8.

130 7 0
                                    

Jihoon bangun dengan mata yang terasa berat dan panas. Bangkit dari kasur berjalan keluar kamar hingga menghirup aroma sedap mengguncang cacing diperutnya.

"Soon."

"Iya, Ji," sahut Soonyoung tanpa berbalik.

Jihoon duduk di meja makan sambil menguap. Tangannya mengusap kelopak mata yang terasa berat. Soonyoung datang dengan dua piring berisi pasta carbonara. Menyerahkan sendok dan garpu ditangan Jihoon. Menyediakan air di sisi piring kemudian duduk berhadapan.

Jihoon menyuap sesendok pasta merasakan asin, asam dan gurih. Dengan senyum kecil menyambut tatapan tanya Soonyoung soal masakannya.

"Enyak!"

Soonyoung senyum. Tangannya terulur mengusap pipi Jihoon yang belepotan saus. Ikut menyantap makan malam mereka. Bangga pada diri sendiri dan skill memasak yang mulai terasah dengan baik.

***

"Ayolah, Nyong. Ayo ... Ayo ...."

Soonyoung menutup kedua telinganya menghindari Jun dan Seokmin yang terus merengek ingin mengunjungi club malam yang sempat ia dan Mingyu kunjungi. Bahkan sekarang Vernon ikut bergabung untuk memaksa Soonyoung menemani mereka dengan dalih ia bukan lagi amatir.

"Aduh."

"Kami traktir deh!"

Soonyoung menyesali keputusan dirinya yang tergiur akan tawaran Jun mengenai traktiran kini ia harus menahan jeritan saat seorang gadis dengan payudara berukuran D cup mengusap miliknya ke lengan Soonyoung. Berusaha mengalihkan perhatian dan meminta bantuan, tapi sirkel setan Seokmin, Jun, dan Vernon sudah mabuk berat sambil joget liar. Soonyoung terpaksa mendorong si gadis berkali-kali namun ia tetap memaksa bahkan membuka dua kancing teratas kemeja Soonyoung.

"Noona jangan Noona!" pekik Soonyoung saat tangan gadis itu meraba-raba dadanya untuk membuka kancing yang lain.

"Badanmu bagus. Baumu juga enak.. Ah~"

Soonyoung memejamkan matanya erat saat gadis itu mendesah. Geli dan hampir jijik. Si gadis dengan sangat semangatnya menarik Soonyoung menuju lorong pintu belakang club yang cukup sepi. Mendorong si tinggi ke dinding dan meraba liar seluruh tubuh Soonyoung. Bahkan tangannya sudah membuka 3 kancing lainya.

Soonyoung hanya mampu berdoa sekiranya siapapun dapat menolong dirinya. Ia dilecehkan. Tolong.

"Kamu gak bangun?" Gadis itu mencengkram gundukan dibalik celana.

"Aduh Noona!" Soonyoung ngilu.

"Masa gak bangun? Coba pegang ini." Si gadis membawa tangan Soonyoung menuju payudaranya.

"AGHHHHH!" Soonyoung menjerit heboh sambil memaksa tangannya terlepas dari benda kenyal itu.

"Diremas, Dek."

"AGHHH! Noona sudah Noona! No-- hump!"

Gadis itu menarik leher Soonyoung menunduk dan segera melumat bibir si tinggi.

***

Jihoon mencak-mencak sambil menghentak kaki menuruni anak tangga asramanya. Tadi Joshua menelpon kalau kekasihnya sedang bersama Soonyoung di club Diamond. Dengan wajah kesal sambil menerima helm Jihoon duduk di jok ojek online yang dia pesan.

Si supir ojek cuma bisa mingkem akibat Jihoon yang sepanjang perjalanan misuh bahkan memaki Soonyoung serta Seokmin. Ingin menegur tapi nyali si supir menciut kala Jihoon menggeram kesal akibat lampu merah.

"Ini, Pak, makasih." Jihoon menyerahkan helm serta uang.

"Dek, kembaliannya."

"Ambil aja!"

Si supir mengelus dada. Bersyukur dapat bonus tapi seram juga sama penumpangnya kali ini.

Di depan pintu penjaga berbadan besar menahan Jihoon. Makin kesal ia saat si penjaga mengatakan bahwa mereka membutuhkan kartu identitas sebagai bukti ia sudah cukup usia. Jihoon melemparkan kartu identitasnya lalu masuk begitu saja. Ditengah hiruk pikuk club ia melewati orang-orang bahkan memaki siapapun yang menahan dirinya.

Disana dengan kepala tergeletak di meja bartender dalam keadaan teler. Jihoon kenal sekali sosok Seokmin segera ia hampiri tanpa ba-bi-bu ditariknya kerah kemeja Seokmin lalu mengguncangnya keras.

"Dimana Soonyoung?!"

"Hah?" Seokmin yang kewarasannya sudah diujung tanduk merasa mual akibat terguncang.

"Jawab Seok!"

"Aduh, huek!" Seokmin menutup mulutnya.

Pengunjung lain yang duduk di samping Seokmin bahkan bartender menatap ngeri kearah mereka.

"Aku gak tau.. huek!"

Jihoon menampar Seokmin sekali lalu pergi dari sana. Menelusuri setiap sudut club hingga ke lorong pintu belakang. Disana ia mendengar seseorang mendesah tak nyaman. Dan voila! Soonyoung berada di dekat pintu keluar club dengan seorang gadis berdada besar tengah berciuman.

"Yak! Brengsek!" batin Jihoon. Dengan kaki terhentak ia menghampiri mereka. Tendangan maut pada bawah rusuk ia berikan pada si gadis hingga ciuman mereka terlepas.

"Yak, Jalang! Kalau sange jangan dengan suami orang!" teriak Jihoon. Si gadis cuma bisa meringis sambil memegangi bagian samping perutnya.

Jihoon menarik Soonyoung melalu pintu belakang. Membawa mereka menuju parkiran mobil. Ya, karna terbiasa bahkan Jihoon hapal yang mana mobil Soonyoung diantara banyaknya mobil yang terparkir.

"Kunci!" bentak Jihoon.

Soonyoung yang tipsy menyerit lalu meraba-raba celananya. Setelah dapat ia menyerahkan pada Jihoon. Mereka segera masuk, Soonyoung di kursi penumpang dan Jihoon di kursi pengemudi. Keadaan hening yang terdengar hanya sayup-sayup musik club yang sampai ke parkiran. Jihoon mengusap wajahnya yang memerah, malu akibat berteriak pada si gadis dengan ucapan yang entahlah sangat memalukan. Mau taruh dimana mukanya jika Soonyoung menanyakan hal itu nanti.

Tok.. Tok

Kaca mobil diketuk. Jihoon menurunkannya dan sosok penjaga di depan pintu ada disana dengan senyum kecil sambil menyerahkan kartu identitasnya.

"Senang anda berkunjung, Tuan, hati-hati di jalan."















***

Flirty || SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang