12.

122 5 0
                                    

Alarm belum berbunyi namun saat ia menoleh sudah menunjukkan pukul 10 pagi. Ah, sepertinya ia akan bolos hari ini. Bagian belakangnya sakit. Perlahan bangkit dan menemukan ponselnya dalam keadaan tercharge diatas meja belajar. Disana ada notifikasi puluhan chat dan ribuan panggilan tak terjawab dari Wonwoo, Jeonghan, Joshua bahkan Seokmin dan Mingyu.

[Aku baik. Tolong isikan absenku ^^]

Pesannya segera dibaca. Jeonghan membalas dengan emot jempol dan hati. Joshua hanya membaca dan Wonwoo segera menelpon.

'Ji.'

"Hm?"

'Kau baik? Kau seharian menghilang. Aku khawatir. Kau tahu Joshua tidak berhenti menangis bahkan Jeonghan dan Seungcheol menuju asramamu tapi kau seakan tidak ada disana.'

Jihoon ingin membalas tapi tenggorokannya sakit.

"Hm."

'Ji? Baiklah sepertinya kau masih butuh waktu. Aku akan kirimkan makan ke asramamu, oke? Jangan menolak. Makanlah yang banyak. Nanti aku pesankan cola juga. Kami mencintaimu.'

Sambungan berakhir. Jihoon tersenyum. Meletakkan ponselnya dan berjalan menuju kamar mandi dalam perjalanan ia dapat melihat ruang depan karna pintu kamarnya yang rusak. Disana bersih dan terang.

Selesai mandi Jihoon memakai baju kesukaannya, kaos dan celana pendek. Tertatih menuju ruang depan. Disana baik-baik saja walau televisi masih retak, mustahil jika televisi tiba-tiba baik karna Soonyoung bukan penyihir. Ngomong-ngomong Soonyoung, pria itu berdiri di pantry lalu berbalik membawa dua cangkir teh menuju Jihoon. Dengan senyum manis Soonyoung menyerahkan salah satu cangkir pada Jihoon.

"Tehmu." Soonyoung meraih pinggang Jihoon. Perlahan membawa mereka menuju sofa. Tidak bisa duduk di meja makan sebab meja disana hancur karna terbuat dari kaca. Jihoon ingat ia menghancurkan meja menggunakan vas besar hingga banyak pecahan kaca diseluruh lantai.

"Siap bercerita?" tanya Soonyoung. Bibir tipis pria itu mengecup seluruh wajah Jihoon hingga berakhir lama di bibir.

Jihoon meletakkan gelasnya di meja kayu depan sofa. Beruntung meja itu selamat dari amukannya. Menahan tengkuk Soonyoung dan mulai membalas ciuman. Menikmati bibir mereka saling mengecap. Jihoon suka saat lidah Soonyoung mulai menjelajahi isi mulutnya. Ia merasa penuh.

"Nghhh.."

Soonyoung memeluk pinggang Jihoon. Membiarkan si mungil memimpin cumbuan panas mereka kali ini. Merasakan saliva mereka bercampur lalu mengalir di dagu.

"Ahh.. Emphh.. Eunghh!" Jihoon meraup bibir Soonyoung tak sabaran. Entah kerasukan apa, ia yang memulainya kali ini.

Ciuman mereka terlepas dengan jembatan saliva yang tercipta. Perlahan mendorong Soonyoung hingga bersandar pada handbar sambil mengangkat bajunya hingga keatas dagu.

"Soon-ahh.. hisap." Jihoon menyodorkan putingnya kearah bibir Soonyoung.

"Eughh! Ahh.. Ahh!" Jihoon menggelinjang geli saat Soonyoung mengigit kecil putingnya lalu memutari aerola dan menghisapnya keras begitupun pada puting sebelah.

Jihoon menjambak rambut Soonyoung, menekan kepala pria sipit itu pada dadanya. Tangan Jihoon menyusuri hingga ke bawah menekan gundukan keras diantara kaki Soonyoung.

"Erghh.. Ji," geram Soonyoung.

"Eumhh hisap Soon." Jihoon kembali menyerahkan putingnya.

Soonyoung mengikuti Jihoon. Membiarkan jemari mungil di bawah sana mulai membuka resleting dan menyentuh miliknya. Meremas dan mengocoknya.

"Eughh! Ahh.. Ahh.." Jihoon mendorong kepala Soonyoung. Berdiri dengan lututnya sambil membuka baju serta melepaskan celananya.

Soonyoung merasa semakin panas dan terbakar. Gairahnya memuncak. Jihoon memasukkan dua jarinya ke dalam mulut mengecap layaknya permen dan tangan yang lain mengusap puting yang sudah membengkak. Setelah jarinya basah Jihoon berbalik menungging sedikit memperlihatkan lubangnya pada Soonyoung. Menoleh tepat ke arah mata Soonyoung sambil memasukkan jarinya.

"Akh! Soon-ahh.. Eumhh faster! Ahh.."

Jihoon menggerakkan sembarang jarinya hingga bunyi becek terdengar nyaring. Kemudian mundur hingga bokongnya menyentuh perut keras Soonyoung, menggesek bokongnya disana sambil mendesah keras. Jihoon semakin mundur hingga bokongnya berada tepat di depan wajah Soonyoung.

"Eughh! Ahh.. Akh! Soon!"

Soonyoung menghisap keras lubang berkedut di depan matanya. Posisi 69 yang mereka lakukan, saling memanjakan. Jihoon memasukkan milik Soonyoung ke dalam mulutnya terus hingga menyentuh kerongkongan menghisap kuat, menjilat, bahkan mengigit kecil.

Tubuh Soonyoung bergetar. Lidahnya menjilat pipi bokong Jihoon dengan tangannya membuka belahan dan menusukkan lidahnya ke dalam lubang berkedut, seketika lidahnya panas dan teremat kuat.

"Akh! Eughh.. Ahh.. Nghh!" Jihoon bergerak kegelian.

Soonyoung terus melakukannya bahkan membuat tanda di sekitaran sana. Menenggelamkan wajahnya di bokong Jihoon sambil menghisap twins ball Jihoon.

Jihoon bergetar, ia keluar di dada Soonyoung. Perlahan beringsut mengembalikan posisi mereka menjadi berhadapan. Menduduki perut Soonyoung, dengan bokongnya meratakan sperma yang tercecer. Menunduk menjilati cairannya sendiri.

"Kamu masuk ya, Soon."

Setelah mendapat anggukan Jihoon membawa milik Soonyoung menuju lubangnya kemudian menyentak. Mereka sama-sama mendesah. Jihoon mengalungkan lengannya pada leher Soonyoung. Mereka kembali berciuman. Jihoon bergerak dibantu Soonyoung dengan memegangi pinggulnya.

"Eunghh.. Ahh.. Ahh!"

"Ji-ahh.."

"Ahh! Soon.."

Jihoon mengetatkan lubangnya saat milik Soonyoung dirasa berkedut. Memberi hentakan terakhir sebelum Soonyoung lepas dan ia menyusul.

Perut Jihoon hangat hampir panas sebagian sperma meleleh di pahanya. Soonyoung membawa Jihoon berbaring mengangkat paha Jihoon, menghisap jejak sperma yang ada.

"Soon di dalam lagi."

Soonyoung mengangguk. Kembali melakukan aktivitas mereka. Saling mendesah dan berciuman. Sofa sudah sangat basah akibat cairan namun mereka belum berhenti hingga Jihoon jatuh pingsan dan matahari menuruni singgasana.


















***

Flirty || SoonHoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang