13.

161 4 0
                                    

Buku dipelukannya terjatuh begitu saja akibat tangan yang segera menutup mulut menahan pekikan. Ia diminta senior program studinya untuk datang ke perpus agar membantu sang senior menyusun rancangan kabinet kepengurusan yang baru. Jujur ia dan sang senior dekat akibat hubungan pertunangan yang dilakukan kedua orangtua akibat persahabatan zaman lampau. Kini keduanya dewasa bahkan ia sudah memiliki kekasih dan sang senior setuju saja. Setelah ibu sang senior meninggal, mereka meminta izin dengan hormat kepada orangtuanya agar pertunangan dibatalkan. Kedua orangtuanya setuju dan meminta maaf kepada sang senior akibat paksaan mereka.

Kini ia dan sang senior sangat dekat. Keduanya saling menjaga akibat sama-sama sudah kehilangan sang ibu. Mereka sudah tidak ada hubungan spesial hanya hubungan kakak-adik yang tak tertulis.

Hingga suatu hari ia menguping saat menuju toilet bahwa sang senior tidak hadir kemarin akibat bertengkar dengan kekasihnya. Ia bahagia tentu saja, sang senior yang ia anggap kakak telah menemukan cintanya, namun kalimat lain membuatnya menganga.

"Mereka bukan kekasih hanya partner seks tak lebih."

Dan voila! Ia menemukan sang senior mencumbu seorang senior lain yang sempat ia pergoki keluar dari mobil sang senior dengan tertatih bahkan mengenakan turtle neck diakhir musim panas.

"Enghh.."

"Tahan, Ji."

Jarak mereka hanya 10 meter terhalang meja dengan buku usang menumpuk. Ia hampir menjerit saat sang senior lain dengan tubuh lebih kecil mencicit kesakitan. Keduanya melakukan seks di perpustakaan di siang hari dimana keadaan jam istirahat. Ia segera mengedarkan pandangan memastikan tidak ada cctv di sudut perpustakaan bagian ini.

"Hmpphh.."

"Eghh sebentar lagi."

"Soon-ahh," desah senior lain pelan.

Keduanya selesai. Sang senior membersihkan keadaan sambil menyemprotkan parfum ke udara berharap aroma penyatuan mereka lenyap.

"Kau masih tidak percaya?"

"Hum."

"Hehe ... Maaf, ya."

"Apa Eunbi sudah kemari?"

"Sebentar lagi, Mungil.. Dan satu hal yang harus kau tau kami bukan lagi sepasang tunangan. Kau terlalu percaya pada omongan Jun."

Senior lain tertawa kecil membiarkan sang senior menciumi dirinya gemas. Ia terdiam, memastikan keterkejutan diwajahnya hilang lalu mengambil buku yang jatoh kemudian mundur beberapa langkah berpura-pura baru datang.

"Aduh, tempat apa ini? Nyong Oppa."

"Eunbi-ya disini." sang senior berdiri menyambut dirinya.

Tanpa sadar ia bersemu mengingat kegiatan keduanya namun dengan cerdik agar senior lain tidak curiga ia segera membungkuk.

"Kwon Eunbi, salam kenal Sunbaenim."

Sang senior terkekeh meraih bahunya kemudian membawa menuju kursi di depan mereka. Ia tercekik saat menghirup aroma asing dan parfum khas sang senior disana. Pipinya kembali bersemu namun pura-pura menundukkan kepala.

"Santai saja, Bi-ya. Ini Lee Jihoon anak kesehatan spesialis dokter kandungan semester 5."

"Ji, ini Eunbi adikku. Kami sejurusan, ia menjadi wakil ketua kabinet karna itu kami sering bertemu karna aku wakil ketua sebelumnya banyak berkas kabinet terdahulu yang kusimpan hingga ia sering ke asrama bertemu Seokmin dan Jun untuk meminta berkas."

Penjelasan sang senior membuat ia tak nyaman. Merasa dirinya seakan seorang selingkuhan yang terpergok.

"Salam kenal, Eunbi, tidak usah sungkan." Senior lain memberikan tangannya, ia segera menyambut dengan sopan. Pipinya kembali panas saat merasa jemari mungil itu berkeringat.

"Salam kenal, Sunbae."

"Baiklah, Bi-ya. Ini berkas yang kau perlukan dan buku yang ada di tanganmu adalah buku surat keluar masuk untuk himpunan kita jika bingung tanyakan saja pada Seungkwan karna ia sekertaris kabinet lama, mengerti?"

Ia bergegas mengangguk. Mencatat yang senior ucapkan pada note kecil di ponselnya.

Sebuah map merah sang senior serahkan. "Ini contoh-contoh surat proposal bahkan sponsorship yang kupastikan akan sangat kalian butuhkan sebagai referensi. Ada banyak contoh surat serta rundown untuk acara-acara penting di himpunan yang selalu kita laksanakan."

Ia bergegas mencatat dan ikut memeriksa berkas yang ditunjukkan. Melirik pada senior lain yang tertidur bersandar pada sang senior. Ia terdiam, jaket yang senior lain kenakan adalah jaket sang senior saat masih menjadi anggota baseball pada semester 1.

"Ada lagi yang dibutuhkan? Contoh surat dan kerangka acara ada di flashdisk Seungkwan minta saja padanya, buatkan salinan."

"Nee, Oppa." Ia mengangguk. Tersenyum kecil melihat tangan sang senior meraih pinggang senior lain.

"Aku sepertinya sudah dihubungi Seungkwan Oppa, aku pamit Oppa." Ia bangkit, membungkuk singkat kemudian bergegas pergi. Senyumnya melebar bahkan pipinya ikut memerah mengingat kedua senior tadi.

***

Aula fakultas teknik dipenuhi dekorasi dengan warna hitam dan emas, mereka akan melaksanakan salah satu acara himpunan wajib yaitu malam keakraban. Eunbi berdiri disamping ketuanya, Karina, mereka memantau anggota perlengkapan serta dekorasi yang bekerja. Eunbi sesekali memberitahu Karina tentang keresahan anggota lain dalam grup chat. Karina menyahut dan Eunbi mengetiknya sebagai balasan di grup.

Anggota yang bertugas tiba-tiba membungkuk. Karina serta Eunbi menoleh kearah pintu masuk disana senior-senior mereka datang sekedar melihat progress bahkan siap membantu.

"Hai, Bu Ketua, bagaimana butuh bantuan?" tanya Seokmin.

"Ani, Oppa. Semua aman. Maaf tidak bisa menjamu karna anggota konsumsi masih di pasar untuk konsumsi besok malam," jawab Karina.

"Santai saja. Nanti Seungkwan datang bersama anggota keamanan untuk membawakan kalian camilan. Jangan terlalu lelah, oke?" ucap Jun lembut.

Adik tingkat disana segera mengucapkan terimakasih kepada mantan ketua himpunan.

Eunbi diam saja matanya melirik pada senior dari prodi dokter kandungan di sisi Soonyoung yang tampak dipeluk erat.

"Lee Jihoon Sunbaenim," sapa Eunbi sambil membungkuk.

"Hai, Eunbi," sapa senior kandungan itu kembali.

Karina dan yang lain ikut menyapa. Walau bukan satu fakultas namun mereka diterapkan ramah dan sopan kepada siapapun.

"Kalian kembali lanjutkan, jangan pulang terlalu larut. Ingat yang wanita tidak boleh berkendara sendirian."

"Nee, Jun Oppa!"

Eunbi dalam senyumnya melirik senior kandungan yang terkekeh melihat mereka.















***























Hoaaam! Hola amigos! Hai sayang-sayangnya En! Hai yang cantik dan manis hari ini!

Apa kabar sayang? En sudah beres KKN nya, yeaaay! Ada yang KKN juga? Atau lagi kerja? Kuliah? SMA? SMP? Waduuh kalau SD, En bener-bener ngga nyangka sich!

Cerita ini bentar lagi En. Karna En sekalian rangkap cerita yang lain. Doakan En tidak sering-sering writer block. Jujur aja sangat letih😭

Makasih ya sayang-sayangnya En yang sudah promote cerita En yang ngga jelas ini ke teman-temannya. Love you sayang💙

Enjoy the day. Selalu senyum dan bahagia sayang💙

Flirty || SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang