10.

145 5 2
                                    

Matahari memancarkan sinar terik yang cukup menyegarkan namun entah mengapa Jihoon malah sibuk misuh sambil membawa sebuah plastik berlogo minimarket terkenal. Rupanya si mungil ingin sekali makan bingsu, tapi Jeonghan tidak bisa menemaninya terpaksa ia pergi ke minimarket untuk membeli bingsu instan dan memakannya sendiri di asrama.

Bahkan ia memaki seekor anjing yang menggonggong lucu mengajaknya bermain.

Dengan sedikit kesal sambil melepaskan sepatu dan bergegas menuju kamar. Melucuti kemeja dan menggantinya menjadi kaos serta celana pendek. Menuju dapur mencari mangkuk serta sendok untuk menyantap bingsunya. Dengan kaki terhentak melangkah menuju sofa depan televisi.

Jihoon fokus pada acara televisi yang menampilkan drama populer 'Other' yang belakangan ini marak diperbincangkan di Korea bahkan masuk ke trending 1 di SNS selama 3 pekan lamanya. Tak heran drama penuh air mata itu sukses membuat Jihoon tak menyadari ada sosok pria tinggi duduk di sampingnya sambil tersenyum manis.

Memandangi wajah lucu Jihoon yang ikut menyerit saat adegan klimaks protagonis ingin mengakhiri hidupnya.

"Seru sekali kelihatannya si mungil. Menarik, ya?"

"Wah, jinjja! Ini drama luar biasa ak-- AKHHH!"

Jihoon luar biasa terkejut mendapati wajah tampan Soonyoung tersenyum kearahnya dalam jarak yang cukup dekat. Tidak baik untuk jantung. Belum lagi aroma maskulin si tinggi membuatnya susah menahan hormon. Serasa ingin memohon untuk digagahi.

Soonyoung terkekeh sambil mencubit lembut pipi Jihoon bahkan mengecup bekas cubitannya. Demi Seungcheol dan hormon seks tak terkendalinya, Jihoon benar-benar melting layaknya bingsu yang berada di dalam mangkuk.

"Kau oke, Soon-ah?" tanya Jihoon sambil memperhatikan Soonyoung yang membuka jaket kulitnya.

"Baik. Kenapa, Mungil?" tanya Soonyoung balik.

Jihoon membalas dengan gelengan. Bingung juga dengan sifat Soonyoung. Seingatnya si tinggi sipit ini sangat anti berada di bawah radarnya bahkan saat mereka selesai one night stand pada malam itu si sipit sempat menghindarinya seminggu. Apa peletnya berhasil? Apakah ajaran seks dari Wonwoo manjur? Wah Jihoon harus menyembah temannya satu itu.

"Kepalaku sakit, Ji. Tugas akhir-akhir ini banyak sekali. Sulit rasanya membagi waktu," ucap Soonyoung. Tangannya membawa mangkuk yang berada di pangkuan Jihoon menuju meja, lalu kepalanya menggantikan posisi mangkuk tersebut.

"Aku bahkan baru sadar kita tidak bertemu 3 harian ini, Ji," tambah Soonyoung. Kedua kakinya terangkat ke sofa. Tangannya memeluk perut Jihoon dan membenamkan wajahnya kesana.

Tangan Jihoon mengusap rambut Soonyoung. Tersenyum lembut melihat bagaimana manisnya lelaki tinggi yang selalu bertingkah absurd itu menjadi manja. Ah, melegakan sekali, tapi hubungan mereka apa? FwB?

***

"Soon.. Ahh.."

Hmm, selalu saja. Entah bagaimana mulanya. Jihoon berada di bawah kukungan Soonyoung dengan baju terangkat di bawah dagu. Dadanya membusung saat lidah Soonyoung memutari aerolanya.

"Nghh.. Sshh.. Soon-ahh.."

Jihoon menggelinjang saat jemari panjang Soonyoung mengitari lubang berkerutnya. Membelai bahkan masuk setengah seakan menggoda hingga membuatnya sulit bernapas.

"Ahh.. Mungil."

Lidah Soonyoung menelusuri dari dada hingga menuju pangkal paha. Bagian kesukaannya. Paha besar, putih, dan mulus milik Jihoon menjadi sasaran bibir dan giginya untuk membuat tanda sebanyak mungkin.

Puas dengan hasilnya Soonyoung beralih ke paha sebelahnya. Membuat tanda hingga menuju area selangkangan. Mengecap rasa manis pada kulit Jihoon yang menjadi candunya.

Soonyoung stress akibat film porno yang baru saja ia tonton bersama Vernon. Bukan film porno seutuhnya sih hanya cuplikan kasar dua sejoli yang melakukan seks di kamar mandi. Soonyoung jelas tertarik tapi kan tidak mungkin mengatakan secara gamblang pada si mungil mengenai fantasi barunya.

"Nghh.. Soon.."

Lihat si mungil dan desahannya mampu membuat Soonyoung merasa di awan. Melihat Jihoon dalam keadaan berantakan apalagi seluruh tubuhnya terlihat mengkilap dengan ruam merah kerjaan bibirnya membuat Soonyoung semakin turn on.

"Aku ingin mencoba di kamar mandi, Ji," bisik Soonyoung.

Mencoba peruntungan dan dengan kekuatan napsu Jihoon mengangguk. Membiarkan tangannya mengalung di leher sang dominan membawa mereka menuju kamar mandi.

Soonyoung diam sesaat di depan pintu kamar mandi. Pikirannya beralih pada pelajaran K3 yang ia dapatkan di kampus mengenai bahaya terpeleset di kamar mandi yang dapat menyebabkan geger otak. Kan tidak lucu hanya karna fantasi baru antara ia dan si mungil harus mengalami geger otak.

"Soon?" panggil Jihoon.

"Kita di kasur saja, ya, Mungil."

Jihoon menyerit. Lihat kan Soonyoung itu absurd tapi barangnya besar dan kokoh jadi dimaafkan.

Tanpa basa-basi Soonyoung menyiapkan miliknya di depan lubang Jihoon. Sebelum masuk tangan Jihoon menahan.

"Buka aja kondomnya, Soon."

Soonyoung terdiam. Bukan jijik hanya saja ia tidak ingin mengotori lubang Jihoon dengan cairannya.

Perlahan Soonyoung memasukkan miliknya. Menikmati sensasi benda kesayangannya diremas erat dan ketat oleh lubang berkedut Jihoon. Melihat bagaimana si mungil merem melek menahan sensasi sakit dan geli.

"Ahhhh.. Soon.." desah Jihoon saat milik Soonyoung sepenuhnya masuk.

"Mungil, saat hubungan kita jelas aku berjanji akan melepaskan kondomnya dan membiarkan kita basah bersama di dalam sana."

Jihoon bingung harus bereaksi apa. Kepalanya pening akibat penyatuan mereka di bawah, dan Soonyoung berbisik dengan nada kelewatan lembut hingga hatinya tercubit mengingat status tak jelas mereka.

"Bergerak, Soon-ahh..."

"Nghh... Ahh.. Ahh.."

"Faster please.."

"Moan my name, Mungil.. Egrhh.."

"Soon-ahh.. Soonyoung.."

"Ahh.. Ahh.. Enghhhh.."


























***

Flirty || SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang