14.

117 12 1
                                    

"Hah?!" Wonwoo melempar buku ditangannya. Melepaskan kacamata sebelum memakainya lagi setelah memijat pelipis.

Jeonghan yang tengah memotong kuku hanya diam namun matanya terbelalak. Tak jauh dari sana Seungcheol di depan laptop yang tengah menyusun tesisnya ikut menoleh.

"Kau gila! Lee Jihoon?" Wonwoo melirik mug tehnya kemudian menyiram sisa teh sepercik ke wajah Jihoon.

"Kupikir kalian sudah official," sahut Jeonghan kembali fokus pada kukunya.

"Tunggu sampai Joshua mendengar ini."

"Apa?"

Tepat Joshua muncul dari pintu luar sambil melepas jaketnya dan meletakkan tas diatas sofa.

"Soonyoung pindah ke asrama Jihoon bahkan mereka akan menyewa apartemen!" jawab Wonwoo heboh.

"Kok Jihoon basah?" Joshua dengan lembut meraih tisu diatas meja, bergerak mengusap air di wajah sahabatnya.

"Lalu kenapa?" lanjut Joshua pada Wonwoo.

"Mereka akan sex tiap jam!"

"Hust! Wonwoo!" peringat Jeonghan tanpa menoleh, ia menyelesaikan kuku tangannya kemudian ke kuku kaki.

Joshua menutup mulut kemudian menatap Jihoon. "Kalian belum pacaran?"

Jihoon menggeleng.

"Tuh, kan!"

"Wonwoo!" teriak Jeonghan dan Joshua bersamaan.

"Huft, dia gila." Wonwoo mencebikkan bibirnya sambil bersidekap dada.

"Biar saja, siapa tahu keduanya dapat menjalin hubungan lebih setelah tinggal seatap," ucap Seungcheol. Pria tegap kekar itu menutup laptop berjalan kearah mereka duduk di samping Jeonghan dan menyerahkan tangannya.

Keadaan hening yang terdengar hanya alat penjepit kuku yang tengah memotong kuku jemari Seungcheol.

"Kalian akan jadi apa kalau aneh begini," ucap Wonwoo masih enggan menatap Jihoon.

"Won." Joshua meraih bahu Wonwoo dan mengusapnya.

"Sudah kukatakan Soonyoung itu tidak ada perasaan padanya! Kau hanya dianggap boneka pemuas nafsu! Dia akan bertunangan! Kau dan tunangannya berbeda, Jihoon! Kau tidak bisa hamil! Kau menyakiti arwah ibunya yang menanti cucu bermarga Kwon!"

"Wonwoo hentikan! Ada apa denganmu!" Jeonghan melempar penjepit kuku ke meja kaca di antara mereka.

Jihoon mulai terisak. "Eunbi adiknya. Eunbi sudah memiliki kekasih."

"Yak! Soonyoung lah kekasihnya!"

"Bukan! Seulgi Noona kekasihnya!"

"Kau naif dan tolol!" Wonwoo berteriak sambil melempar bantal sofa hingga menyenggol asbak dan menghamburkan abu rokok pada karpet bulu dibawah meja.

"Choi Wonwoo! Cukup!"

Wonwoo menangis, meringkuk kearah Joshua. Meminta Joshua memeluknya.

"Kau keterlaluan kali ini," ucap Seungcheol.

Jihoon ditenangkan oleh Jeonghan. Tangis Jihoon dan Wonwoo mengisi keheningan.

"Sebaiknya kalian tidak usah bertemu disisa hari ini."

Jeonghan membantu Jihoon bangkit keluar dari apartemen sedangkan Wonwoo dipapah Joshua menuju kamar Seungcheol.

***

Keadaan kamar hening hanya bunyi difuser yang menjadi melodi. Ah, itu difuser baru yang Soonyoung belikan bahkan aromanya mirip seperti parfum Soonyoung.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Flirty || SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang