Begitu melihat Bella yang pergi dari jangkauan Arga, Faren langsung bergegas mengikuti perempuan itu hingga ia sampai pada toilet perempuan.
Sejenak ia berfikir sebelum masuk ke dalam toilet ini, apakah ia harus masuk juga dan menemui Bella yang sudah ada di dalam? Tapi jika ia melakukannya apa anggapan orang nanti kalau ada yang melihatnya masuk ke dalam toilet perempuan?
Faren tak peduli lagi, ia tetap memutuskan untuk masuk dan langsung melihat Bella yang terlihat sedang berkaca di depan cermin wastafel itu.
"Cantik banget ya?" tanya Faren dengan nada sinisnya.
Bella langsung tersentak kaget dan spontan menoleh ke belakang begitu mendengar pertanyaan itu tiba-tiba terlontar dari suara seorang yang ia kenal, Faren.
"K-kak." panggil Bella gugup, ia yang tadinya sudah menghembuskan nafas leganya kini jadi tergemap dengan menahan nafasnya seolah pasokan oksigen mulai menipis di toilet ini.
Raut wajah Faren sangat terlihat jelas jika laki-laki itu sedang menahan amarahnya. Kaki Faren melangkah mendekati Bella yang membuat Bella semakin tak bisa bergerak di tempatnya berdiri.
"Perkara gue cium ga lebih dari 5 detik doang lo sampe kabur dari gue ke Arga, hm?" tanya Faren dengan sorot mengintimidasi dan dengan langkah yang semakin lama semakin mengikis jarak diantara mereka.
"Gue lebih brengsek daripada Arga ternyata." Faren terkekeh sinis yang jelas perkataan itu menyindir Bella. "Ternyata cium perempuan dianggap jauh lebih brengsek daripada pukul bahkan permaluin perempuan di tempat umum."
Hingga jarak Faren dan Bella hanya tinggal setengah meter Saja, dan langkah kaki Faren terhenti di situ. Dengan sangat jelas mata Faren menatap Bella dari atas sampai bawah membuat Bella menatap takut ke arah Faren.
Kedua tangan Faren yang semula tersimpan di dalam saku celana bahannya kini tiba-tiba terangkat. Faren mengangkat kedua tangannya ke udara seperti ia akan tertangkap polisi, "Maaf ya." ucap Faren dengan nada meledek.
"Gue minta maaf udah lecehin lo waktu itu." katanya lagi lalu beralih bersidekap dada.
"Ternyata bener yang pernah dibilang Damar. Cewek kalo udah jatuh cinta tololnya ngelebihin kepinteran Albert Einstein. Pukulan serasa elusan sedangkan ciuman serasa pelecehan. Secinta itu lo sama Arga sampe gabisa lepas dari dia?" tanya Faren terus mencecar Bella, sedangkan Bella hanya bisa terdiam tanpa berkata-kata.
Bella sudah panas dingin di tempatnya apalagi saat ia mendengar nada tidak bersahabat itu dari Faren. Ia tak mampu membalas semua perkataan Faren meskipun saat ini ia sangat menginginkan perlindungan dari Faren sebagaimana yang pernah laki-laki itu katakan padanya jika dia akan selalu melindunginya.
Bella ingin mengadu dan menangis pada Faren, ia ingin mengatakan hal bejat apa yang sudah dilakukan Arga padanya. Namun ia sangat takut saat mengingat ancaman Arga padanya. Ia tak mau foto bugilnya nanti akan disebar luaskan oleh Arga yang di mana itu akan merusak hidupnya hingga semakin hancur.
"Kalo lo lupa lo masih babu gue. Seharusnya lo ga kabur dari gue karna gue paling pantang ingkar janji!" kata Faren lagi membuat Bella meneguk ludahnya dengan susah payah, apa ia akan mendapat masalah lebih besar kali ini?
"Perjanjian nya lo gue bayar dan lo jadi babu gue. Gue udah bayar lo, tapi kenapa lo kabur dan ga jadi babu gue? Bahkan apartemen gue ga dibersihin udah dua hari ini. Lo mau nyari masalah sama gue?"
"K-kak-"
"Lo bakal nyesel karna udah berhasil mancing emosi gue. Semua orang tau gue paling gabisa diganggu atau orang itu bakal habis sama gue. Apalagi kalau sampe ada orang yang berani mancing emosi gue, gue ga akan kasih ampun sampe dia berlutut di kaki gue. Dan lo..... Udah berhasil mancing emosi gue."
KAMU SEDANG MEMBACA
FABEL {ON GOING}
Teen Fictionkisah tentang seorang laki-laki yang memiliki iris mata coklat terang, wajah tampan, kaya raya, otak pintar dan populer. hidupnya sangat sempurna karna dia adalah sosok tokoh utama dalam cerita ini. DEAN FAREN ALFAHRI itulah nama yang berikan padan...