9.

135 9 0
                                    

"Terima kasih, Pak," ucap Jihoon pada security yang membantunya membopong Soonyoung menuju kamarnya yang berada di lantai 4.

Si security senyum saja lalu pamit undur diri. Menoleh kembali pada pintu kamar yang tertutup. Menggeleng maklum pada kelakuan anak muda yang mabuk-mabukan. Bahkan si security tertawa saat mengenang masa mudanya yang sama seperti Jihoon saat meminta bantuan bapak kos untuk menyeretnya menuju kamar. Sayangnya si security sepertinya tidak mengalami hal setelah mabuk dan diseret.

Jihoon mengusap peluhnya. Memasuki kamar mendapati Soonyoung tergeletak begitu saja di kasur. si mungil berjongkok membuka sepatu serta kaus kaki yang dikenakan Soonyoung. Kemudian saat Jihoon hendak melepaskan ikat pinggang tiba-tiba saja Soonyoung terbangun.

"Mungil."

"Hah?!" Jihoon deg-degan setengah mati. Takut dan panik kalau Soonyoung akan bertanya soal ucapannya di club.

"Aku suamimu?"

Demi Seungcheol serta kekayaannya yang berlimpah, Jihoon ingin mati saja rasanya. Kenapa dari sekian juta pertanyaan harus itu yang Soonyoung tanyakan.

"Um.. entahlah spontanitas," jawab Jihoon.

"Hehe.." Soonyoung terkekeh. Kemudian ia menatap penuh minat pada Jihoon yang berada di atasnya. "Aku sih senang saja, Mungil."

Segera saja pipi Jihoon memerah. Tangannya menutupi pipi, malu. Soonyoung makin terkekeh. Menarik tangan Jihoon yang menutupi wajahnya.

"Mungil lucu sekali," ucap Soonyoung dengan deep voice. Menarik pinggang Jihoon hingga si mungil benar-benar berbaring diatasnya.

Mereka berciuman saling mengecap kemudian melumat hingga Jihoon membuka mulutnya Soonyoung segera saja menerobos. Bunyi kecapan basah memenuhi kamar.

"Aku tidak suka Soonyoung disentuh orang lain," bisik Jihoon sensual. Tangannya meraba dada telanjang Soonyoung. Membawa bibirnya mengecup dada bidang dan menelusuri perut kotak-kotak Soonyoung.

"Emhh.."

"Ini semua punya Mungil, kok," balas Soonyoung. Senyum manis saat Jihoon membuka seluruh kancing kemejanya. Bahkan mendesah saat Jihoon memberi tanda pada dada kirinya.

"Soon-ah~ buat aku malam ini."

"I'll you wish, Mungil."

"Soon.. Ahh.. Ahh.."

Dan malam itu mereka tutup dengan saling berbagi kehangatan. Jihoon hanya bisa mendesah pasrah saat titik manisnya dihujami oleh Soonyoung dengan keras dan mantap. Membiarkan mereka saling mengisi hingga jatuh tertidur.

***

Silau matahari menimpa wajah tampan dengan manik sipit. Menguap sebentar sambil mengucek mata lalu segera bangkit menuju sumber aroma lezat yang membuat perutnya bergejolak. Soonyoung keluar kamar menemukan si mungil yang mengenakan kaosnya tampak sibuk di pantry. Soonyoung menghampiri Jihoon lalu meletakkan dagunya pada bahu si mungil. Memeluk pinggang ramping si mungil sambil bergumam.

"Makan apa kita?"

"Aku buatkan teh," jawab Jihoon.

Ting Nong!

Bunyi bel asrama membuat Jihoon melepaskan pelukan Soonyoung. Ia membawa dua gelas teh menuju meja makan.

"Soon-ah, di depan sepertinya sup pengar yang kupesan untukmu," ucap Jihoon.

Soonyoung bergegas saja menuju pintu. Disana seorang gadis dengan masker dan topi menyerahkan sebuah plastik.

"I-ini pesanannya." Si gadis tak bisa tidak menatap tubuh indah Soonyoung dengan 6 kotak keras berjejer disana.

"Ah, terimakasih," ucap Soonyoung.

"Ano, Mas.." Si gadis garuk kepala. Soonyoung menoleh kembali. "Belum dibayar. Sistem CoD tadi."

"Oh, ya, Noona. Ini uangnya sekalian dengan tip. Terima kasih." Jihoon muncul sambil menyerahkan uang.

Si gadis delivery menahan diri agar tidak menjerit heboh pasalnya Soonyoung disana tidak mengenakan atasan dan Jihoon mengenakan kaos kebesaran yang gadis itu percayai adalah kaos si lelaki tinggi. Belum lagi dengan mata tajamnya si gadis dapat melihat samar bercak merah di leher dan paha Jihoon. Demi aplikasi online yang membuatnya mengantarkan makanan kemari si gadis sangat amat bersyukur dan bersumpah akan rajin bekerja.

"A-ah terima kasih. Ba-baiklah. Semoga saling menikmati eh- semoga menikmati jangan lupa order kembali. Permisi!"

Pintu tertutup di depan muka mereka. Soonyoung dan Jihoon kebingungan akibat gerik aneh si gadis delivery. Ck, biarkan saja bukankah semua orang di dunia ini aneh?

"Duduklah, Soon. Biar aku yang siapkan," ucap Jihoon sambil membuka plastik yang membungkus mangkuk besar berisi sup pengar.

Dengan telaten menuangkan sup ke dalam mangkuk serta menyerahkan sendok. Jihoon tersenyum saat memandangi Soonyoung yang tengah sibuk meniup supnya. Menikmati wajah tampan dengan mata sipit itu terlihat menikmati sup.

"Mungil," panggil Soonyoung.

"Hum?"

"Kamu tidak makan?" Jihoon menatap mata Soonyoung yang sudah menatap maniknya. Demi apa ia sedari tadi fokus pada bibir bengkak Soonyoung yang mengecap sup. Otak kotornya berpikir liar membayangkan bibir itu sigap membuat tanda merah di seluruh tubuh telanjangnya.

"Ah, aku makan, Soon," jawab Jihoon. Sedikit ceroboh hingga menumpahkan teh ke taplak meja.

"Kau baik, Ji?"

"Always." -apalagi jika di bawahmu, hehe- tambah Jihoon dalam hati.

***





































Hola sayang-sayangnya En🫂
Gimana hari ini sayang? Good or bad? Ada nangis ngga hari ini? Jangan sedih-sedih yaa sayang. Be happy cause u so pretty.

Ceritanya mulai aneh kata Eh, tapi idenya lagi lancar banget. En juga ada nulis story' lain tapi lagi ngga mood nulis hehe. Tapi baca chat kalian En jadi excited dan ceria lagi😋

Love you, darl. Semoga sehat terus jangan lupa senyum sayang 💙💙

Flirty || SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang