[7] JongSang

76 4 0
                                    

Senyum Yeosang telah menghilang sejak dua minggu lalu. Maniknya juga sarat akan kesedihan dan rindu yang mendalam.

Namun walaupun begitu, Yeosang tetap mengajari Jongho seperti biasa. Tapi Jongho justru tidak suka dengan Yeosang yang seperti ini. Terlebih selama dua minggu ini, tidak ada materi pembelajaran dan penjelasan dari Yeosang yang masuk ke otak karenanya.

"Kak," panggil Jongho. Yeosang membenarkan posisi kacamatanya kemudian mendongakkan kepalanya.

"Hm?" sahutnya. Kembali fokus mencerna tugas Jongho yang makin sulit kian hari.

"Aku sedang tidak ingin belajar." Yeosang mengernyitkan dahinya. "Ingin keluar sebentar?"

Yeosang terdiam sejenak. Menimbang-nimbang pilihannya. Kemudian mengangguk pelan tanda setuju.

Kedua orang itu berjalan beriringan. Beberapa waktu mereka habiskan dengan berjalan acak tanpa tujuan. Tidak ada yang membuka pembicaraan selama mereka berjalan. Keduanya larut dalam pemikiran masing-masing. Tak sadar keduanya sudah berada di pinggir danau tempat kebanyakan para pasangan menebarkan cinta.

"Kak." Yeosang hanya berdeham, membiarkan Jongho melanjutkan ucapannya. "Aku sedih melihat Kakak yang seperti ini."

Yeosang seketika menoleh. Menatap Jongho yang sedang menyaksikan pasangan yang sedang membagi rindu agak jauh di depannya.

"Aku suka Kakak." Yeosang membulatkan matanya. Sedang Jongho terlihat sangat santai setelah mengucapkan kalimat tersebut.

"Maksudmu?" Jelas Yeosang tahu apa maksudnya, dirinya hanya ingin memastikan.

"Aku suka saat Kakak mengajariku dengan penuh semangat. Aku suka saat Kakak menebarkan senyum bahagia, entah padaku atau orang lain. Aku suka saat Kakak peduli dan perhatian kepadaku. Aku suka dengan segala hal yang Kakak punya dan sukai. Aku suka semua hal tentang Kakak."

Kata-kata itu lolos dengan lancar dari mulut Jongho. Yeosang hanya dapat terdiam membeku. Berusaha mencerna segala kata yang baru saja masuk ke dalam pendengarannya.

"Aku suka kamu. Aku cinta kamu, Kang Yeosang." Jongho akhirnya menatap Yeosang. Menelusup ke dalam manik kelam Yeosang yang tampak sangat bingung dan terkejut sekarang.

"Mungkin ini terkesan sangat mendadak untukmu. Tapi aku sudah menunggu cukup lama untuk hal ini." Jongho tetap diam di tempatnya, tidak berusaha mendekati Yeosang. "Aku tidak memaksamu untuk menerima pernyataan cintaku. Kamu tidak menjauhiku setelah ini juga lebih dari cukup."

Yeosang lagi-lagi bungkam. Maniknya ingin melepaskan tautan antar mata itu, tapi seperti ada gaya yang menariknya sangat kuat, sehingga Yeosang seakan tak bisa mengalihkan pandangannya.

"Tapi aku rasa aku harus mengatakan ini. Aku tidak ingin melihat wajahmu yang tanpa emosi seperti ini. Jadi.." Jongho berjalan beberapa langkah. Tidak terlalu dekat, menghargai batasan Yeosang. "Bolehkah aku menjadi seseorang yang membuat senyummu kembali, Kang Yeosang?"

Angin sejuk menerpa keduanya. Suasana ramai masih terasa, mengelilingi keduanya. Namun keduanya merasa begitu tegang sekarang. Salah, itu hanya Yeosang. Jongho sudah siap jika ia ditolak Yeosang.

Anggukan pelan ditunjukkan oleh Yeosang beberapa menit setelahnya. Jongho mengerjapkan matanya beberapa kali, meminta penjelasan.

"Iya, Jongho. Boleh."

Ingin Jongho memeluk Yeosang sekarang juga. Menghujani wajah kesayangannya dengan kecupan di seluruh inci wajahnya. Namun kenyataannya, Jongho hanya mengusap pelan surai Yeosang, dengan senyum paling lebar yang pernah ia tunjukkan.

-----

By valentinesugarplumie

| UNO | [WooSan, JoongHwa, YunGi, JongSang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang