin ini adalah jawaban dari Tuhan atas semua doanya selama ini. Sekarang, Jiro telah dilimpahi banyak kasih sayang dari keluarga angkatnya. Jir...