[8] JongSang

75 5 0
                                    

Tepat seminggu semenjak Jongho menyatakan perasaannya pada Yeosang. Beberapa hal berubah di antara mereka berdua. Salah satunya yakni Yeosang yang kerap merona pipinya ketika Jongho memberinya afeksi atau godaan romantis.

"Yeosang," panggil Jongho. Mereka ada di kamar Yeosang saat ini. Seperti biasa, bimbingan belajar mengajar. Yang dipanggil menoleh dengan alis menukik kesal.

"Pakai Kakak!" Hal lain yang berubah dari mereka. Yeosang menjadi semakin lucu sekarang. Ingin rasanya Jongho menggigit pipi Yeosang sekarang juga.

"Okay, Kakak Yeosang." Yeosang kembali mengembangkan senyumnya. Pipinya terlihat lebih berisi sekarang. Jongho bersyukur karena Yeosang kembali bahagia.

Kegiatan kali ini diselingi dengan candaan dan godaan untuk Yeosang. Satu jam berlalu, menandakan mereka sebentar lagi selesai dengan aktivitasnya.

"Terima kasih untuk hari ini, Kak. Doakan aku semoga besok mendapatkan nilai terbaik," kata Jongho saat keduanya berada di ambang pintu.

"Pasti! Semoga Jongho dapat nilai terbaik!" Telapak tangannya diletakkan pada pucuk kepala Jongho, menutup matanya, seperti membaca mantra. "Kamu pasti bisa!"

"Kakak lucu sekali." Lawan bicara Jongho merona. Merah sekali. Seperti kepiting rebus. "Aku boleh minta peluk untuk semangat?"

Yeosang mendecih geli. Berusaha menutupi rasa malunya yang kian menjalar ke seluruh tubuhnya. Perlahan dirinya mendekat ke arah sang dominan, memeluknya kemudian. Menelusupkan kepalanya ke ceruk leher Jongho, mengendus aroma maskulin yang saat ini menjadi aroma favoritnya.

Jongho membalas pelukan Yeosang dengan senang. Mengusak rambut si manis berkali-kali, guna menyalurkan rasa gemas yang teramat dalam.

"Aku pulang dulu, ya, Kak," kata Jongho setelah mereka melepas pelukannya. Yeosang tidak merespon, diam memikirkan sesuatu.

"Jongho. Tutup matamu!" perintah Yeosang. Jongho diam sebentar, kemudian mengikuti perintah kesayangannya.

Sebuah benda kenyal nan ranum menyentuh pipi Jongho. Cepat sekali, mungkin hanya sedetik. Namun berhasil membuat Jongho tidak berkutik.

Jongho sontak membuka matanya. Melihat Yeosang yang sudah sangat merah mukanya.

"Sudah sana, pulang!" Setelahnya, Yeosang cepat-cepat masuk ke dalam rumahnya, menutup pintu dengan kilat. Jongho masih terdiam, kemudian tersenyum senang sembari melangkahkan kakinya menjauh dari rumah Yeosang.

-----

By valentinesugarplumie

| UNO | [WooSan, JoongHwa, YunGi, JongSang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang