Soonyoung merasa seperti pria paling brengsek dalam hidup. Rupanya seperti inilah rasa one night stand yang selalu Vernon ucapkan. Selesai seks lalu meninggalkan pasangannya. Soonyoung mencengkram kepalanya. Ucapan Dosen di depan kelas tak ia hiraukan. Ia benar-benar tak tega meninggalkan Jihoon di asrama. Ia harus bertanggung jawab.
Ponselnya bergetar menampilkan notifikasi dengan nomor baru. Soonyoung membukanya.
[Soon-ah bisa belikan aku makanan saat kemari. Aku tidak bisa bergerak. Maaf merepotkan ^^]
Soonyoung tak perlu bertanya siapa yang mengiriminya pesan. Soonyoung segera menjawab dan mengantongi ponselnya. Perlahan menepuk bahu Vernon dan keluar dari kelas melalui pintu belakang.
***
"Ini pesanannya. Selamat menikmati."
Soonyoung membungkuk kecil sambil tersenyum. Menerima ayam cepat saji dan bergegas menuju asrama Jihoon. Pipinya memerah saat menyadari kelakuannya semalam dan bagaimana raut wajah Jihoon dibawah dirinya. Panas dan bergairah.
Soonyoung mengusap wajahnya. Menarik napas dan menghembuskan. Menenangkan diri. Ini adalah karma akibat berbohong pada teman seangkatan demi terkesan keren. Soonyoung benar-benar tidak tahu harus sesulit itu mencari teman hingga mengharuskan ia berbohong.
Soonyoung hampir menekan bel saat sadar Jihoon tak bisa bangkit. Sambil menekan password ia kembali menenangkan debaran dahsyat di dadanya.
"Ji," panggil Soonyoung sambil berjalan menuju kamar.
"WAGHHHHHHH!"
Saat pintu kamar terbuka Jihoon baru keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benang pun. Soonyoung terkejut bukan main, ia segera membanting pintu kamar dan bersandar disana.
Tubuh mungil mulus itu dipenuhi bercak merah bahkan hingga ke pangkal kakinya. Soonyoung mencengkram rambutnya, apa ia seganas itu semalam?
"Soon?" Jihoon membuka pintu. Soonyoung terjatuh di kakinya. "Kenapa?"
Soonyoung berdiri. "Anu.. Maaf!"
Jihoon tertawa sambil menarik lengan Soonyoung. Membiarkan tangan si tinggi memeluk pinggangnya. Membantu Jihoon yang tertatih menuju meja makan.
"Kau sudah melihat semuanya semalam, Soon."
"Tapi, tetap saja," bantah Soonyoung.
"Baiklah, kumaafkan. Tolong ambilkan gelas dan piring."
Soonyoung bangkit. Mencari gelas dan piring sesuai arahan Jihoon dan membawanya kembali. Membiarkan si mungil menyusun makanan dan menuangkan cola ke gelas mereka.
"Tau darimana aku suka ayam dan cola?" Jihoon menggigit ayamnya. Purin Chicken.
"Tidak tahu," jawab Soonyoung. Jujur ia asal beli saja mana tahu makanan cepat saji itu kesukaan si mungil.
"Pinjam ponsel dong."
Soonyoung menyerahkan ponselnya. Toh isinya aman yang tidak aman itu flashdisk merah Mingyu.
"Setidaknya namai kontakku," ujar Jihoon menyerahkan kembali ponsel Soonyoung.
Jihoon fokus pada ayamnya. Soonyoung sendiri hanya sibuk minum sambil memandang Jihoon yang makan dengan lahap. Si mungil lincah sekali memilah tulang dan mengunyah daging ayam.
"Nanti malam mau makan apa?" Jihoon tersedak dan segera meneguk cola.
Soonyoung menyerit kebingungan. Apa ucapannya terdengar aneh? Kenapa Jihoon sampai tersedak hebat seperti itu. Soonyoung entahlah merasa harus menjaga si mungil hingga sembuh dan setelah sembuh apa yang akan terjadi di antara mereka? Entahlah.
