3.

142 10 0
                                    

Soonyoung merutuki kebodohannya. Memukul kepalanya ke stir mobil hingga tak sengaja menekan klakson yang membuatnya kaget sendiri. Soonyoung sudah berada di basement apartemen Seungcheol. Ia benar-benar lupa menyerempet tolol kala menyadari bahwa Jeonghan sahabat dekat si mungil. Soonyoung seminggu ini mati-matian menghindari dan malah bertemu begitu saja.

Ponselnya berdering dengan nama Mingyu disana. Soonyoung enggan menjawab. Ia harus balik ke asrama dan pura-pura ketiduran, namun ketukan di jendela mobil membuatnya menjerit.

Soonyoung mematikan mobil dan pintu penumpang samping pengemudi terbuka. Sosok mungil dengan jaket baseball warna jingga dan celana jeans pendek memasuki mobilnya.

"Ji!" teriak Soonyoung. Batin dan mentalnya belum siapa bertemu si mungil.

"Hai, kenapa teriak-teriak sih?" tanya Jihoon santai. Menimpa kaki kiri dengan kaki kanannya hingga bersilang menampilkan paha putih bersih.

Soonyoung melirik namun kembali fokus pada Jihoon. "Jaketku?"

"Ah, iya. Aku suka," jawab Jihoon riang.

"Kenapa kau disini? Jeonghan diatas sedang merayakan proposalnya."

"Kau juga? Kenapa disini dan tidak naik keatas?" sergah Jihoon. Tubuhnya maju hingga Soonyoung mundur.

"Bajumu tidak ganti? Baju favorit? Dari kekasihmu ya?" Jihoon menyentuh dengan jari telunjuk di dada Soonyoung. Merasakan dinginnya kain satin.

"Bukan ... ini hadiah dari ibuku," jawab Soonyoung. Hampir saja mulutnya kelepasan berucap bahwa ia tidak punya kekasih jika tidak embel-embel fuckboy yang selama ini ia bangun akan runtuh.

Jihoon manggut-manggut. Memundurkan tubuhnya lalu bergerak melangkahi persneling dan duduk di paha Soonyoung. Tangannya mengalung pada leher yang lebih tua. Soonyoung sendiri berusaha menahan napasnya.

"Hmm ... aku bosan ikut perayaan Jeonghan. Soonyoung mau ikut ke asramaku?" Jihoon menekan tubuhnya pada Soonyoung.

"Tidak! Kita ikut perayaan Jeonghan!" Soonyoung membuka pintu mobil. Mendorong Jihoon dan ia keluar setelahnya. Mengunci mobil dan segera menyeret Jihoon menuju unit Seungcheol. Jika mereka hanya berdua Soonyoung benar-benar merasa berada di neraka.

***

Perayaan berjalan santai dengan camilan, kue, serta minuman. Jeonghan menyambut hangat siapapun yang datang entah temannya ataupun teman Seungcheol walaupun Soonyoung bukan teman dari keduanya, ia hanya teman dari teman namun karna kebaikan hati ia diundang.

Jihoon sedari tadi tak lepas dari Soonyoung. Mengekori Soonyoung kemanapun pria itu melangkah. Bahkan Jihoon dengan santai bersandar pada lengan Soonyoung sambil mendengarkan mereka bercerita.

"Kalian akan menginap?" tanya Jeonghan.

"Aku tidak bisa. Besok ada kelas siang," ucap Soonyoung. Perlahan melepaskan tangan Jihoon dan bangkit.

"Aku juga!" Jihoon melompat dari duduk dan kembali memeluk lengan Soonyoung.

"Um ... aku saja yang mengantarmu pulang," ucap Seungcheol namun Jeonghan lebih dulu memotong hingga Soonyoung pasrah.

"Biar saja dia bersama Soonyoung mereka searah."

***

Disinilah ia bersama Jihoon didalam mobilnya menelusuri jalan raya yang cukup lengang mengingat waktu hampir tengah malam. Soonyoung diam saja saat Jihoon mengotak-atik radio mobil untuk mendengarkan lagu. Soonyoung menepikan mobil menuju salah satu minimarket, ia berencana membeli ramyeon untuk menemani begadang.

"Kemana?" tanya Jihoon.

"Diam saja disini, oke. Aku mau beli minum. Mau nitip?"

Jihoon menggeleng. Soonyoung keluar dari mobil menuju minimarket. Menyusuri rak demi rak mencari yang sekiranya menarik perhatian hingga terhenti di salah satu rak dekat kasir. Soonyoung menatap kotak kecil warna-warni dengan berbagai rasa.

"Yang rasa stroberi sedang populer, Mas," bisik salah satu pegawai membuat Soonyoung terkejut.

Soonyoung menggeleng.

***

Lagi-lagi Soonyoung harus mendesah lelah dengan segala tingkah Jihoon. Hanya karna hujan Soonyoung harus berada di kamar si mungil. Kan hujan masih air dan Soonyoung mengendarai mobil lalu si mungil merengek terpaksa Soonyoung disana dengan se-cup ramyeon beruap menggoda.

"Soon-ah..."

Soonyoung menoleh. Jihoon muncul dengan dua kaleng bir ditangan. Duduk diatas meja belajarnya seraya menyerahkan kaleng yang lain.

"Udaranya dingin," ucap Jihoon pelan.

Soonyoung hanya bisa mengangguk dan menerima. Menyesap rasa bir yang keras dan tegas mengigit lidah. Menikmati cairan itu memanaskan tubuhnya. Soonyoung juga memakan ramyeonnya dan sesekali menyuapi Jihoon.

"Kalau sudah buang saja sampahnya di dapur, aku ingin mandi," ucap Jihoon turun dari meja.

"Ji."

"Hum?" Jihoon berusaha menahan pekikan saat Soonyoung mendekat sambil membuka kancing kemejanya. Soonyoung dan kemeja satin maroon itu bencana.

"Aku ingin ganti pakaian. Boleh aku yang masuk lebih dulu?"

Jihoon mengangguk. Menahan diri untuk tidak berjingkrak kegirangan saat Soonyoung menghilang di balik pintu kamar mandi. Ah, seharusnya Jihoon mencuci lingerie nya.






















***

Flirty || SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang