happy reading💓
***
Ceklek
Eron menggelengkan kepalanya ketika melihat si bungsu masih terlelap dengan pacifier yang masih berada di mulutnya. Ini hampir petang dan anak itu masih setia menjelajahi mimpinya. Pasti nanti malam, Jiro akan tidur larut. Ia berjalan hendak menutup pintu balkon yang masih terbuka lebar. Sudah kebiasaan jika siang hari, AC kamar akan dimatikan karena udaranya akan lebih segar jika berasal dari luar.
Setelah pintu balkon tertutup, Eron segera menghampiri si bungsu. Laki-laki itu menyibakkan selimut yang menutupi sebagian tubuh anaknya, lalu mengusap rambut tebal Jiro.
"Sayang, bangun yuk? Ini sudah sore, loh. Nanti malam Adek tidak bisa tidur kalau sekarang belum bangun." Bisik Eron tepat di dekat telinga Jiro. Ia sengaja mencabut pacifier dari mulut Jiro.
Anak itu menggeliatkan badannya. Perlahan, matanya terbuka. "Ayah?"
"Iya, ini Ayah. Ayo bangun. Sebentar lagi pestanya akan dimulai." Ucap Eron.
"Pesta apa, Ayah?" Tanya Jiro. Sepertinya nyawanya belum terkumpul 100%.
"Pesta barbeque. Nanti kita akan bakar daging, sosis, dan marshmallow. Adek suka marshmallow kan?"
Jiro mengangguk antusias. Ia langsung mengalungkan tangannya ke leher Eron, tanda bahwa anak itu minta di gendong oleh ayahnya.
"Sekarang mandi ya? Adek udah bau asem!" Goda Eron. Membuat anaknya langsung merengut kesal.
"Tapi, mandi sama Ayah ya?" Pinta Jiro.
Eron mengangguk. "Boleh. Ingin pakai air hangat atau air biasa?"
"Air biasa aja, Ayah."
Eron segera membawa tubuh Jiro ke dalam kamar mandi. Setelah itu, Eron segera melepas semua pakaian anaknya dan langsung memindahkan tubuh kecil itu ke dalam bathub. Eron mulai mengarahkan shower ke tubuh Jiro hingga semua bagian tubuhnya basah. Dengan telaten, laki-laki itu menyabuni tubuh Jiro dan membilasnya.
"Ingin keramas atau tidak?" Tanya Eron menawari.
Jiro menggeleng.
"Baiklah."
Eron menyerahkan sikat gigi pada Jiro dan anak itu mulai menggosok giginya dengan hati-hati. Melihat Jiro masih menggosok giginya, Eron beralih ke pojok kamar mandi untuk mengambil handuk kering yang akan digunakan untuk mengeringkan tubuh Jiro.
"Sudah?" Tanya Eron. Ia memberikan segelas air untuk berkumur.
Jiro mengangguk. Ia menerima segelas air dan berkumur hingga beberapa kali. "Sudah, Ayah!"
Eron tersenyum lalu mengangkat tubuh Jiro ke luar dari bathub. "Kita keringkan tubuhmu dulu."
Eron mulai mengeringkan tubuh Jiro hingga benar-benar kering. Setelah itu, Eron membawa kembali tubuh Jiro ke kamar yang ternyata sudah ada Katrina disana. Tengah menyiapkan baju ganti untuk si bungsu.
"Bunda!" Seru Jiro. Anak itu merentangkan tangan kepada sang ibu.
"Hai, sayang. Hm! Anak Bunda sudah wangi." Puji Katrina sembari menggendong tubuh Jiro.
"Bunda, kata Ayah nanti ada marshmallow. Benar, Bunda?" Tanya Jiro yang terdengar sangat bersemangat.
"Benar dong! Jiro kan pernah bilang ke Bunda kalau ingin makan marshmallow, jadi Bunda sengaja membelikan marshmallow untuk dibakar nanti. Kalau cokelatnya, besok kapan-kapan saja ya?"
Jiro mengangguk. Tubuh nya telah direbahkan di pinggir kasur. Ibunya mulai mengolesi minyak telon, bedak, dan krim yang berguna untuk menghilangkan bekas luka yang masih menempel di badannya. Setelah itu, Katrina mulai memakaikan hoodie berwarna orange dengan aksen rubah di bagian depannya serta celana panjang warna hitam dengan gambar rubah berukuran kecil. Tak lupa, Katrina menyemprotkan parfum anak supaya Jiro selalu wangi.

KAMU SEDANG MEMBACA
JIRO [ END ]
General FictionJiro Magani, si anak paling beruntung yang tiba-tiba di angkat menjadi bagian dari keluarga Arsenio. Mungkin ini adalah jawaban dari Tuhan atas semua doanya selama ini. Sekarang, Jiro telah dilimpahi banyak kasih sayang dari keluarga angkatnya. Jir...