"Um ... kupikir Soonyoung tidak akan datang kesini lagi," ucap Jihoon.
"Kenapa?"
Jihoon terdiam. Soonyoung dengan alis bertaut dan rahang mengeras membuatnya bergidik. Sungguh menyeramkan. Jihoon tersenyum membayangkan rencana licik untuk melihat wajah Soonyoung seperti itu lagi.
"Tidak. Hanya saja ... pizza kedengarannya enak," sahut Jihoon riang namun ekspresi Soonyoung tak berubah.
"Pizza? Ji, kamu sudah makan makanan instan, masa mau makan pizza lagi," ucap Soonyoung.
Jihoon mengigit bibir bawahnya. Soonyoung benar-benar perhatian. Demi siapapun Tuhan yang mendengar doanya Jihoon sangat berharap si tinggi ini menjadi miliknya. Jihoon menunduk untuk mengaminkan doanya sendiri, namun Soonyoung salah persepsi dan mengira Jihoon sedih karna ia melarang makan pizza.
"Ji," panggil Soonyoung lembut. Berdiri dari kursi dan berdiri dengan kedua lututnya di samping Jihoon.
Jihoon menoleh. Tuh, kan! Soonyoung nih bikin hatinya gundah. Bingung mau pacaran dulu apa langsung nikah.
"Hum?" Jihoon menyahut sambil mengusap sudut mata memastikan tidak ada air mata yang menggenang.
Soonyoung yang benar-benar mengira Jihoon menangis segera meraih bahu si mungil, mengusapnya lembut. "Boleh, deh, makan pizzanya tapi nanti Soon buatkan nasi goreng kimchi juga ya? Jihoon harus makan nasi."
Boleh tidak berteriak tiba-tiba. Jihoon lemah iman kalo dihadapkan dengan pria selembut Soonyoung. Jihoon mengangguk, menangkup pipi Soonyoung.
"Uji suka nasi!"
Soonyoung terdiam sambil menatap pizza paperoni dan keju yang ia pesan 5 menit lalu. Kemudian menatap Jihoon yang menyantap dengan lahap nasi goreng kimchi 4 porsi yang ia buat. Wajar si mungil gempal sekali apalagi ... mata Soonyoung turun ke paha mulus si mungil yang hanya menggunakan celana pendek. Ah, Soonyoung merasa dirinya
cabul sekali. Jihoon dengan celana pendek dan kaos oblong memang menggoda iman apalagi paha gembil itu terlihat memiliki bercak merah samar di beberapa tempat, namun gambaran Jihoon dengan kemejanya selalu menjadi fantasi paling sempurna. Sepertinya Soonyoung harus meninggalkan beberapa bajunya disini.
"Soonyoung mau?"
Soonyoung menggeleng. Tidak tega meminta makanan di mungil. Jelas sekali Jihoon benar-benar suka nasi.
"Sini a.."
Selain suka nasi si mungil juga keras kepala. Soonyoung terpaksa membuka mulut dan menerima suapan nasi goreng kimchi. Menikmati masakan yang ia buat. Ada untungnya juga sering kalah dalam taruhan memasak di asrama bersama Seokmin dan Jun, kini terbukti masakannya lumayan juga.
"Enak?" tanya Jihoon.
Soonyoung mengangguk. Jelas enak orang yang masak dia. Jihoon tersenyum manis dengan pipi gembil. Soonyoung hanya diam menikmati si mungil yang lahap. Sesekali mengingatkan agar tidak terburu-buru. Toh, Soonyoung tidak akan merampas makanannya kecuali yang makan.
***
En bener-bener gila nulis cerita begini😭😭
En harap sayang-sayangnya En suka yaa. Terutama buat yang luvv sama pairing SOONHOON.Love sayangkuu💙💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirty || SoonHoon
FanfictionDua insan dengan perasaan yang sama namun berbeda cara menyampaikan cinta. Apa yang dapat terjadi jika keduanya bersama? Soonyoung, terkenal sebagai lelaki cabul yang suka 'bungkus' makhluk manis bertemu dengan pujaan hati yang selalu ia damba. Makh...